Bagian 5

115 26 1
                                    

Alton, Illinois
Juni 2018

KEITH

Bayangan itu bergerak-gerak seperti siluet yang kabur. Semakin lama semakin membesar dan jelas. Namun sebelum ia melihatnya dengan jelas, sesuatu mengayun di depannya dan pukulan keras bersarang di wajahnya. Rasa sakitnya begitu menyengat, seperti seseorang baru saja mengairi listrik ke tubuhnya. Ia meringkuk, nafasnya tersengal, tubuhnya bergetar dan wajahnya berkeringat. Ia merasakan tenggorkannya tersedak oleh darahnya sendiri, kemudian ia memuntahkannya di atas lantai yang lembab. Bau busuk tercium disetiap sudut, serangga-serangga berkeliaran di dalam sana dan debu bertebaran di mana-mana. Keith tidak bisa mengingat itu hari keberapa, ia hanya melihat langit malam melalui lubang kecil di atas, bergulung sebelum fajar. Kali ini cahaya matahari menembus masuk dari celah lubang. Sinarnya merambat jatuh di atas lantai dan dari tempatnya beringsut di sudut dinding, ia melihat wajah pria itu lebih jelas: Danny Wendell.

“Bangun! Bangun kau pemalas!!”

“Tidak, berhenti!” Keith memuntahkan darah di mulutnya sekali lagi. “Tolong, pak..”

“Kau pikir kau bisa berbuat semaumu, jagoan? Kau pikir kau sudah cukup hebat?”

“Tidak, tolong..”

Laki-laki itu mengayunkan tangannya dan menghantamkan pukulan berikutnya. Permukaan kayu itu kini mengenai punggungnya dan Keith mendesis kesakitan. Sekujur tubuhnya remuk, ia merasa tulang-tulangnya akan patah dan darah dimana-mana. Bau busuk itu, ia cukup yakin kalau bau itu berasal dari tubuhnya. Sudah berapa hari laki-laki itu mengurungnya di sana? Sudah berapa malam ia menghabiskan waktu di gudang bersama serangga-serangga di sana? Kapan terakhir kali ia memakan sesuatu, kenapa ia tidak bisa mengingatnya? Ia hanya sanggup mencerna potongan ingatan yang kabur: Danny Wendell mengejarnya di hutan, ia bersembunyi di balik pohon, menggenggam senjata api milik laki-laki itu. Sementara laki-laki itu hanya bersenjatakan kayu panjang. Keith terus berlari, namun ia tidak cukup cepat, Wendell menangkapnya, mereka berguling di atas tanah, nyaris jatuh ke dalam lubang yang curam, ia punya pilihan untuk menembak laki-laki itu, tapi tubuhnya terlalu kecil, ia bukan lawan yang sebanding.

“Apa yang kau pikirkan? Membunuhku?!”

Laki-laki itu menyeretnya ke gudang bawah tanah dan mengurungnya di sana. Malam pertama ia mengompol di celananya dan merasa jijik dengan dirinya sendiri. Malam kedua hal itu tidak begitu penting lagi. Ia rasa Wendell datang malam itu untuk melemparkannya makanan. Sebungkus biskuit yang kini tidak lagi tersisa dan hari ini, artinya hari ketiga ketika ia berusaha menerobos keluar. Hasilnya, usaha itu hanya memperburuk hukumannya. Wendell memukulinya tanpa ampun. Wajahnya dipenuhi lebam dan tulang-tulangnya terasa remuk.

“Bicara denganku, sialan! Kau mau kabur? Kau pikir kau bisa kabur dariku?”

“Tidak,” Keith memohon, suaranya bergetar saat rasa sakit di sekujur tubuhnya tidak tertahankan. Ia hanyalah anak laki-laki berusia belasan tahun yang tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Namun itu bukan yang pertama untuknya. Setiap hari ketika ia terbangun ia akan menyadari bagaimana laki-laki itu mengacaukan kehidupannya, tapi ia tidak cukup berani untuk melawan. Ia hanyalah anak kecil. Kemudian ketika ia menjadi semakin dewasa, egonya membesar dan nyatanya rasa takut itu membuatnya bertindak nekat. Keith bermaksud untuk kabur, ia bisa meninggalkan laki-laki itu dan membentuk hidupnya sendiri, namun laki-laki itu mengetahuinya lebih dulu dan ia mendapati usahanya gagal untuk kesekian kalinya. Rasa putus asa adalah satu-satunya hal yang membuatnya mengangkat senjata itu, mengarahkannya ke wajah yang menjadi mimpi buruknya selama bertahun-tahun dan mengakhiri penderitaannya saat itu juga.

Suara letusan itu menggema. Ia merasakan seolah jantungnya baru saja melompat keluar. Sekujur tubuhnya bergetar dan ia meringkuk ketakutan di dinding. Kedua lututnya menekuk, wajahnya sepucat bulan ia hanya duduk di sana semalaman, memandangi tubuh ayahnya terbaring di atas lantai berlumuran darah.

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang