MPB'77

1.6K 115 13
                                    

Happy Reading
💕
***

 




"Princess.."

Saat ini Rasya berada di kamar Vania, membaringkan tubuhnya di tempat tidur milik Vania.

Setelah acara malam itu, Rasya sudah menjadi CEO di Axsa Corp membantu Tonny. Ia pun sudah tampak sibuk dengan rapat-rapat yang sudah memenuhi jadwalnya.

"Iya."

Vania sedang sibuk dengan laptopnya dan buku-buku pelajaran di hadapannya, ia mulai di sibukkan dengan latihan-latihan untuk ujiannya nanti.

"Besok aku ada rapat ke luar negeri gantiin Ayah."

Ucapan Rasya seketika menghentikan tarian jari Vania di atas keyboard.

"Luar negeri? Kemana? Berapa lama?" Vania mulai cemberut.

"Belanda." Ucap Rasya sembari memainkan boneka milik Vania.

"Jauh banget, berapa lama?"

"10 hari." Mata Vania langsung membulat.

"10 hari? lama banget Rasyaa, ..." Rengek Vania.

Vania pun bangkit dan langsung duduk di samping Rasya yang masih terbaring di atas tempat tidur.

"Gimna? Boleh ngga?" Rasya membenarkan posisinya duduk di samping Vania.

Vania berfikir sebentar, kalau dia ngga ngizinin pasti dia kesusahan, tapi kan ini emang kerjaannya dia. Tanggung jawab dia.

"Ya masa ngga ngebolehin, itu kan tanggung jawab kamu, tapi lama banget ihh, aku pasti kangen banget." Rengek Vania.

"Aku juga pasti kangen banget sama kamu." Rasya mencubut hidung Vania.

"Jangan ganjen sama bule." Ucap Vania.

"Iya sayang." Rasya merengkuh tubuh Vania, lama sekali Vania ada di dalam pelukannya.
***



Esoknya Rasya pun berangkat dengan di antar Oma dan Vania ke bandara, Vania tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan menangis di pelukan Rasya, dengan berat hati Vania melepas kepergian Rasya ke Belanda.

Beberapa hari setelahnya Vania di sibukkan dengan jadwal sekolahnya yang semakin padat, bahkan tak ada waktu baginya untuk beristirahat bahkan malam hari sekalipun, karena ia juga harus menyiapkan presentasi untuk Alexa Corporation esok harinya.

"Oma, Vania ke kantor dulu ya, ada berkas yang mesti di urus." Ucap Vania yang berjalan cepat ke arah Oma kemudian mencium pipi Oma.

"Loh ngga sekolah?"

"Gurunya rapat Oma buat persiapan ujian angkatan Vania katanya." Oma pun mengangguk

"Ya udah Vania berangkat ya Oma."

"Jangan capek-capek sayang."

"Iya Oma."

Vania pun keluar meninggalkan Oma yang sedang sibuk merajut, Oma hanya menggeleng-geleng melihat kelakuan Vania.
***




"Pak kami sudah menemukannya."

"Habisi dia!."

Tuutt

Tutt

Tutt
***




"Miss ini berkasnya."

Niken menyerahkan beberapa dokumen ke ruangan Vania, Vania masih fokus membaca beberapa dokumen yang ada di tangannya

"Niken hubungi VIS Corp dan Harold Corp, dokumen mereka tidak lengkap." Vania menyerahkan beberapa dokumen pada Niken yang di jawab dengan anggukan lalu pergi meninggalkan Vania.




Drrt


Drrt


Drrt




"Halo." Vania mengangkat telfon tanpa melihat nama pada layar telefon siapa lawan bicaranya.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang