MPB'56

2.1K 100 1
                                    

Happy Reading
💕
***




Drt

Drt

Drt





-PrincessDVN💕

"Loh Vania telefon"




Klek




Tutt

Tuttt

Tutt




"Mati." Rasya menatap laya ponselnya yang kini sudah tidak nampak panggilan masuk dari Vania.

Rasya mencoba untuk menghubungi Vania.




Klik




Ting




Belum sempat ponsel sampai di telinganya 1 pesan masuk ke ponselnya.




-PrincessDVN💕
'Ke taman.'




Tanpa aba-aba Rasya langsung menuju ke taman tengah kota, Rasya tau Vania sangat menyukai tempat itu hanya untuk sekedar diam atau melihat orang dan kendaraan yang lalu lalang di sana.

Rasya menembus kepadatan kota sore ini, langit sudah mulai menggelap, matahari sudah akan pulang ke peraduan.

"Kamu pasti lihat langit itu kan?" Ucap Rasya.

Rasya menancap gas mempercepat lajunya menuju taman kota.

Sesampainya di sana taman kota terlihat ramai, kendaraan bermotor tampak memenuhi parkiran, begitu pun orang-orang yang lalu lalang.

Rasya menyapu barisan kendaraan bermotor sampai matanya tertuju pada satu kendaraan yang ia sangat hafal itu milik Vania, dan Pak Dodi berdiri tepat di samping pintu supir.

Rasya menghampiri Pak Dodi.

"Pak, Vania dimana?"

"Itu Den, di ayunan tengah taman." Pak Dodi menunjuk seorang di depan sana.

Terlihat seorang gadis sedang duduk di atas ayunan dengan dress biru dan rambut tergerai yang beberapa kali tersapu angin sore ini, dan terlihat senyum di bibirnya pun mengembang saat ayunan itu melambung tinggi.

Senyum Rasya mengembang, ia berjalan menghampiri Vania.

"Ayo kamu pasti bisa." Ucap Vania.

Rasya mengernyitkan alisnya.

Terlihat Vania tengah berbicara pada seorang gadis kecil yang juga sedang duduk di atas ayunan tepat di samping Vania.

"Kakak, kaki aku ngga sampai." Rengek gadis itu.

"Sini kakak bantu." Ucap Rasya sembari mendirong pelan ayunan milik gadis kecil itu.




Woaaaaaaaaaaa




Gadis itu bersorak senang.

"Kakak, aku terbang tinggi, aku bisa liat teras rumah ku." Soraknya.

Vania tersenyum senang melihat keceriaan terpancar di wajah gadis kecil itu.

"Kakak ayo lebih tinggi lagi." Pintanya.

"Oke, pegangan yang erat." Ucap Rasya.





Wusshhh





Ayunan itu melambung sangat tinggi, gadis kecil itu bersorak semakin kencang, tawanya begitu menggema memenuhi keheningan taman sore ini.

"Kakak langitnya jadi deket." Celotehnya.

Gadis itu tertawa dengan riangnya, dengan Rasya yang terus mendorong ayunan gadis itu sambil beberapa kali memperingatkan gadis itu untuk lebih mengencangkan pegangannya dan jangan sampai di lepas.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang