MPB'58

2.1K 99 7
                                    

Happy Reading
💕
***







Rasya mengerjapkan mata saat ponsel di atas nakas bergetar dan membunyikan alarm pagi ini, Rasya terkesiap saat menyadari Vania tidak ada di tempat tidur Rasya mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar.

Rasya bangkit menuju kamar mandi dan mengetuk pintu di sana sembari memanggil nama Vania beberapa kali, namun tidak aja jawaban, saat Rasya buka kamar mandi itu kosong.

Rasya langsung berjalan ke menuju pintu keluar.




Ceklek




Duhhhh




Pekik Vania yang saat itu masuk sembari membawa nampan berisi makanan dan susu, sontak Rasya langsung memundurkan dirinya, dan memegangi nampan yang hampir terjatuh.

"Kamu kenapa si, kalau tumpah gimana?" Keluh Vania.




Fiuhhhhh




Rasya menghela nafas berat.

"Kenapa? ayo mandi, udah siang, ngga akan sekolah, hari ini pertandingan kan." Ucap Vania sembari menaruh nampan di atas nakas.

"Cantik." Ucap Rasya saat melihat Vania yang sedang bercermin sembari merapihkan rambutnya dan menyelipkan pita biru kecil di rambutnya. Vania tersenyum kecil.

"Obatnya udah di minum?" Tanya Rasya.

Vania menerawang, kemudian menggeleng.

"Obatnya dimana?" Tanya Vania.

"Hmmmm, bilang aja mau aku yang ambilin." Ucap Rasya sembari mencubit hidung Vania.

Rasya berjalan ke arah lemari Vania dan mengambil beberapa obat di sana, mengambil segelas air di atas nampan dan memberikannya pada Vania.

"Itu minum kamu." Ucap Vania.

"Ngga papa, nanti aku bisa ambil lagi." Vania tersenyum.

Dengan cepat Vania langsung Meminumnya.

"Makannya mau di sini apa di kamar kamu?" Tanya Vania.

"Di sini aja, aku ke kamar dulu, siap-siap, nanti kesini lagi oke."

"RASYAAA, !!!" Vania memekik karena Rasya mengacak-acak rambutnya dan berlari kecil keluar kamar Vania sembari tertawa, Vania hanya cemberut memegangi kepalanya.

Tak lama Rasya pun kembali dengan pakaian yang sudah rapih, Vania duduk di atas sofa yang masih ada di sebelah tempat tidur Vania sembari memainkan laptopnya.

Rasya pun duduk di samping Vania sembari mulai makan makanan yang di bawa Vania dan sesekali menyuapi Vania yang sedang fokus pada laptopnya kemudian tertawa karena Vania terus membuka mulutnya saat sendok menghampiri mulutnya.

"Udah siang, yuk." Ajak Rasya.

"Gendong." Vania mengulurkan tangannya. Rasya mengangkat sebelah alisnya.

"Perut aku penuh, kamu masukin mulu, ga bisa jalan." Rengek Vania.

"Ngaruh emang Yang?" Vania menerawang.

"Ngaruh, ... Cepetan, nanti telat." Ucap Vania.

Rasya berjongkok memunggungi Vania, Vania pun langsung naik ke punggung Rasya.

"Aduh Yang, kamu berat ya sekarang." Ucap Rasya setelah berhasil mengangkat tubuh Vania.

Rasya pun mulai berjalan ke luar kamar Vania dan perlahan menuruni tangga.

"Ih Rasya resek banget, aku ngga seberat itu, timbangan aku ngga naik kok." Ucap Vania sembari cemberut.

"Ngga naik gimana, orang nambah itu nasi sepiring." Ledek Rasya.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang