Happy Reading
💕
***"Sayang." Panggil Rasya saat mereka berdua sedang berada di dalam mobil.
Hari ini mereka memiliki janji untuk bertemu teman-teman mereka di mall untuk merayakan kelulusan mereka yang telah di umumkan, mereka akan bersenang-semang bersama setelah sebelumnya satu minggu penuh berkutat dengan kertas ujian dan bimbang dengan hasil ujian mereka yamg akhirnya keluar dengan hasil yang memuaskan.
"Kenapa?" Tanya Vania yang sedang sibuk dengan tas nya.
"Tunggu, ponsel aku kok ngga ada ya Sya, ketinggalan kali ya, tapi dimana, aku yakin tadi aku pegang, apa di ruang tamu?" Celoteh Vania sembari mengeluarkan isi tas nya.
"Sayang, ... " Panggil Rasya.
"Kalau ngga ada ga bisa kabarin yang lain dong kita nanti nunggu dimana, ponsel kamu aja deh sini pinjam, eh tapi ada kontak temen-temen aku ngga?" Celoteh Vania.
"Devania, ... " Panggil Rasya lagi.
Vania pun menghentikan aktivitasnya karena Rasya sudah memanggilnya dengan nama lengkapnya itu artinya Rasya sudah mulai kesal, Vania pun mengehentikan tarian jari jemarinya dari dalam tas dan menyeringai.
"Iya, sayang ku, kenapa?" Ucap Vania dengan nada manja.
Rasya pun menunjukan ponsel di tangannya sembari pandangannya terus fokus ke arah jalan, yang ternyata itu ponsel Vania yang tadi di titipkan pada Rasya pada saat Vania sedang sibuk dengan sepatunya.
Vania pun tersenyum senang melihat ponselnya ada pada Rasya.
Hup
"Tunggu dulu." Ucap Rasya sembari menarik kembali ponsel Vania menjauh."Kembaliin, kan Vania cuma nitip tadi, iya, maaf aku lupa." Ucap Vania sembari mencoba meraih ponselnya, namun Rasya tidak membiarkan Vania mengambilnya begitu saja dengan mudah.
"Kembaliin dong, mau kabarin yang lain kalau kita udah di jalan." Rengek Vania dengan menampakkan wajah memohon.
"Jawab pertanyaan aku dulu."
"Oke." Ucap Vania dengan penuh semangat
"Kapan kamu jawab lamaran aku?"
Vania menatap Rasya, lalu ia membenarkan posisi duduknya, menyandarkan dirinya ke punggung kursi lalu memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
"Sayang tadi udah jawab oke loh, ..., kamu bilang udah jawab, tapi kok aku ngga tau."
Hmmmm
Vania hanya mendeham tanpa memandang ke arah Rasya."Jangan-jangan jawabannya ngga mau ya?" Ucapan Rasya sontak membuat Vania terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Rasya.
"Ishh, ... ngga gitu, siapa bilang aku nolak."
"Nah berarti yes dong?" Vania kembali memalingkan wajahnya.
"Tapi aku ngga inget kapan kamu jawabnya."
"Waktu aku nginep di rumah kamu buat pertama kalinya kan aku udah jawab, yang di telefon itu loh." Vania memainkan jari jemarinya di kaca mobil.
"Hah?, ... "
Rasya mulai memutar ingatan di malam saat Vania tak bisa tidur dan iya tiba-tiba menjawab 'I say yes.' tapi pada saat itu Rasya tidak merasa telah melamar Vania sehingga ia pun tak yakin akan ucapan Vania itu, dan menganggap itu hanya ucapan biasa.
"Tapi waktu itu aku belum bilang kalau aku lamar kamu sayang." Ucap Rasya.
"Udahh, makannya aku jawab kan." Ucap Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...