Happy Reading
💕
***Vania pun telah kembali ke lapangan, bergabung bersama teman-temannya, wajahnya terlihat ceria, dari jauh Rasya terus memperhatikannya, tersemat garis di bibirnya mengetahui hal itu.
Tak lama kedua tim mulai memasuki lapangan, di sambut sorak sorai dari pendukung kedua tim.
"ALEXA!""KENCANA!"
Teriak masing-masing pendukung.Kedua tim sudah berdiri berbaris di lapangan, koin pun sudah di lemparkan untuk menentukan posisi lapangan dari masing-mading tim, setelahnya mereka pun saling bersalaman.
Kedua kapten langsung berdiri di tengah lapangan, dan anggota yang lain langsung menyebar ke posisinya masing-masing.
PritPritt
Priittttt (gimana sih suara peluit wkwk)
Permainan pun di mulai.Bola di lambungkan ke udara, kedua kapten langsung berusaha merebut bola di udara.
Sorak sorai penonton semakin riuh saat Rasya berhasil mendapatkan bola.
1 bola berhasil masuk ke dalam ring, sorak sorai siswa Alexa semakin riuh, Vania hanya bertepuk tangan dan tersenyum kecil.
Terlihat semua temannya begitu bersemangat, bahkan Laras dan Lisa yang ada di pinggir lapangan sebagai panitia, terlihat juga Aldo yang menyandarkan dirinya di sebuah tiang di salah satu lorong.
Beberapa kali Aldo melihat ke arah Vania, Vania yang menyadarinya berusaha hanya fokus ke arah Rasya, walau ekor matanya masih bisa melihat Aldo yang terus memandangnya.
Wooaaaaaaaa
Sorak semua orang saat 1 bola masuk beriringan dari kedua tim, suasana semakin riuh karena skor keduanya yang saling susul.Kedua tim pun terlihat begitu bersemangat, sesekali Rasya melirik ke arah Vania di sela pertandingannya dan di balas senyum oleh Vania.
AyoAyo
Ayooooo
Teriak suporter keduanya ketika pertandingan pertama sudah mencapai detik-detik akhir, skor dari keduanya hanya berbeda beberapa angka, sejauh ini Alexa memimpin 3 angka di banding kencana.Jika Kencana bisa mencetak tree point sebelum babak ini selesai bisa di pastikan babak kali ini di pastikan seri.
Namun sepertinya dewi fortuna masih memihak pada Alexa, kerjasama antara Haikal dan Amar memberikan angka lagi Untuk Alexa.
Bila pun masuk dengan mulus ke dalam ring.
Ngiinggggggggg
Seketika bunyi melengking begitu menusuk pendengaran Vania dan membuatnya menutup telinga.Suara dentingan bola yang memasuki ring terasa begitu menusuk.
Pandangannya buram sesaat, saat ia menyesuaikan kembali semua orang masih terlihat sangat bersemangat, tapi suara mereka semua tak bisa Vania dengar.
Suara melengking itu masih memenuhi telinganya, Ia masih berusaha tersenyum saat pandangan Rasya bertemu dengan pandangannya.
Saat pandangannya sampai di depan gerbang, ia melihat sosok Harrish berdiri di sana bersama bbrapa BD Berpakaian hitam.
Wajah Vania mulai memucat, konsentrasinya terbagi antara melihat Harrish dan Rasya yang berada di lapangan.
Dadanya terasa sesak dan rubuhnya terasa begitu kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomansaCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...