Typo bertebaran
Happy Reading
💕
***Di UKS
"Kepala aku sakit, hidung juga, kaki aku ngilu ngga bisa di gerakin." Rengek Vania pada Rasya.
Vania kini sedang berbaring di brankar UKS.
"Iya, habis di obatin dan minum obat pasti ngga sakit lagi." Rasya terus mengusap-usap pipi Vania.
"Pulang aja." Rengek Vania yang langsung terduduk. Hampir menangis dan kemudian bangkit dan duduk di atas brankar.
"Iya nanti pulang, selesai obatin hidungnya ya, ngga mau bikin Oma khawatir kan." Ucap Rasya.
"Kita ke rumah sakit, cek kaki kamu ya." Ucap Rasya, Vania hanya menggeleng.
Kini Rasya duduk di atas brankar Vania, Vania mengulurkan tangannya dan memeluk Rasya, Rasya memeluk Vania dengan erat, lama kelamaan Vania terlelap di dalam pelukan Rasya.
'Maaf ngga bisa jagain kamu sayang.'
Ckieett
Bunyi pintu UKS terbuka. Vano masuk dengan wajah khawatir, Vano tidak bisa langsung menghampiri Vania karena tadi gilirannya tanding di lapangan."Stt, ... dia tidur, ..." ucap Rasya pada Vano, Vano hanya mengangguk-angguk.
Perlahan mendekati Vania dan mengusap lembut rambutnya.
"Gimana Vania?" Tanya Vano.
"Tadi ngeluh beberapa yang dia rasain, terus minta pulang." Jelas Rasya sembari mengusap rambut Vania
"Ya udah habis ini lo anter dia pulang ya, biar dia istirahat di rumah." Ucap Vano, Rasya hanya mengangguk.
"Bilangin Pak Mus, gue sama Vania izin." Vano hanya mengacungkan jempolnya.
Vano meninggalkan UKS karena pelajaran olahraga masih belum berakhir, Rasya masih setia memeluk Vania yang terlelap tanpa ada niatan untuk membaringkannya.
Vania selalu mencari tempat ternyamannya saat sedang lelah, ya di sinilah tempat ternyaman itu, di pelukan Rasya
***
KringKring
Kring
Vania masih terlelap ada dalam pelukan Rasya."Hei Princess bangun, ayo pulang." Ucap Rasya lembut sambil mengusap-usap kepala Vania.
Perlahan Vania bangun dan melepas pelukannya.
"Maaf ya." Ucap Vania.
"Ya udah aku ke kelas mau ambil tas kita dulu ya, kamu tunggu sini." Rasya mengusap pipi Vania dan mengecup kening Vania sebelum pergi.
"Sshhhh, ... duh kakinya kok ngilu banget sih." Rintih Vania saat mencoba turun dari brankar, air matanya perlahan meleleh di pipi merasakan sakit yang teramat di kakinya.
Ckieettt
Rasya sudah kembali dengan membawa 2 buah tas"Vania, hei?" Rasya panik saat melihat Vania menangis setelah menutup pintu dan berbalik.
Rasya merengkuh tubuh Vania, kini Vania menangis dalam pelukan Rasya.
"Sstt, ... Kita ke dokter ya? Jangan nangis dong." Rasya masih terus menenangkan Vania, Vania hanya menggeleng.
"K-kaki aku sakit banget Sya, ... hu hu hu." Vania makin mengeratkan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect BoyFriend
RomansaCinta itu suatu hal yang tabu, tak nampak, tak bisa di sentuh, tak tau juga seperti apa, tak dapat di jelaskan dengan kata-kata bukan? tapi dapat di rasakan oleh hati. Begitupun cintaku, aku tau cintaku tak dapat terlihat oleh mu, karena memang tak...