Epilog

305 36 7
                                        

Claire menatap barisan pepohonan dari balik pintu mobilnya, bertanya-tanya tentang keputusannya untuk meninggalkan kota itu. Jalanan membentang luas di depannya dan sebentar lagi mobilnya akan sampai di batas kota Alton. Ia masih tidak percaya bahwa dirinya - sekali lagi, benar-benar meninggalkan kota itu dan kejadian buruk yang terjadi di dalam sana - meninggalkan Keith.

Sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas setir, Claire melamun. Ia menjaga kecepatan berkendaranya di bawah 40 km/jam. Benaknya dipenuhi oleh banyak hal, namun di antara semua itu, Keith ada di urutan nomor satu. Sikap diam laki-laki itu berhasil membuat Claire tersiksa. Bahkan ketika Claire telah membereskan semua urusannya di rumah itu, Claire tetap merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Ini tidak seperti apa yang diinginkannya dan tiba-tiba rencana itu terdengar menyebalkan.

Dana pergi lebih awal dengan mobilnya. Claire mengatakan padanya akan menyusul dan mereka dapat bertemu di bandara. Claire hanya memiliki waktu tiga puluh menit sebelum penerbangan dan satu-satunya cara untuk mengacaukan hal itu adalah memutar kemudi dan kembali pada Keith.

Itu bodoh. Claire terlalu pengecut untuk melakukannya, namun ia memikirkan Keith dan keputusannya hampir sepanjang malam. Laki-laki itu membencinya karena Claire pernah meninggalkannya bertahun-tahun silam. Kali ini, ketika mereka sudah kembali dekat, Claire melakukan hal yang sama dan ia tidak yakin tentang apa yang akan dilakukannya setelah ini. Bayangan untuk tinggal di Chicago tanpa Keith benar-benar mengusik Claire. Sebelumnya itu baik-baik saja, dan Claire terus mengingatkan dirinya bahwa segalanya akan berjalan baik seperti dulu. Perlahan ia akan melupakan Keith dan kenangan buruknya di kota itu. Namun benarkah? Setelah semua yang terjadi benarkah Claire dapat melupakan Keith begitu saja?

"Pengecut! Bodoh!" kata Claire pada dirinya. Namun, dengan kesadaran penuh ia melakukannya: memutar kemudi dan kembali memasuki kegelapan kota itu. Itu adalah hal paling bodoh yang dapat dilakukannya, tapi untuk pertama kalinya dalam hidup, Claire merasa bahwa ia melakukan hal yang benar. Perasaan yang dialaminya saat ini tidak sama dengan perasaan yang dialaminya ketika meninggalkan Keith dan pergi ke Chicago belasan tahun silam. Jika perasaan yang dirasakannya saat itu adalah rasa bersalah, perasaan yang dialami Claire saat ini adalah rasa lega. Ia dapat menarik nafas karena ia akhirnya melakukan sesuatu yang benar.

"Yang benar saja!" Claire bergumam, ia meraih ponselnya yang diletakkan di atas dashbor, menekan nomor Dana kemudian mendekatkan ponselnya ke telinga. Panggilan itu segera tersambung ke pesan suara.

Dana, ini Claire. Maaf tapi sepertinya aku akan terlambat. Sebenarnya, aku tidak tahu. Ini konyol. Aku akan menghubungimu lagi nanti, dan tolong jangan menungguku.

Claire melempar ponselnya, menatap wajahnya melalui spion dalam mobil dan tersenyum pada dirinya. Suara-suara yang mencegahnya itu akan selalu hadir dan menghantuinya, namun untuk pertama kalinya, Claire merasa bahwa ia tidak lagi menjadi seorang pengecut. Claire melakukan apa yang diinginkannya dan ia benar-benar merasa lega.

Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi, ia menembus jalur panjang dan melewati hutan. Dari kejauhan, Claire menatap tembok biara itu dan tersenyum mengejek. Biara itu mungkin menjadi tempat terburuk yang pernah dipikirkannya, namun ia tidak akan memberinya kemenangan dengan membuat Claire merasa takut. Ia mengarahkan mobilnya dengan cepat hingga sampai di halaman rumah Keith. Claire menyaksikan gerbangnya terbuka dan ia bertanya-tanya ketika melihat Keith berdiri di belakang mobilnya sembari berusha memasukkan sesuatu ke dalam bagasi.

Laki-laki itu tidak menggunakan seragamnya dan tentunya ia tidak terlihat seperti hendak pergi bekerja. Pergerakan Keith terhenti tepat ketika Claire menghentikan mobilnya di depan pagar. Claire begerak turun dari kursi kemudi kemudian menghampiri laki-laki itu dengan cepat dan memeluknya erat.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Claire begitu menatap tas-tas yang diletakkan Keith di dalam mobilnya. Kini laki-laki itu tersenyum untuk pertamakalinya sejak Claire mengatakan niat untuk kembali ke Chicago.

"Kau tahu? Kupikir aku telah menyelesaikan tugasku."

"Apa?"

"Kau tidak ingat?" Keith meremas pundaknya kemudian berkata, "aku pernah berjanji padamu untuk menemukan seseorang yang menyakiti Ashley dan aku sudah menemukannya, jadi tugasku sudah selesai. Aku mengirim surat pengunduran diriku kemarin dan aku memutuskan untuk menyusulmu. Mungkin ada hal penting yang harus kulakukan di Chicago."

Claire menyipitkan matanya dan tersenyum. "Hal penting apa?"

"Menjagamu."

Laki-laki itu mengedipkan sebelah matanya hingga Claire tertawa geli.

"Dan apa yang kau lakukan disini?" Keith menyipitkan matanya dan mengerutkan dahinya.

"Menjemputmu," sahut Claire akhirnya. Mereka tertawa lepas, hanya sejenak sebelum Keith menarik Claire ke dalam pelukannya.

"Well kalau begitu, kau harus membantuku membereskan semua ini."



- THE NURTURE -


THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang