Happy Reading
💕
***
Vania sedang berlari-lari kecil mengitari taman dengan earphone yang setia menemaninya pagi ini.
Niat hati ingin lari pagi bersama Rasya, tapi sepertinya Rasya terlalu kelelahan setelah acara semalam sampai sudah beberapa kali di bangunkan tapi tetap saja ia tidak bergeming.
Sampai akhirnya Vania memutuskan untuk melakukan lari pagi sendirian di sini, walau ini bukan daerah tempat tinggalnya, Vania merasa ini tidak jauh beda dengan di sana.
Suasana taman masih sangat sepi saat pertama kali Vania sampai di sana, bahkan masih ada sedikit kabut yang menganggu pandangan, Vania berlari dengan dengan terus bersenandung mengikuti alunan lagu yang ia dengarkan di earphone nya.
Dari jauh Rasya tersenyum melihat Vania yang tengah berlari mengitari taman sembari menyilangkan tangannya di dada dan menyandarkan dirinya di sebuah batang pohon yang cukup besar.
"Hai." Ucap seseorang pria mengagetkan Vania. Vania langsung melepaskan earphone nya sambil terus berlari pelan.
Rasya yang melihat itu dari jauh mengubah posisinya hendak menyusul Vania, tapi ia urungkan, karena ingin melihat apa yang akan mereka lakukan.
"Sendirian aja." Ucapnya, Vania tidak menggubris. Ia terus berlari meninggalkan pria itu dan memasang kembali earphone di telinganya.
Pria itu terus mengekor Vania bahkan terkadang menyusul Vania dan berlari mundur di depan Vania.
Tapi Vania sama sekali tidak memperdulikannya dan terus saja berlari. Terlihat senyum kecil di bibir Rasya.
"Gue Aldo, lo anak komplek sini, kok gue baru liat, lo baru pindah ya?" Tanyanya, Vania tidak bergeming dia hanya diam dan memutar malas bola matanya.
Walau menggunakan earphone Vania masih bisa mendengar ucapan pria itu karena ia memutar lagu dengan suara yang tidak begitu keras.
Dari jauh Rasya hanya memperhatikan mereka berdua dengan sesekali tersenyum karena sikap cuek Vania pada Aldo. Rasya kenal pria itu, dia teman sekolah Rasya dulu, namun tidak begitu akrab dengan Aldo.
Bagi Rasya, Aldo tidak bisa di jadikan teman. Dia membawa pengaruh buruk untuknya, terakhir kali Aldo mengajaknya ke club dengan mendatangkan perempuan-perempuan sexy untuk melayani mereka.
Dari sana Rasya mulai tidak menyukai Aldo. Dan begitupun dengan Vania, seperti nya Vania pun tidak menyukainya.
"Hei gue ngomong sama lo, jawab dong." Ucap Aldo sambil memegang tangan Vania.
"Gak usah pegang-pegang, lo siapa sih, ganggu aja." Ucap Vania kesal.
Dari jauh Rasya sudah tak tahan melihat kelakuan Aldo akhirnya bangkit dan mulai berjalan menghampiri mereka.
"Gue Aldo, gue mau kenalan sama lo." Jelasnya
"Ngga penting, mending lo pergi." Usir Vania.
"Kok gitu sih cantik." Rayunya sampai hendak memegang dagu Vania, dengan cepat Vania memundurkan wajahnya sampai tangan Aldo tidak berhasil mengenai wajahnya.
"Jijik banget sih." Ucap Vania.
"Ayolah cantik." Ucapnya.
"Sayang." Teriak Rasya. Spontan Vania langsung melihat ke arah suara dan langsung melambaikan tangannya.
Vania langsung berlari ke arah Rasya meninggalkan Aldo yang masih terdiam.
"Hai Do, apa kabar." Ucap Rasya sembari merangkul Vania dan berjalan mendekat ke arah Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...