ST. JOHN
Alton, Illonois
Januari 1985Hamparan rumput di bawah sana cukup luas. Ia membentuk jalur yang memanjang menuju bukit dan berakhir di ujung sana. Sebuah pohon besar yang membatasi bukit dan sungai seakan menjadi penanda. Tembok-temboknya berdiri kokoh seperti prajurit yang melindungi bangunan tua itu. Selama puluhan tahun, bangunan tujuh lantai itu digunakan sebagai sekolah sekaligus asrama keputrian. Doris sering berdiri di belakang jendela kamarnya, tepat di lantai lima nomor kamar sepuluh, ketika teman-temannya berlarian di bawah sana. Mereka suka berjalan-jalan menyusuri bukit dan mengobrol sepanjang hari. Terkadang, ia merasa obrolan mereka tidak pernah ada habisnya.
Gerbang akan ditutup sebelum pukul tujuh malam, makan siang disiapkan pada pukul satu, para gadis akan turun berbondong-bondong untuk menikmati makan siang mereka dan bercakap-cakap. Kemudian, pelajaran akan dimulai kembali sekitar pukul dua dan sore harinya, kepala sekolah sering mengumpulkan mereka di aula untuk menyampaikan beberapa hal yang perlu mereka lakukan di akhir pekan.
Hari terasa lebih panjang di dalam sana. Doris harus bangun pagi-pagi sekali sehingga ia tidak perlu mengantre untuk menggunakan kamar mandi, dan ia terpaksa harus berbagi perabotan bersama teman sekamarnya. Segala hal yang ada disana dilakukan sesuai aturan: memulai aktivitas belajar di pagi hari, berkeliaran mengelilingi sekolah pada pukul sebelas, berkumpul di ruang makan pada pukul satu untuk makan siang dan memulai jam pelajaran kedua sekitar pukul dua hingga hari menjelang sore. Mereka tidak diperbolehkan tidur terlalu larut, namun juga tidak bisa tidur terlalu cepat. Kepala sekolah akan meminta mereka berkumpul di gereja untuk berdoa sebelum mereka benar-benar diperbolehkan pergi. Namun bukan berarti kegiatan hari itu berakhir di sana, mereka masih harus membantu para suster untuk membersihkan peralatan dan sisa makanan, membuang sampah, menyalakan lilin-lilin di sepanjang lorong, menyapu halaman dan memastikan pintu-pintu di seluruh koridor tertutup.
Beberapa dari mereka diizinkan untuk mengunjungi perpustakaan setiap pagi dan petang. Seorang petugas perpustakaan yang berjaga di sana akan menutup pintunya sekitar pukul sembilan malam. Jika cukup beruntung, seseorang tidak akan dibiarkan terkurung di dalam sana selama semalaman seperti yang pernah terjadi pada Doris. Bagaimanapun, ia suka memandangi semua itu dari balik jendela kamarnya. Jendela itu, dapat dikatakan adalah tempat paling nyaman untuknya. Dibanding bergabung dan bercengkrama dengan teman-temannya yang lain, Doris lebih suka sendirian dimana hanya ada dirinya dan pikirannya.
Murid-murid lain menyebut bahwa sikap Doris sangat aneh. Ia suka menyendiri di dalam kamarnya dan tidak bersosialisasi pada siapapun. Namun, Doris bahkan tidak bisa merasakan bahwa mereka benar-benar nyata. Yang dipandanginya hanyalah tembok di ujung sana, tempat dimana siang dan malam bergerak. Setiap fajar, ia akan memandangi awan yang memerah di balik tembok, kemudian ketika hari semakin siang, Doris menyaksikan cahaya matahari muncul di balik bukit, namun hal itu hanya terjadi selama sebulan. Sementara hari-hari lain yang dilewatinya benar-benar mengerikan. Kabut tebal menutupi pemandangannya ke arah bukit, daun-daun kering berguguran di atas rumput dan membuat murid-murid harus bekerja lebih keras untuk menyingkirkannya setiap hari. Udaranya terasa dingin bahkan di siang hari, sementara di malam hari Doris nyaris membeku. Ia akan meringkuk di atas kasurnya selama berjam-jam dan mulai memikirkan sesuatu yang tidak nyata. Tapi Marie, teman sekamarnya, dapat tidur begitu nyenyak.
Doris suka memerhatikannya setiap malam. Wanita itu berbaring di atas kasurnya seperti bayi. Ia akan bangun pagi-pagi sekali untuk membuka jendela, terkadang Marie suka berkeliling dan pergi menuju bukit saat fajar. Wanita itu suka berbicara, mungkin Marie satu-satunya murid di sana yang terbiasa dengan sikap diam Doris. Meskipun begitu, Marie tidak pernah benar-benar menjadi temannya. Wanita itu suka berkeliaran diam-diam pada tengah malam untuk menemui kekasihnya yang juga merupakan salah seorang perawat di sana. Caesar Ramon bukan pria yang baik. Entah bagaimana ia mengetahui hal itu, Doris hanya menyimpulkan saat melihatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233002573-288-k664555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NURTURE (COMPLETE)
Mystery / ThrillerKolam itu gelap, airnya menghitam selama bertahun-tahun dan menurut rumor yang beredar, roh-roh mengelilinginya mereka yang membisikkan para biarawati untuk melompat dari atas tebing. Setelah sepuluh tahun meninggalkan kota kelahirannya, Claire men...