6 (K)

99 25 0
                                    

KEITH

Halaman depan rumahnya tampak senyap. Lampu teras telah menerangi bagian depan yang kosong dan tidak ada cahaya lain yang terlihat dari jendela-jendela ruangan. Claire pasti sudah tertidur, namun Keith masih terjaga hingga tengah malam. Matanya kini memandang lurus ke arah pintu yang tertutup, sekujur tubuhnya menegang dan ia merasakan alkohol itu mulai bereaksi.

Ketika Keith mengendarai mobilnya memasuki halaman depan, ia mematikan mesin dan memutuskan untuk duduk lebih lama di dalam sana. Claire tidak akan menyukai gagasan tentang botol alkohol di dashbornya, atau fakta bahwa Keith tidak membalas pesan-pesan yang dikirimnya sejak sore tadi. Keith sengaja tidak membalasnya – atau ia hanya merasa terganggu dengan isi kepalanya. Kejadian itu selalu hadir dalam kepalanya seperti mimpi buruk. Terkadang ia akan mengingatnya secara tiba-tiba, dan ketika hal itu terjadi, Keith selalu dihantui rasa bersalah yang membuatnya meneguk lebih banyak alkohol dan hanyut dalam ketidaksadaran. Dulu, Eleanor akan menganggap kebiasaan mabuknya sangat aneh. Dalam satu waktu Keith dapat saja tidak menyentuh minuman itu seolah ia tidak mau berurusan dengannya sedikitpun, namun disaat-saat tertentu, Keith akan mabuk seperti orang gila.

Itu bukan sesuatu yang baik. Eleanor mengatakan ia membutuhkan seorang psikiater. Yang benar saja! Hal terakhir yang dibutuhkannya hanyalah pertolongan seseorang untuk menghapus ingatan itu. Bagaimanapun, mereka akan terus menghantuinya seperti bagian dari masa lalu yang tidak dapat dihapus.

Beberapa menit kemudian, Keith memutuskan untuk turun dari mobilnya. Ia berjalan sempoyongan menuju pintu dan masuk ke dalam sana. Setelah memastikan gerendel pintunya terkunci, Keith bergerak menaiki tangga. Tangannya berpegangan erat pada susuran kayu hingga ia sampai di pucak. Lorong di lantai atas gelap. Lampu-lampunya dimatikan dan ia mengumpat kasar ketika kakinya menabrak rak yang diletakkan di samping pintu kamarnya.

Keith mendorong pintu itu terbuka, kemudian menutupnya. Ia tertegun saat memandangi Claire tertidur nyenyak dia atas kasurnya. Cahaya lembut rembulan yang menyusup masuk melalui jendela kamarnya, jatuh membanjiri wajah Claire dan membuatnya terlihat begitu cantik.

Keith menggerakan kakinya secara naluriah untuk mendekati wanita itu. Ia berdiri persis di samping ranjang. Kini punggungnya menghalau sinar bulan dan Keith menunduk untuk mencium wanita itu. Awalnya ia mencium kening Claire, kemudian wangit tubuh Claire membuatnya ingin berada lebih dekat dengan wanita itu. Keith menurunkan wajahnya, mencium tulang hidung, telinga, wajah dan berakhir di bibir Claire. Tindakannya membuat wanita itu terbangun dan menggeliat di atas kasurnya.

“Tuhan! Kau mengejutkanku.”

Keith tersenyum, menarik wajah Claire untuk menciumnya lagi. “Serius? Kau dapat tidur nyenyak dan tidak menungguku?”

“Aku lelah sekali. Maafkan aku.”

“Apa sekarang kau kelelahan?”

Claire mengangguk, menggoda Keith kemudian menarik laki-laki itu mendekat dan mencium bibirnya.

“Aku sangat merindukanmu.”

“Kita baru bertemu pagi tadi.”

“Oh ya? Rasanya seperti bertahun-tahun tidak bertemu.”

Keith menarik tubuh Claire, membawa wanita itu bangkit duduk sementara ia menunduk untuk menciumi celah di leher Claire. Tangannya mendekap wanita itu dengan erat, dan ia tersenyum setiap kali mendengar suara desahan yang keluar dari mulut Claire saat lidahnya meninggalkan jejak basah di sepanjang kulit wanita itu.

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang