MPB'62

1.9K 86 6
                                    

Happy Reading
💕
***








Vania pun antar ke kelas oleh Rasya, teman-teman Vania pun ada di sana karena penundaan pertandingan di tambah cuaca yang sangat panas membuat semua anak membubarkan diri dan masuk ke kelas masing-masing.

"Nitip Vania ya." Ucap Rasya.

"Beres Kak, aman, tanpa lecet." Ucap Kirana.

Rasya pun langsung berpamitan untuk mengurus masalah dengan Harrish dan menitipkan Vania pada teman-temannya.

Vania menenggelamkan wajahnya di meja, karena kepalanya masih sedikit pusing.

Kirana pun menyematkan sweater miliknya di atas punggung Vania.

"Gue bawain air hangat buat lo ya Dev." Tawar Rika. Vania hanya menggeleng.

"Ya udah lo istirahat aja." Ucap Kirana sembari menyematkan sweater miliknya ke tubuh Vania.

Kirana duduk di samping Vania sembari mengusap-usap punggungnya.

"Gue mau cari makan, mau ikut ga?" Ucap Lidia.

"Gue ikut deh, Ki, Dev, mau nitip apa?"

"Teh manis anget aja buat Deva, gue mah jus mangga aja."

"Siap." Lidia mengacungkan jempolnya laku keluar di ikuti Rika.

"Mau gue pijitin gak Dev?" Vania hanya menggeleng.

"Kelamaan di lapangan kali lo ya, jadi pusing gini."

"Bisa jadi." Ucap Vania parau.

Vania pun bangkit dan menyandarkan dirinya di punggung kursi.

"Kak Devan tau?" Vania menggeleng.

Rasya hanya tau keadaannya telah membaik, badannya mulai memanas dan kepalanya pusing setelah sampai di kelas.

"Mau gue panggilin dia?"

"Jangan, dia lagi sibuk, gue ngga mau ganggu."

Vania pun terbatuk-batuk, Kirana hanya mengusap-usap punggung Vania.

"Gue susul Lidia ya, ambil teh hangatnya, biar lo mendingan." Vania mengangguk pelan.

"Ngga usah kasih tau Kak Devan ya." Kirana tersenyum lalu pergi ke luar kelas.

Vania kembali menenggelamkan kepalanya di atas meja, memeluk sweater milik Kirana yang tadi ada di punggungnya.

Vania mulai membenarkan posisinya supaya lebih nyaman lalu memejamkan matanya, ingin bermimpi sesaat dan berharap saat bangun nanti badannya lebih segar.

"Hi Vania, ..." Vania langsung bangkit dan terlonjak.
***







"Dev, ngantri banget, pantesan Lidia lama, ini teh anget, ... Nya." Kirana terdiam saat Vania tidak ada di kursinya, hanya menyisakan Sweater miliknya di atas meja.

Kirana pun menaruh teh hangatnya di atas meja dan celingukan ke sana kemari mencari Vania.

"Woy! liat Deva gak?" Teriak Kirana pada teman-temannya yang sedang berkumpul di beberapa sudut ruangan.

"Tadi ada cowo anak Kencana kesini terus paksa Vania ikut dia." Ucap Diki.

"HAH! Terus kenapa gak lo berhentiin." Marah Kirana.

"Dia bilang pacaranya Deva, ya gue gak bisa nolak dong, gue fikir mereka lagi berantem." Jawab Diki.

"Pacar Deva bukan anak Kencana." Ucap Kirana.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang