Happy Reading
💕
***
Dua hari kemudian semua orang di buat sibuk oleh Harrish, karena kemarahannya masih begitu meledak beberapa hari ini, perusahaannya berada di ujung jurang kehancuran dan untuk kedua kalinya hal ini terjadi padanya.
Harrish terlihat sangat marah dan depresi dengan keadaan ini, semua investor sudah benar-benar menarik dana mereka dari Harrish Corporation.
"Cari anak itu, dan bawa kehadapan ku, hidup, atau mati!" Kesal Harrish.
"Apa yang Ayah lakuin!" Teriak Vano yang saat itu sedang mengecek semua data kantor di takutkan ada kesalahan seperti yang Rasya bilang sebelum pergi hari itu.
Walau Rasya pun ragu jika Vania yang melakukannya semua ini dan tak berani memberi tahu Vano sebelum ada buktinya, ia meyakinkan Vano mungkin saja karyawannya membuat sebuah kesalahan fatal pada sistem perusahaan mereka.
"Diam kamu Vano!" Bentak Harrish sembari menunjuk ke arah Vano.
Semua orang keluar dari ruang rapat dan
Vano langsung merogoh ponsel di sakunya."Hallo Dev, Ana di mana?" Tanya Vano.
"Di sekolah, dia mulai masuk sekolah hari ini." Jawab Rasya.
"Mending lo temuin Ana sekarang, gawat Dev, bokap gue mulai bergerak lagi buat nemuin Ana, dia minta anak buahnya buat nemuin Ana dan bawa ke sini hidup atau mati." Ucap Vano terburu-buru dan panik.
"APA!!! Bokap lo gila Van, gak waras. " Teriak Rasya.
"Gue gak bisa banyak bertindak, di kantor masih kalang kabut, Ayah terus ngamuk-ngamuk sejak hari itu, lo temuin Vania sekarang." Ucap Vano.
Rasya langsung menutup ponselnya dan menyambar kunci mobil di atas meja belajarnya.
***Di sekolah
"Deva pulang sekolah nonton yuk, ada film seru loh." Aja Kirana.
"Hmm, ... ngga deh, pulang dari sini mau nemenin Oma beli kain, lain kali ya. " Ucap Vania.
"Yaahh masa kita jadi trio." Ucap Lidia.
"Ikut aja sebentar, atau sepulang anter Oma lo beli kain gimana?" Ucap Rika.
"Lain kali deh, oke oke." Ucap Vania.
Bukan Vania tidak mau hanya saja Vania masih takut untuk berpergian tanpa Rasya.
"Oke deh, kita ngga akan maksa kok." Ucap Kirana.
KringKring
Kring
"Dev kantin yu, laper." Ajak Kirana."Ayo, aku juga laper. " Jawab Vania sembari bangkit dari duduknya.
Dari luar kelas Vania melihat beberapa orang suruhan Rasya yang masih berjaga di beberapa sudut sekolah.
***Di tempat lain
Rasya memacu mobilnya dengan kecepatan penuh, berharap dia selamat di jalan dan begitupun dengan Vania, sedari tadi Rasya tidak bisa menghubungi Vania, itu membuatnya semakin khawatir.
"Semoga aku tidak terlambat."
"Semoga kamu baik-baik aja sampai aku dateng."
***Di kantin
"Ki beres makan anter gue ke depan ya, tadi pagi gue nitip makalah di fotocopyan depan." Ajak Vania pada Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomanceCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...