MPB'84

1.8K 99 4
                                    

Happy Reading
💕
***







Tony terlihat sangat marah, mata dan wajahnya terlihat memerah menahan amarah, bahkan dadanya tampak naik dan turun dengan nafas yang memburu.

Seketika Tony mengangkat tangannya ke arah Vania karena ia tak terima dengan perkataan Vania, Vania hanya menatap Tony dalam-dalam tanpa berniat untuk berpindah tempat dari hadapan Tony.

Semua orang tampak langsung terbelalak melihat kejadian itu, dan beberapa orang berusaha maju untuk menghentikan apa yang akan Tony lakukan, namun sebelum tangan Tony benar-benar sampai di pipi Vania sebuah tangan berhasil menahan tangan Tony.

Tony dan Vania tampak terkejut, Tony langsung menatap orang itu dengan tajam, sedangkan Vania menoleh dengan bingung menatap wajah yang sama-sama menatap dengan marah.

"Apa yang Papa lakukan!" Teriak Rasya.

Tampak semua orang di sana menghela nafas lega mengetahui Vania tidak sampai benar-benar di tampar oleh Tony.

"Devan? Apa yang kamu lakukan di sini, ini bukan urusan kamu, lepas!" Teriak Tony yang langsung menghempaskan tangan Rasya.

"Bukan urusan aku? Papa jelas-jelas mau tampar dia, Papa bilang bukan urusan aku?" Ucap Rasya.

"Memang siapa dia? Kenapa kamu begitu membela dia di bandingkan Papa mu sendiri!" Teriak Tony.

"Lebih baik Anda tinggalkan kantor ini sekarang juga, Anda sudah sangat menganggu, Tuan Tony." Ucap Vania.

"Diam kamu!" Bentak Tony.

"Bukankah seharusnya Anda yang diam? Anda sudah menganggu karyawan di sini, karena Anda pekerjaan mereka terhenti." Ucap Vania.

"Ini kantor saya, terserah saya akan melakukan apa di sini, itu hak saya."




Prangggg




Tony menghempas barang-barang yang ada di salah satu meja di dekatnya membuat  semua berkas dan beberapa barang elektronik berhamburan di lantai.

"Pah!" Teriak Rasya.

Vania hanya menghela nafas berat.

"Selagi kesabaran saya masih ada untuk Anda, silakan Anda angkat kaki dari sini Tuan Tony, sebelum saya panggil pihak berwajib dan melaporkan anda atas perusakan properti kantor dan menganggu ketenangan seluruh karyawan."

"Kamu siapa Ha? Berani mengancam saya, kamu bukan siapa-siapa."

"Saya pemilik Alexa Corporation yang sah secara hukum, apa kurang jelas?"

"Orang seperti apa kamu sampai ibu saya sangat percaya?"

"Pah udah, mending Papa pergi." Ucap Rasya.

"Saya Papa kamu, dia siapa sampai kamu bela sebegininya?"

"Papa mau tau siapa dia?" Tanya Rasya.

"Memang dia siapa?" Ucap Tony dengan entengnya.

Rasya dan Vania tampak menghela nafas berat.

"Dia Devania Arasya Alexander, tunangan Devan dan calon istri Devan, sekaligus pemilik sah Alexa Corporation dan cabang-cabangnya." Rasya begitu menekankan setiap kata-katanya.

"Vania? Papa fikir, ..." Tony begitu terkejut, Vania hanya menatap Tony tanpa ekspresi.

Dengan tampilan Vania saat ini orang lain tak akan mengenalinya sebagai Vania seorang siswi di Alexa HS.

"Jadi kamu yang udah ambil semua milik saya?" Tanya Tony.

"Saya sudah sayang sama kamu Vania, kenapa Ibu lebih percaya sama kamu yang hanya anak pungut. " Ucap Tony.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang