MPB'76

1.7K 128 8
                                    

Happy Reading
💕
***






Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, seperti baru kemarin Vania selalu mengeluh tentang setiap waktu yang tak pernah Rasya miliki untuknya, dan tak lama lagi giliran Vania yang mungkin akan tak punya banyak waktu untuk Rasya.

Laras dan Lisa masih saja terus menganggu Vania, tak ada celah sedikit pun untuk mereka berhenti menganggu Vania, dari mulai menaruh tas Vania di pohon, di balas dengan semua pakaian Laras dan Lisa yang tergantung di pohon pada saat jam olahraga, aksi guyur mengguyur di balas Vania dengan Laras dan Lisa yang di guyur air sisa pembuangan dan membuat mereka di tertawakan seluruh sekolah dan berbagai hal yang sepertinya tak ada hentinya mereka lakukan yang terkadang saling balas, atau Vania hanya menerima perbuatannya dan menghela nafas saja.

Vania menikmati masa-masa itu, walau terkadang hal itu sangat membuatnya kesal dan mengikis habis kesabaran yang ia miliki.

Namun ia menikmati saat-saat seperti itu, masa-masa yang sama sekali tak akan terulang untuk kedua kalinya.

Besok malam adalah Promnight untuk murid kelas 3 atas perayaan kelulusan mereka. Malam terakhir mereka berkumpul bersama dengan teman-teman satu angkatan mereka sebelum mereka memilih jalan hidup mereka masing-masing setelah ini.

Bukan hanya senior mereka bahkan jika mau seluruh angkatan boleh saja hadir untuk meramaikan, dengan pemeran utamanya tetap senior mereka.

"Mau datang bersamaku Princess." Tanya Rasya yang saat ini ada di kamar Vania, sedangkan Vania sedang duduk di meja belajarnya.

"Kemana?" Tanya Vania sembari terus fokus pada laptopnya tanpa menoleh pada Rasya.

"Ke promnight sayang." Ucap Rasya sembari menjatuhlan tubuhnya di atas sofa.

"Mesti sama aku?" Tanya Vania. Rasya pun langsung bangkit dan menatap Vania.

"Iya dong kamu kan tunangan aku, masa aku dateng sama orang lain, lagian Oma juga besok kesana kok." Ucap Rasya.

"Oma? Tumben?" Ucap Vania.

"Loh setiap acara kaya gini Oma dateng kok buat ngelepas kita-kita." Vania hanya mengangguk-angguk.

"Iya deh." Ucap Vania.

"Terimakasih sayang." Rasya pun bangkit dan mengacak rambut Vania, Vania hanya menutupi kepalanya dan menampakan raut wajah kesal pada Rasya.

Sedangkan Rasya hanya tertawa kemudian meninggalkan kamar Vania.
***





Vania sudah siap dengan dirinya, menggunakan dress biru selutut dengan bunga kecil di salah satu pundaknya, rambut ikalnya dibiarkan tergerai dengan indah, dengan pita kecil warna senada di selipkan di rambutnya, sepatu dengan warna senada, polesan tipis yang membuatnya tampak menawan sampai dia terus melihat pantulan dirinya di cermin.




Tok

Tok

Tok




"Non, Den Rasya nunggu di bawah." Ucap Bi Minah

"Iya Bi, makasih."

Vania pun keluar kamar, perlahan menuruni tangga. Rasya tampak gagah dengan toksedo yang terlihat sangat pas di badannya.

"Cantiknya My Princess." Goda Rasya.

"Tampannya My Prince." Vania balik menggoda Rasya sehingga mereka berdua pun tertawa.

"Yuk berangkat." Ajak Rasya.

"Oma gimana?"

"Nanti Oma nyusul sama Pak Dodi. ." Vania hanya mengangguk.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang