1 (B)

359 66 28
                                        

KEITH

Telepon di seberang ruangan berdering setidaknya lima kali. Keith terus menghitung dari tempatnya duduk di belakang meja, namun ia berusaha mengabaikannya. Kemudian, pada deringan keenam, rekannya, Todd Ellis, membungkam suara itu dan berbicara dengan seseorang di seberang. Tiba-tiba suaranya terdengar dingin, raut wajahnya berubah muram dan Keith telah menghadapi situasi yang sama selama  tak terhitung jumlahnya  untuk mengetahui bahwa itu bukanlah sebuah berita yang bagus untuk didengar di pagi yang cukup cerah.

Terkadang, ketika ia merasa sangat jenuh, ia memikirkan sebuah pelarian. Gagasan untuk meninggalkan bangunan tempatnya bekerja itu terdengar cukup masuk akal. Nayris setiap hari ia membaca semua laporan yang menumpuk di atas mejanya, mendapati bahwa tidak ada satupun kabar baik yang layak untuk dikonsumsi. Orang-orang di kota kecil itu bagaikan sampah, mereka tidak akan melewatkan satu hari tanpa melakukan tindakan konyol. Rumor menyebar dengan cepat, dari satu tempat berkembang ke tempat lainnya hingga tidak ada yang tersisa. Kemudian, para wartawan akan memajang wajahnya di surat kabar dan mencetak sejumlah berita sampah lainnya.

Tahun-tahun pertama terasa sangat berat untuknya, dan setelah sepuluh tahun berlalu, ia merasa muak. Sejumlah petugas polisi yang dipercayainya mulai mengundurkan diri, yang tersisa hanya sejumlah polisi muda yang membutuhkan bertahun-tahun latihan khusus untuk terbiasa menghadapi kota sesuram Alton. Dulu ketika ia masih cukup muda, segalanya terasa lebih mudah, terutama karena ia bekerja bersama rekannya, Dallas, yang mati dalam sebuah kasus penembakan oleh seorang bandar narkoba di tahun berikutnya. Kemudian Keith tahu bahwa ia telah ditakdirkan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tiga puluh enam tahun ia bertahan dengan harapan bahwa suatu saat dunia akan berlaku cukup adil untuknya  sepuluh tahun berlalu ia berdiri dengan keyakinan suatu saat ia akan membereskan kekacauan yang terjadi di kota ini, dan sekarang Keith nyaris kehilangan keyakinan itu. Ia hampir menyerah setidaknya sampai masalah lain mulai bermunculan dan menyita seluruh perhatiannya. Tapi Keith tetap mempertimbangkan untuk angkat kaki dari kepolisian lokal, ia berencana untuk melepas lencananya di awal pergantian tahun. Lagipula, warga Alton tidak akan keberatan kehilangan sheriff-nya.

Kemudian telepon itu muncul. Tepat di waktu yang tidak disangka-sangka dan kabar itu seperti angin lalu yang menyusup masuk ke ruangannya, membuatnya sesak. Ia menatap tumpukan kertas di atas meja, diam dan membiarkan kopi di dalam cangkir putihnya mendingin. Wajah Eleanor menatapnya dari balik bingkai suram itu, wanita itu terus tersenyum, cuping hidungnya yang kecil mengembang, rambut merah di kedua sisi bahunya tergerai, wajahnya bulat dan cantik, kedua mata hazelnya tampak hangat, tapi bukan wanita itu yang sedang dipikirkan Keith. Ia menekuk jari-jarinya kemudian menyentak bingkai foto itu hingga menelungkup di atas meja. Rahangnya mengeras dan tiba-tiba sesuatu menggelitik tubuhnya saat ia memandangi cincin pernikahan di jari manisnya.

Keith menatap kalender di seberang meja, diam-diam menghitung kemudian menarik nafas dalam dan memejamkan mata. Eliza Lester mengirim surat padanya pagi ini. Surat itu berisi pengajuan perceraian yang telah ditandatangai oleh Eleanor. Keith telah membaca isinya berkali-kali, begitu cermat dan berhati-hati, kemudian ia membacanya kembali dan mengulangi hal yang sama berkali-kali. Tiba-tiba seisi kepalanya dipenuhi oleh permintaan itu. Ia telah menuruti permintaan Eleanor untuk hidup terpisah sejak tiga bulan yang lalu, wanita itu menempati rumah keluarganya sementara Keith tinggal sendirian di rumah pernikahan mereka yang dibelinya dalam sebuah acara pelelangan sekitar 3 tahun yang lalu. Keith telah berusaha menghubungi Eleanor, ia mengirim sejumlah surel, dan dalam beberapa kesempatan mencoba menemui wanita itu, tapi untuk sebuah alasan tertentu Keith berhasil menggagalkan usahanya. Kali ini sebuah perceraian, akankah ia siap menghadapinya?

Keith tahu itu akan terjadi, tapi tidak secepat ini. Hubungan pernikahannya dengan Eleanor yang sudah berlangsung selama tiga tahun tampaknya tidak akan berlanjut lebih lama. Keith telah melanggar sumpahnya, sekali lagi tidak menepati janjinya dan mulai berlaku seperti bajingan. Keith selalu berpikir bahwa ia tidak akan menjadi menjadi seburuk ayahnya, Danny Wendell, tapi ia keliru tentang satu hal: ia berlaku lebih buruk dari laki-laki itu. Seolah hal itu belum cukup, Ellis mengetuk pintu ruangannya, berdiri di depan mejanya dengan sebuah kertas laporan yang kemudian ia letakkan di atas meja Keith. Laki-laki itu mengitari kursi kemudian berdiri di belakang sana.

"Bunuh diri. Lagi. Seseorang remaja bernama Ian menemukan jasadnya di kolam. Diduga seorang biarawati. Kasus ini persis seperti kasus yang terjadi belasan tahun lalu, aku telah meminta Alice untuk memeriksa berkasnya."

"Siapa namanya? Apa sudah diidentifikasi?"

"Itu Marie Florence, suster Marie. Putrinya akan datang untuk memastikan."

Wajah Keith memucat, pupilnya melebar. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk di atas meja, darahnya berdesir cepat. Ia bisa merasakan sekujur tubuhnya mulai menegang, tapi tidak ada yang lebih mengerikan dari ingatan itu.

"Kau percaya bahwa  roh-roh jahat itu mulai beraksi lagi?" tanya Ellis saat menuang kopi panas ke dalam cangkirnya. Ia berbalik ke arah Keith dan mendapati laki-laki itu telah bangkit dari kursinya dan menyambar jaket di atas sofa.

"Tidak ada roh. Aku tidak percaya omong kosong itu. Aku perlu memeriksanya."

"Sudah ada tiga polisi di sana. Mereka akan mengirim laporan padamu sebelum sore."

Tapi Keith telah berjalan mendekati pintu dan menghilang di balik sana. Samar-samar ia mendengar Ellis menghela nafas di belakangnya.

Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini 😁

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang