MPB' 36

3.1K 136 4
                                    

Happy Reading
💕
***







"Vania, minggu depan dateng ke acara anniversary Mama sama Papa ya." Ajak Rasya pada Vania.

Kini Rasya sedang membaringkan tubuhnya di tempat tidur Vania, sedangkan Vania sedang menyelesaikan proposal kantornya di meja belajarnya.

"Anniversary ke berapa?" Tanya Vania.

"Ke 19 tahun, Papa undang semua kolega bisnisnya." Ucap Rasya.

"Emang Alexa termasuk ya?" Tanya Vania.

"Ya kamu dateng sebagai tunangan aku dong sayang, masa sebagai CEO Alexa Corporation." Ucap Rasya.

"Oke oke." Ucap Vania sembari terkekeh.

Kedua orang tua Rasya sudah tau tentang hubungan mereka berdua, terlebih Mama Lili yang terus mendorong Tonny untuk menyetujui pertunangan Vania, karena Lili tau ini adalah keputusan Oma Tia.

Terdapat pertentangan awalnya, karena Tonny sama sekali tidak tahu asal usul Vania dari mana, karena memang semua orang masih menyembunyikannya, tapi dengan perlahan akhirnya Tonny setuju karena melihat kesungguhan Rasya dan keyakinan Lili akan keputusan Rasya.

Setidaknya Mama Lili ingin melihat Oma Tia bahagia dengan tetap mempertahankan keputusan yang sudah Oma Tia buat tentang Vania dan Rasya, Mama Lili percaya, semua yang Oma putuskan adalah hal yang terbaik, meski tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik, termasuk suaminya Tonny.

Sedari awal Lili sadar apa yang Oma dan Opa lakukan adalah untuk membuat Tonny lebih berjuang keras dan menghargai apa arti kerja keras dan uang, dan kini Lili sudah lihat hasilnya, Tonny bisa berdiri di kakinya sendiri dan bisa lebih menghargai kerja keras seseorang, begitu pun hasilnya.

***




Hari yang di tunggu pun datang, Vania sedang memantaskan dirinya di depan cermin, Vania mengenakan dress selutut berwarna maroon dengan bunga di salah satu bahunya, dan bunga kecil di selipkan di rambutnya, tak lupa kalung mutiara kesayangannya, dan cincin tunangan di jarinya.

Rasya yang meminta Vania untuk memakai cincin di jari manisnya buka sebagai liontin di kalungnya, ini permintaan Mama Lili dan Papa Tonny juga katanya.

"Kamu cantik banget Vania." Decak Vania kagum melihat bayangan dirinya sendiri di cermin.

"Princess nya Rasya memang cantik kan." Vania terlonjak mendengar ucapan itu dan langsung menunduk malu.

"Hmmm aroma vanilla, aku suka." Ucap Rasya.

"Ayo berangkat." Wajah Vania sudah merah padam.

Di mobil Rasya tak henti-hentinya menyanjung Vania dan membuat Vania semakin malu.

"Silakan My Princess." Ucap Rasya seraya membuka pintu mobil untuk Vania, suasana di rumah keluarga Alexander sudah sangat ramai, sebagian besar kolega Tonny, Vania juga mengenal beberapa dari mereka karena Vania juga bekerja sama dengan mereka.

"Kamu langsung ke taman aja, aku mau ke belakang dulu." Ucap Rasya, Vania pun berjalan dengan anggun ke arah taman belakang dimana acara di langsungkan.

Terlihat banyak mata yang memandang ke arah Vania dan membuat Vania sedikit risih.

"Tunggu!" Teriak seseorang yang Vania tau itu seorang wanita.

"Ya." Jawab Vania.

'Duh ni kembaran penyihir ngapain di sini.'

'Ngerusak mood aja deh.' batin Vania.

My Perfect BoyFriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang