KEITH
Ellis duduk di seberang meja sembari menatap salinan hasil autopsi dan seorang pelayan yang baru saja datang menumpahkan kopi di atas mejanya. Pemuda itu kelihatan gugup, wajahnya memerah dan kedua tangannya bergetar saat berusaha membersihkan kekacauan yang dibuatnya.
“Aku minta maaf, pak.. aku benar-benar ceroboh.”
Ellis mengumpat ketika cairan kopi itu mengenai jasnya, dan laki-laki itu hampir saja melompat dari atas kursinya.
“Tidak apa-apa, kita dapat membersihkan kekacauan ini.”
Keith meraih serbet di atas nampan dan menggunakannya untuk mengelap meja. Si pelayan memungut gelas yang jatuh di bawah lantai dan seorang pelayan lainnya berlari menghambur ke arah mereka dengan membawa kain pel.
“Aku bodoh sekali,” gerutunya. “Aku benar-benar menyesal.”
Keith bertukar tatap dengan Ellis sesaat kemudian menatap wajah pelayan itu dengan lembut.
“Hari pertama, huh?”
“Ya. Aku butuh biaya untuk kuliah.”
“Tidak apa-apa,” ujar Keith sembari meninju bahunya. “Lanjutkan!”
Kekacauan itu pergi dengan cepat dan Ellis kembali duduk di kursinya. Ia menghela nafas sembari menyandarkan tubuhnya di atas sofa. Kini, kedua matanya menatap Keith. Namun, bukan laki-laki itu yang menjadi pusat perhatian Keith saat ini melainkan seorang wanita dengan jubah hitam yang baru saja keluar dari sebuah toko di seberang jalan. Seorang petugas yang berjaga di pintu tersenyum dan mengangguk ke arahnya, ia menawarkan sebuah keranjang, namun wanita itu menolaknya dan menghilang di balik pintu toko.
“Tidak bisa kupercaya,” ujar Ellis. “Sikapmu benar-benar berubah.”
“Apa masalahnya?”
“Tidak ada masalah. Hanya sedikit aneh.”
“Bagaimana Ashley?”
“Bagaimana Miss Foy?” ledek Ellis. Laki-laki menatap Keith dengan serius hingga tawanya meledak.
“Yang benar saja. Aku sudah menebaknya sejak awal.”
“Aku serius, bagaimana Ashley?”
“Dia sedikit keras kepala.”
“Lupakan saja! Dia memang keras kepala..”
“Tampaknya kau mengenalnya cukup baik?”
“Apa dia ketakutan?”
“Tidak, kalaupun memang, dia tidak terlihat begitu ketakutan. Pengasuhnya datang setelah aku menghubunginya.”
“Mrs. Laurie?”
“Ya, dan dia memaksa untuk tetap tinggal. Well, setidaknya para petugas sudah berjaga di sana semalaman seperti yang kau mau.”
Keith mengedarkan tatapannya kembali ke seberang jalan dan menatap pintu toko yang masih tertutup. Petugas yang berjaga itu masih berdiri di depan sana, ia mengangguk pada setiap orang yang baru saja melewati tokonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NURTURE (COMPLETE)
Mistero / ThrillerKolam itu gelap, airnya menghitam selama bertahun-tahun dan menurut rumor yang beredar, roh-roh mengelilinginya mereka yang membisikkan para biarawati untuk melompat dari atas tebing. Setelah sepuluh tahun meninggalkan kota kelahirannya, Claire men...