2 (A)

141 33 4
                                    

KEITH

Keith memandangi ruangan di balik pintu itu cukup lama. Rekannya, Todd Ellis sedang berdiri di belakang lemari penyimpanan berkas-berkas lama dan tampak sibuk berbicara dengan seorang petugas yang berjaga siang itu. Setidaknya mereka telah berada di sana selama hampir satu jam, berdiri dan memeriksa semua berkas lama yang memuat laporan tentang kasus kematian Suster Irine dua belas tahun silam juga Suster Annie empat belas tahun silam. Polisi yang menyelidikinya saat itu bernama James Wilson yang tercatat telah mengundurkan diri dari kepolisian sepuluh tahun yang lalu. Seluruh laporan ditumpuk rapi di dalam lemari arsip besar yang dibatasi oleh sekat-sekat kayu tinggi. Udara di dalam ruangan itu terasa pengap karena dipenuhi oleh lemari-lemari penyimpanan yang besar juga aroma kertas-kertas lama yang hampir menguning. Lemari besinya telah berkarat dan meja kayu berbentuk persegi panjang yang diletakkan di dekat jendela kini penuhi oleh setumpuk berkas lainnya yang belum diarsipkan.

Todd Ellis keluar dari pintu yang sama dan menemui Keith di ruangannya lima belas menit kemudian, laki-laki itu membawa map hijau berisi tumpukan kertas laporan yang hampir menguning. Ekspresinya mengeras ketika laki-laki itu meletakkan map di atas meja sembari bergumam,

“Kau cukup beruntung karena mereka belum menghancurkan laporan ini.”

“Apa ini lengkap?”

“Ya, Suster Annie ditemukan tewas di dalam kolam, penyebab kematian jelas: darahnya membeku dan ia kehabisan nafas,” Todd menyampirkan jaketnya di atas sofa kemudian menuang kopi panas ke dalam cangkirnya. Laki-laki itu telah memilih tempatnya di belakang jendela. Bahunya yang lebar nyaris menutupi sebagian badan jendela di ruangan itu.

“.. mereka tidak berasil menemukan jejak kaki dan tidak ada tanda-tanda perlawanan. Beberapa dugaan tersangka dinyatakan bersih, tidak ada saksi mata, tidak ada tersangka, tidak ada korban, hanya sebuah percobaan bunuh diri atau aktivitas spiritual konyol lainnya. Kemudian, dua tahun berikutnya kematian suster Irine menyusul. Biarawati itu masih cukup muda, usianya sekitar dua puluh enam tahun dan.. laporan lainnya juga menyebutkan kalau dia melompat dari atas tebing. Tidak ada tersangka. Tim sudah melakukan penelunsuran selama seminggu di tempat kejadian, tapi tidak ada barang bukti yang tertinggal. Jejak kakinya terhapus air hujan. Ada beberapa dugaan yang menyebutkan kalau Suster Irine terpeleset di tebing dan jatuh ke dalam kolam, kepalanya membentur bebatuan di dasar kolam dengan cukup keras sehingga terngkoraknya pecah. Alibi itu memperkuat luka pada tubuh korban. Jatuh dari atas tebing memberi alasan yang cukup logis tentang bagaimana kepalanya dapat membentur batu dengan sangat keras hingga hancur..”

“.. atau mungkin seseorang mendorongnya,” timpal Keith sembari membalik halaman terakhir laporan itu dan membacanya dengan cepat.

Ellis menyeruput kopinya kemudian bergeming menatap permukaan lantai. Rahangnya berkedut.

“Ya, itu satu-satunya jawaban yang bisa kuterima. Surat kabar mencetak berita yang berlebihan dan orang-orang memercayai rumor, jadi ketika kasus itu benar-benar di tutup, tidak ada seorangpun yang mempertanyakannya. Lebih mudah bagi mereka untuk menerima kemungkinan adanya keterlibatan roh-roh jahat dalam kasus ini. Mengingat betapa mengerikannya kota ini, kupikir itu hal yang wajar. Kemudian kematian suster Marie menyusul dua belas tahun kemudian.. jika kau pikirkan hal ini, itu selang waktu yang cukup lama untuk melakukan tindak kejahatan seperti pembunuhan. Pembunuh berantai tidak mengambil selang waktu selama itu dan jika memang ada keterlibatan pembunuh berantai, ini tidak masuk akal. Tidak ada pola.”

“Mungkin saja dia memutuskan untuk berhenti dan bersembunyi hingga setelah sepuluh tahun dia berpikir untuk melakukannya aksinya lagi.”

“Tapi tidak ada bukti keterlibatan seseorang,”

“Ini omong kosong!” Keith melempar laporan itu bersama tumpukan berkas lain di atas mejanya. Tubuhnya di sandarkan pada tepian meja dan kedua tangannya bersedekap.

“James Wilson, aku tidak pernah mendengar namanya?”

“Dia pensiun sepuluh tahun yang lalu,” sahut Ellis.

“Apa dia masih tinggal di kota ini?”

“Kurasa begitu. Aku tidak pernah melihatnya sejak lama.”

“Apa ada orang lain yang menyelidiki hal ini sebelumnya?”

“Tidak. Kasus itu benar-benar ditutup secara resmi.”

“Bagaimana dengan keluarga korban?”

“Suster Annie hanya memiliki seorang adik perempuan dengan riwayat penyakit kanker. Wanita itu meninggal tidak lama setelah kasus kematian Suster Annie tersebar. Sementara Suster Irine.. identitasnya tidak dapat dipastikan dengan jelas. Dia bukan penduduk asli kota ini dan dalam laporannya, Wilson mengatakan kedua biarawati itu memiliki latar belakang yang buruk. Percaya atau tidak Suster Annie pernah bekerja sebagai perawat yang ditugaskan saat perang. Reputasinya tercemar ketika wanita itu ditemukan sendirian dan ia mengakui baru saja mengalami pelecehan seksual. Sementara Suster Irine.. dia memiliki riwayat dengan narkoba saat masih remaja, keluarga juga dilaporkan karena melakukan tindak kekerasan. Sementara Suster Marie.. semua orang tahu bahwa wanita itu meninggalkan kedua anaknya saat memutuskan untuk menjadi biarawati. Putri tertuanya, Hazel ditemukan tewas di bak mandi, diduga overdosis, sementara Claire Foy.. aku tidak yakin tentang wanita itu, sikapnya aneh.”

Keith tahu rekannya akan mengungkapkan hal itu. Claire Foy, yang mungkin telah menyandang status sebagai gadis paling aneh di Alton – Kieth tidak memercayai rumor itu sedikitpun. Ia mengenal Claire lebih baik dari semua orang. Wanita itu mungkin bersikap aneh belasan tahun silam karena membututi Keith sedang berduaan bersama saudarinya. Kemudian, pada suatu malam Kieth melihat Claire mengintip di balik semak-semak tinggi dan memandanginya melihat ke arah pondok tua yang hampir roboh itu. Ia masih mengingat Claire dan suara langkah kakinya yang lembut di atas hamparan daun-daun kering. Wanita itu akan berdiri di tempatnya tanpa bersuara dan hanya memandangi Keith. Claire mungkin berpikir kalau Keith tidak pernah menyadarinya, tapi Claire keliru karena Keith berkali-kali melihatnya bersembunyi di antara pohon-pohon tinggi melalui pecahan kaca yang sengaja diletakkannya di batang pohon besar. Kemudian, suatu malam Keith memutuskan untuk menyudahi permainan sembunyi-sembunyi mereka dan memanggil Claire.

“Aku tahu kau berdiri di sana,” kata Keith dan melalui cermin itu, ia melihat bagaimana wajah Claire memerah. “Keluarlah!”

Claire mengambil banyak waktu untuk berpikir sebelum memutuskan untuk keluar dari persembunyiannya. Ketika Keith berbalik, wanita itu telah berdiri di sana, wajahnya memerah dan kedua tangannya yang ditautkan tampak bergetar.

“Kenapa kau terus mengikutiku?”

Pertanyaan itu masih terus terngiang dalam pikiran Keith bahkan setelah belasan tahun berlalu. Samar-samar ia mengingat wanita lugu dengan tampilan polos dan suka bersikap aneh. Wanita itu sangat pemalu, jauh berbeda dari sifat yang tunjukkan Hazel. Wanita itu akan keluar dari persembunyiannya dengan wajah memerah dan matanya berkedip cepat.

Keith tertegun cukup lama ketika memikirkannya hingga tanpa sadar Ellis sedang memerhatikannya di seberang. Setelah bekerja tujuh tahun bersamanya, laki-laki itu tampak mengenali Kieth begitu baik.

“Apa yang terjadi dengan Miss Foy?” tanya Ellis saat meletakkan gelasnya di atas meja.

Keith memandangi cincin pernikahan di jarinya untuk kemudian teringat akan Eleanor. Ia telah menjanjikan pertemuan dengan wanita itu siang ini dan sang pastur telah bersedia untuk berbicara dengannya mengenai kematian salah seorang biarawatinya.

“Hanya masa lalu yang tidak ingin kubahas,” kata Keith akhirnya. Ia meraih jaket dan kunci mobilnya kemudian bergerak meninggalkan ruangan sembari bergumam pada Ellis dari atas bahunya.

“Aku akan menunggumu di mobil.”

Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini 😁

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang