Happy Reading
💕
***Mereka semua berpisah di parkiran menuju kendaraannya masing-masing, kecuali Kirana yang terus mengekor Vano tanpa berkata apa pun, hanya mengekori langkah Vani yang berjalan terburu-buru, dan tentu saja Vania pulang bersama Rasya.
"Bro jangan lupa besok pertandingan." Teriak Haikal dari balik kaca mobilnya dengan kepala yang sedikit ia condongkan keluar kaca dari bangku penumpang.
"Bahaya dodol." Ucap Amar yang melintas di samping mobil Haikal sembari mendorong kepala Haikal masuk ke dalam.
Haikal hanya menyeringai menyadari kebodohannya.
Vano mengacungkan jempolnya sembari berlalu meninggalkan mereka. Di ikuti Haikal, Amar dan juga Rasya yang mulai meninggalkan halaman parkir hotel.
"Pertandingan apa?" Tanya Vania.
"Oh, ... besok ada pertandingan basket sama SMA Kencana." Vania mengangguk dengan bibir yang membentuk huruf O.
"Eh, ..." Tiba-tiba Vania memekik.
"Kenapa?" Tanya Rasya khawatir.
"Aku jadi tim hore beneran besok?" Tanya Vania, Rasya mengangkat kedua alisnya, Vania cemberut.
"Semangatin aku besok ya, pertandingan terakhir aku di kelas 2." Ucap Rasya.
"Loh emang kelas 3 nanti ngga akan tanding lagi?" Tanya Vania penasaran.
"Tanding, cuma ngga sesering sekarang, karena nanti harus lebih fokus belajar kan supaya lulus dengan nilai terbaik sayang." Vania mengangguk-angguk.
"Kamu juga, belajar yang bener, biar lulus dengan hasil terbaik, supaya Oma, Mama, Bunda, dan terutama aku bisa bangga, oke." Vania mengacungkan jempolnya di depan wajah Rasya.
"Sayang aku lagi nyetir." Ucap Rasya, Vania tersenyum manis ke arah Rasya, Rasya hanya melirik ke arah Vania dengan heran, lalu Vania merangkul kan kedua tangannya di lengan Rasya dan menyandarkan kepalanya di pundak Rasya.
"Kamu kenapa?"
"Ngga papa, aku cuma pengen nikmatin hari ini sama kamu, ngga tau kenapa, rasanya ingin dekat kamu saat ini, kan besok belum tentu bisa." Ucap Vania, Rasya semakin di buat bingung dan heran dengan kata-kata Vania.
"Besok gak bisa kenapa sayang? Setiap hari kamu deket aku juga aku ngga pernah keberatan kan, malah aku seneng." Jelas Rasya.
"Aku maunya sekarang Rasya, ngga usah protes."
"Iya boleh deh."
Vania semakin mengeratkan dekapan tangannya di lengan Rasya.
***
"Kamu kenapa?"Vano melirik Kirana yang sedari memasuki mobil tadi terus diam dan menunduk, sesekali menatap keluar jendela memperhatikan keadaan jalan yang cukup ramai.
"Eh, .. Ng-ngga papa kok Kak." Jawab Kirana gelagapan.
Bukan Kirana enggan bicara, hanya saja situasinya sangat canggung, semakin canggung dengan keadaaan hati Vano yang tidak karuan.
Vano tampak gelisah, dan wajahnya terlihat agak murung.
"Segitu seremnya muka aku sampe kamu diem aja dari tadi." Ucap Vano tanpa melihat ke arah Kirana, pandangannya terus fokus ke arah jalanan kota yang lama kelamaan semakin ramai.
"Ngga Kak, ngga gitu."
"Terus harusnya gimana?" Tanya Vano ketus.
"Ih, kakak itu niat nanya apa marahin Kiki sih?" Keluh Kirana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...