ANNOUNCEMENT

4.2K 49 14
                                    

TEASER NOVEL BARU : TAKHTA CINTA

TEASER NOVEL BARU : TAKHTA CINTA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TEASER

Gia segera menghampiri mereka dan menyapa salah seorang dari mereka. Dua orang dari mereka berempat menoleh memandang Gia manakala dua orang lagi sedang bercakap antara satu sama lain.

"Excuse me, baka malaman ko kung ano ang nangyayari dito (boleh saya tahu ada apa dekat sini)?"

Mereka berdua agak terkejut dengan kehadiran Gia di sini. Mereka ingatkan yang Gia masih lagi berada di Thailand untuk sesi fashion show.

"Walang nangyari Miss Gia pero narito kami para sa pagkolekta ng ilang katibayan (tak ada apa pun Miss Gia cuma kami datang sini sebab nak kutip some evidence)," jawab lelaki di hadapannya yang memakai sut polis dengan tag nama Lt. Darwin.

Sebaik saja mendengarkan nama Gia, si dia terus menoleh dan memandang Gia dengan pandangan tajam. Gia sebaik saja melihat gerangan tersebut terus meminta diri untuk pergi dari situ namun cepat saja jalannya dihalang oleh si dia.

"Where do you think you're going huh after what you've done?!" suara Luqman kedengaran keras. Matanya menikam tajam tepat ke dalam anak mata Gia.

"What are you talking about?" dalam masa sekarang dia perlu bertindak dengan tidak terburu-buru. Dia perlu buat step by step.
Dia tahu, salah saja percaturannya dan dapat dihidu oleh mummy dan Danial, hidupnya akan musnah macam tu saja.

"Hey! Don't act like you know nothing! You're the one cause all of this happened! Dariya died that day because of you!"

Bila nama Dariya berdendang pada pendengarannya, terus saja hatinya terasa sebak dan sedih. Kalau tak disebabkan dia tersepit ditengah-tengah sekarang ini, mahu saja dia mengaku kesemua kesalahannya sekarang ini tapi...bukan saja ugutan mummy yang perlu dia pertimbangkan sekarang tapi ugutan dari Danial juga dia harus pertimbangkan.

"Saya mintak maaf atas apa yang dah jadi pada Dariya, keluarga awak dan keluarga Dariya..." ujar Gia dengan nada yang sebak. Air mata ditahan dari keluar mengalir dari kelopak matanya.

"Maaf kau dah tak ada gunanya sekaranglah! Kau tahu tak?! Dia punyalah minat dekat kau dan jadikan kau orang yang dia paling inspired dalam hidup dia tapi akhirnya apa yang dia dapat?! Orang yang dia paling inspired inilah yang bunuh dia!" marah Luqman. Urat-urat pada lehernya mula timbul. Keadaan diantara
Gia dan Luqman agak tegang ketika ini.

"Sorry to say tapi mana awak tahu saya yang bunuh dia hah?! Awak ada bukti ke yang saya bunuh dia malam tu?! Ada bukti?!" Dia tak boleh terima bila Luqman menggelarkan dirinya pembunuh sesuka hati sedangkan kejadian malam itu hanya samar-samar saja dalam ingatannya dan selepas itu apa yang berlaku pun dia tak tahu. Tup-tup sudah dirinya sudah terbaring di hospital.

"Kau nak nafikan apa lagi hah?! Mengaku jelah yang kau sebenarnya bunuh dia kan?! Kereta kau dah cukup jadi bahan bukti! Kau yang langgar dia sampai mati!" Tubuh Gia ditolak kuat hingga menyebabkan Gia jatuh terduduk di atas jalan. Sakit punggung Gia dibuatnya.

"Apa masalah awak sebenarnya hah Luqman? Awak tak tahu apa-apa! Jangan tuduh saya boleh tak?!"

"What do you mean by aku tak tahu apa-apa huh? That's mean kau tahukan dalang disebalik semua ni?! Mengaku jelah yang kau dah upah orang untuk lenyapkan semua bukti!"

"Jangan DESAK saya!" perkataan desak ditekannya dan terus melangkah pergi dari situ.

Akan dipublish di novelplus Julai ni

Hadirnya CintaWhere stories live. Discover now