Happy Reading
💕
***1 bulan kemudian
Kirana sudah sehat kembali dan minggu depan adalah ujian kelulusan untuk angkatan Vania, Vania sibuk dengan buku-bukunya, dia selalu memaksa Rasya untuk menginap dan mengajarinya sampai dia bisa.
"Ngerti belum?" Tanya Rasya saat selesai menjelaskan beberapa soal, Vania hanya menggeleng sambil menatap Rasya.
"Ish, ... makannya jangan liatin aku terus sayang, jadinya nggak faham-faham kan. " kesal Rasya sembari menutup bukunya.
"Abis kamu gemesih, kaya boneka teddy." Rasya langsung mencubit hidung Vania dengan gemas.
"Aduh duh aduh sakit." Vania kini mengusap-usap hidungnya lalu cemberut.
Cup
Rasya mengecup lembut pipi Vania."Ahh nanti makin ngga fokus." Vania langsung menjauhkan dirinya dari Rasya, Rasya hanya terkekeh.
Hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, Vania akan memulai ujian kelulusannya.
Vania sudah menyiapkan banyak hal untuk hari ini, bahkan memangkas jam tidurnya hanya untuk belajar dan semua hal yang berhubungan dengan ujian hari ini sampai beberapa hari ke depan.
"DEVAAA!" Teriak Kirana yang langsung memeluk Vania dari belakang.
"Woy toa, ... kuping gue ke THT dah bentar lagi." Rengek Vania.
"Sorry baby, kan gue ketularan lo." Ucap Kirana sembari tertawa.
"Ya udah yuk masuk, udah mau bel." Ajak Vania.
"Tungguin." Teriak Rika yang sedikit berlari dari arah belakang.
"Lidia mana?" Tanya Kirana.
"Kamar mandi dulu, tinggalin aja." Ucap Rika.
Mereka pun berjalan menyusuri lowong yang semakin ramai karena ujian akan segera di mulai.
Ujian hari pertama pun di mulai, semuanya nampak fokus dengan kartas ujian masing-masing, begitu pun dengan Vania dkk.
2 jam berlalu, ujian hari ini membuat Vania mengeluh lelah karena terus menunduk, mata pun panas karena membaca deretan kalimat yang panjang di kertas ujian.
"Hohoho leher gue." Keluh Vania saat keluar ruang ujian.
"Duhh sakit banget." Ucap Rika.
"Samaa, pegel banget, mana pengawasnya killer, ngangkat kepala dikit langsung di pelototin, padahal kan cuma ngeregangin otot leher." Keluh Kirana.
"Ngga lagi-lagi deh di awas sama dia." Vania hanya cemberut.
"Tapi ganteng." Ucap Lidia.
"Heee, ... lo mah." Rika langsung menoyor kepala Lidia.
Lidia hanya cemberut mendapat toyoran dari Rika mereka pun tertawa.
"Kantin?" Ajak Kirana.
"Let's go." All
"Eh wait, gue ke perpus dulu, Rika temenin gue ya, ...." Bujuk Lidia.
"Ya udah nyusul ya." Ucap Vania, Lidia pun mengacungkan jempolnya.
Mereka pun berpisah di ujung lorong, Kirana dan Vania ke kantin, sedangkan Lidia dan Rika ke perpustakaan.
Kantin begitu ramai di penuhi anak-anak dengan wajah lelah setelah menghadapi ujian hari ini.
"Hai Van." Kegiatan makan Vania dan Kirana langsung berhenti seketika saat mengetahui siapa orang yang menyapanya.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Kirana.
![](https://img.wattpad.com/cover/221088832-288-k355247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...