4 (B)

116 29 1
                                        

KEITH

Keith membaca ulang laporan yang dicetak Ellis tentang seseorang yang bernama Caesar Ramon. Mereka menemukan berkasnya dengan mudah. Pria itu lahir dan dibesarkan di bagian selatan Vermont, kemudian menempati Alton selama belasan tahun. Waktu yang cukup lama untuk bertahan di kota sesuram Alton. Ramon pernah bekerja sebagai petugas penjaga di sebuah rumah sakit dan namanya masuk dalam daftar orang hilang sekitar empat belas tahun silam. Keith menemukan kejanggalan dalam laporan itu. Petugas yang menulis laporannya menyebutkan bahwa seorang wanita bernama Marie Florance yang melaporkan menghilangnya Caesar Ramon. Pencarian itu berlangsung selama bertahun-tahun hingga pengadilan memutuskan untuk menutup beberapa kasus orang hilang yang tidak dapat ditemukan.

Ia telah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari kasus itu, kemudian Keith meminta Gail, petugas arsip yang berjaga siang itu untuk mengumpulkan semua laporan harian terkait kasus kematian Suster Annie yang terjadi pada tahun yang sama dengan kasus hilangnya Caesar Ramon. Keith telah membalik halaman itu satu persatu, menelunsuri semua cetakan gambar dan hasil autopsi hingga tanpa sadar ia telah melewatkan jam makan siangnya.

"Kau ingin kubelikan sesuatu? Kentang atau makanan siap saji lainnya?" tanya Ellis satu jam yang lalu sebelum laki-laki itu menghilang di balik pintu.

"Tidak."

"Beri aku waktu satu jam, aku akan kembali."

Satu jam berikutnya Ellis mengetuk pintu ruangan Keith dan datang bersama seorang wanita di belakangnya. Eleanor hadir dengan mantel hitam dan topi hijau klasiknya. Wanita itu tidak perlu berdandan untuk mempertegas setiap sudut wajahnya. Ia mudah dikenali dan hidungnya yang kecil seolah dapat mengendus keberadaan Keith di kejauhan. Keith mengingat saat pertama bertemu wanita itu dalam sebuah acara pelelangan sosial. Eleanor selalu berusaha tampil sesempurna mungkin seperti yang diingat Keith. Bahkan setelah bertahun-tahun, Eleanor enggan mengubah bentuknya sedikitpun seolah-olah ia adalah patung pahatan yang diciptakan untuk dipajang dalam galeri besar - seolah-olah Keith akan berkompromi tentang tampilannya.

Keith berdiri dari kursinya dan berjalan mengitari meja. Ia mengangguk ke arah Ellis hingga laki-laki itu pergi meninggalkannya bersama Eleanor dan menghilang di balik pintu. Dalam sekejap, seisi ruangan itu terasa mencekam. Wangi parfum Eleanor menyeruak ke seluruh ruangan - wangi yang dulu mampu melelehkan Keith dalam sekejap mata. Kini segalanya telah berubah meski tidak ada yang benar-benar berubah tentang Eleanor. Ia tetaplah wanita yang suka menghabiskan hari-harinya bersama setumpuk buku dan bekerja seperti orang gila. Keith sudah menduga bahwa hanya masalah waktu untuk membuktikan bahwa mereka adalah pasangan gila yang sama-sama berusaha menutupi keanehan mereka. Dulu, Eleanor tidak akan mengacuhkan kegilaannya barang sedetikpun, sekarang situasinya telah berubah dan tidak dapat dipungkiri bahwa mereka sama-sama berharap bahwa pernikahan itu tidak pernah terjadi.

Sepatu bot kulit tinggi berwarna hitam yang dikenakan Eleanor mengeluarkan bunyi ketukan lembut di atas lantai ketika wanita itu berjalan mengitari ruangan dan berhenti di samping meja kerja Keith. Beberapa helai rambut merahnya mengintip dari balik mantel hitam besar dan topi tinggi berenda yang dikenakannya. Sekilas Keith melihat kedua matanya berkilat di bawah topi itu dan tampak jelas bahwa wanita itu melihatnya tidak lebih dari sekadar debu di dalam ruangan yang terlalu sempit untuknya.

"Kau pastilah orang paling sibuk yang pernah kutemui, Wendell."

Keith dapat mencernanya dengan baik dan kalimat itu lebih menyerupai ejekan apabila keluar dari mulut pedas istrinya.

"Kenapa kita tidak langsung masuk pada intinya? Aku benar-benar tidak ingin membuang-buang waktumu yang berharga dan mungkin udara di ruangan ini akan terasa panas dalam hitungan menit."

Eleanor mengangkat sebelah alisnya kemudian mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya. Ia meletakkan amplop itu di atas meja Keith sembari bergumam, "Lester berusaha menghubungimu sejak kemarin dan dia mengatakan kalau kau terus menghindar untuk berbicara dengannya. Aku hanya membutuhkan sedikit kepastian dan masalah ini akan selesai dengan cepat."

"Kau ingin aku menghadiri sidang itu? Aku akan hadir, tapi kau mengerti situasinya sedang kacau saat ini. Aku punya pekerjaan yang harus.."

"Aku juga punya banyak pekerjaan kalau kau lupa," potong Eleanor sembari mengangkat wajahnya. "Lagipula tidak ada alasan untuk menunda perceraian. Wanita itu pasti juga tidak ingin tidur bersama laki-laki yang masih beristri."

Kedua alis Keith bertaut. "Siapa?"

"Claire Foy. Aku melihat dari caramu memandangnya di pemakaman. Dengar-dengar dulu kalian cukup akrab."

Keith mendengus. Ia mengitari meja untuk kembali ke kursinya kemudian meraih secarik kertas di dalam amplop itu, membaca dan menandatanganinya dengan cepat sebelum menyerahkannya kembali pada Eleanor.

Kini, wanita itu menatap ke atas mejanya, menyaksikan setumpuk berkas di atas sana cukup lama hingga Keith menjulurkan amplop itu.

"Persidangan itu akan dimulai lebih cepat dari yang kau harapkan. Jangan singgung apapun tentang Claire, dia tidak ada hubungannya dengan ini."

Eleanor memasukkan amplop ke dalam tasnya, mengangkat wajah dan berbalik pergi meninggalkan ruangan itu tanpa meninggalkan pesan. Keith menunggu hingga suara ketukan langkah kaki Eleanor menghilang di koridor. Ia baru saja mengempaskan tubuhnya di atas kursi begitu Ellis menyeruak masuk beberapa detik kemudian dengan dua gelas kopi di tangannya.

"Benar-benar hari yang panjang dan melelahkan, huh?" katanya saat menyerahkan satu gelas kopi pada Keith dan meneuguk kopinya dari gelas yang lain. "Apa yang kau temukan?"

Keith mengitari meja untuk menunjukkan sebuah kartu nama Caesar Ramon yang ditemukan Claire, pada Ellis. Tepian meja itu kini menjadi sandarannya.

"Claire menemukan kartu nama itu di antara tumpukkan barang-barang lama milik saudarinya dan coba tebak, pria bernama Caesar Ramon ini dinyatakan hilang empat belas tahun silam. Kasusnya ditutup setelah pencarian panjang selama dua tahun, dan kejutan lainnya adalah Marie Florance yang melamporkan kejadian menghilangnya Ramon."

"Suster Marie?"

"Ya. Itu dia."

"Empat belas tahun? Itu artinya bertepatan dengan kasus kematian Suster Annie."

"Benar. Aku mulai melihat titik terang untuk kasus ini. Kurasa semua ini berhubungan."

"Apa kau akan membuka kembali kasus ini?"

"Mungkin, tapi itu akan sedikit sulit karena petugas yang menyelidiki kasus menghilangnya Ramon tidak tetap. Laporan harian mereka tersebar dimana-mana dan sistem kita tidak bisa membuka arsip empat belas tahun lalu."

Ellis beringsut di kursinya. "Bagaimana Suster Marie mengenal laki-laki ini? Apa mereka berhubungan?"

"Aku tidak tahu, Claire tidak tahu tentang pria itu, tapi saudarinya memiliki kartu nama ini, dia mungkin mengenal pria bernama Ramon ini, tapi tidak ada bukti lain yang dapat ditelunsuri."

"Jadi apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan mencoba berbicara dengan pengacara yang bertugas dalam kasus itu. Aku mengenal Tyson Howard, kami pernah bertemu dalam sidang sekitar lima tahun silam. Sementara itu, aku ingin kau mempelajari kasus kematian Suster Annie dan Irine lebih jauh. Kumpulkan semua nama yang terlibat saat itu dan kita akan mencari kecocokannya dengan kasus Ramon."

"Caesar Ramon, menurutmu dia masih hidup?"

"Aku tidak tahu, tapi jika masih, ada kemungkinan kalau dia bertanggungjawab atas semua ini."

Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini 🙏



THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang