3 (B)

123 30 5
                                        

KEITH

Keith baru saja menerima panggilan telepon ketika ia menyaksikan Todd Ellis berbicara dengan seorang wanita di depan ruangannya. Wanita yang mengenakan setelan blus berwarna gelap dengan rambut kecoklatan itu terlihat familier. Tubuhnya jauh lebih kecil dari Ellis, namun wanita itu mendongak dan berdiri dengan beraninya. Dengan tas berwarna hitam juga sebuah syal yang melingkari lehernya, ia tampak berusaha tampil semenarik mungkin. Keith telah melupakan fakta betapa menariknya wanita itu. Namun, bukan kehadiran wanita itu di kantornya yang membuat Keith terkejut melainkan caranya menantang Ellis. Ia tidak sama persis seperti wanita pemalu yang dikenal Keith belasan tahun silam.

Keith mendekati jendela untuk berusaha mendengar apa yang dikatakannya dari dekat, namun suaranya teredam sehingga Keith memutuskan untuk membuka pintu dan bergerak keluar untuk menghadapinya.

“Ada masalah apa?” tanyanya pada Ellis dan wanita itu – Claire, langsung menatapnya.

“Miss Foy ingin bicara denganmu.”

Keith memberi anggukkan singkat hingga Ellis bergerak pergi meninggalkan mereka. Ketika yang tersisa di lorong itu hanya mereka, Keith berbalik dan berjalan memasuki pintu ruangannya sembari bergumam.

“Waktuku tidak banyak.”

Ruangan itu terasa sesak dengan keberadaan wanita itu. Kalau saja Keith berpura-pura tidak peduli – tapi sayangnya ia peduli, ia tidak akan memikirkan betapa kacaunya ruang kerja itu. Setiap sudut dindingnya dipenuhi oleh barang-barang, lemari-lemari juga rak diisi oleh setumpuk map dan kertas-kertas lainnya. Aroma kopi panas dan sisa sarapannya menguar ke seluruh ruangan dan kursi di belakang meja itu – ia harap kursi itu tidak cukup keras untuk diduduki. Namun wanita itu bahkan tidak mengomentari apapun ketika Keith berbalik menatapnya.

“Ada apa?”

“Kau bisa menarik petugasmu untuk berhenti mengikuti Ashley. Itu membuatnya terganggu.”

Keith mengangkat sebelah alisnya kemudian berjalan mendekati tepi meja dan bersandar dengan nyaman di sana.

“Kenapa aku perlu bertanya padanya?”

“Jadi itu kau, kan?” Itu bukan pertanyaan, dan dari cara Claire mengucapkannya, wanita itu berusaha menuding Keith.

“Kau tidak perlu melakukan ini! Itu konyol, dia tidak terlibat apapun dan kau tidak punya bukti untuk mengklaim bahwa Ashley bersalah sehingga kau harus mengawasinya. Kau tidak berhak melakukan itu!”

“Kenapa kau repot-repot datang kesini hanya untuk memintaku menarik petugasku? Aku tahu apa yang kulakukan, aku tidak harus menjelaskan seluruh prosedurnya padamu.”

“Tidak! Kami bertengkar semalaman dan dia tidak mau berbicara denganku hingga sekarang.”

“Jadi kau pikir aku harus bertanggungjawab atas sikapnya padamu?”

“Aku pikir kau hanya perlu menarik orang-orangmu dan menjauhinya.”

Keith bergeming menatap Claire, kedua tangannya mencengkaram tepian meja dengan erat dan punggungnya melengkung dengan tidak nyaman. Laki-laki itu kemudian berdiri dari sandarannya dan mendekati Claire.

“Aku tidak harus mendapatkan izin darimu.”

Keith telah berjalan mendekati pintu dan membukanya untuk Claire ketika wanita itu menghampirinya sembari bertanya, “tapi untuk alasan apa? Jika kau tidak mau menarik petugasmu, setidaknya aku harus tau alasannya.”

Wajah Keith memerah dan ia membuat wanita itu tersentak begitu tangannya membanting pintu hingga tertutup kembali dengan kasar.

“Kenapa aku harus selalu menjelaskan semuanya padamu, Claire?”

“Karena kau harus! Ini bukan tentangku, ini tentang Ashley. Ibunya tidak ada jadi sekarang aku yang bertanggungjawab atas dirinya. Aku perlu tahu alasan mengapa kau merasa perlu mengikutinya seolah-olah dia akan berbuat sesuatu yang jahat.”

“Dia memang melakukannya. Kau tahu apa yang dilaporkan petugasku saat melihatnya semalam? Gadis itu pergi bersama seorang petugas polisi di kantor ini dan mereka akan bercinta di dekat kolam itu seandainya saja petugasku tidak datang lebih awal.”

“Apa?”

“Apa dia tidak memberitahumu? Kupikir sekarang kau ibunya?”

Wajah Claire memerah, amarahnya memuncak dan wanita itu mulai berteriak. “Itu tidak berarti dia melakukan tindak kriminal!”

“Menurutmu mengapa dia memilih kolam itu?”

“Aku tidak tahu! Apa itu penting?”

“Itu bukan kali pertama aku melihatnya berkeliaran di sekitar kolam itu. Apa yang membawanya ke kolam itu? Kenapa dia begitu tertarik?”

“Kau pikir dia..?”

“Aku berusaha memcari kebenaran, jika dia bersih, tidak akan ada yang terjadi padanya. Kau tahu itu.”

“Kau pikir.. kau pikir Ashley terlibat dengan kasus kematian ibuku? Kau pikir Ashley..”

“Aku tidak ingin membuatmu tidak nyaman, begitu juga Ashley. Aku hanya ingin tahu kebenarannya. Kebenaran yang masuk akal.”

“Apa yang masuk akal?! Bahwa ibuku tidak melompat dari kolam itu? Bahwa Ashley terlibat?”

“Apa kau percaya?” Keith mendekati wanita itu hingga mereka hanya berjarak satu langkah. Matanya menatap ke dalam mata Claire dan nafasnya memburu. “Apa kau percaya ibumu melompat begitu saja ke dalam kolam? Kau tidak pernah memercayai rumor itu sedikitpun sama halnya sepertiku.”

“Tapi itu bukan Ashley, demi Tuhan!”

“Bagaimana kau tahu? Bagaimana kau akan menjelaskannya padaku?”

“Itu bukan Ashley,” bisik Claire seolah sedang berusaha menyakinkan dirinya sendiri alih-alih berbicara dengan Keith. Kedua matanya kini berkaca-kaca dan Keith hendak meraih wanita itu sebelum Claire menepisnya dengan cepat sembari berkata,

“Jauhi saja petugasmu darinya, kau sialan!”

Claire bergerak menuju pintu dan tanpa aba-aba, wanita itu pergi dan menghilang dari sana.

Keith masih berdiri di tempatnya, memandang persis ke arah dimana Claire meninggalkannya dan tiba-tiba benaknya diliputi oleh berbagai hal. Sesuatu yang benar-benar menganggunya hanyalah fakta bahwa perasaannya terhadap wanita iu tidak pernah berubah tidak peduli bagaimana ia berusaha menutupinya, Claire akan selalu menjadi wanita yang Keith lihat dalam mimpinya dan wanita yang diingatnya ketika ia terbangun.

Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini 😁

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang