DORIS
Doris pernah memikirkan sebuah tempat: semacam taman bermain yang cukup luas untuk Lisa. Ia akan membangun sebuah rumah pohon dan ayunan untuk gadis itu. Di sekitarnya rumput hijau tumbuh subur dan tepat di belakang pagar, terdapat taman luas yang memuat bunga-bunga dengan berbagai jenis warna. Terkadang Doris membayangkan seorang penyihir wanita cantik dengan jubah hijau berenda, topi hitam dan tongkat panjang yang suka berkeliaran di taman itu. Penyihir itu akan membuat boneka kayu dan bermain dengan Lisa. Mereka berlari-larian dan bermain petak umpat. Kemudian Lisa akan bersembunyi di rumah pohon sementara penyihir itu merangkak di atas dahan-dahannya yang tinggi.
Malam itu, setelah menghabiskan waktu untuk membayangkan tentang penyihir cantik, Doris bermimpi buruk. Kali ini, pria itu - sang iblis, kembali muncul. Ia mengenakan jaket kulit hitam dan celana panjang yang menggantung rendah di bawah pinggulnya. Wajahnya tirus dan sepucat kelihatannya, sedang kedua matanya memerah.
Doris mendengar suara langkahnya ketika berjalan menaiki tangga. Kemudian, suaranya mengeras di sepanjang koridor. Doris terjaga dari tidurnya dan beringsut dengan ketakutan di atas kasur. Tangannya bergetar dan sekujur tubuhnya berkeringat persis ketika ia menyaksikan kenop pintunya diputar. Kemudian, wajah sang iblis muncul dari balik pintu kamarnya, kejam dan menakutkan. Kedua matanya berkilat dalam kegelapan dan Doris langsung berlari ke seberang ruangan. Si iblis meletakkan satu jarinya depan mulut dan bergerak dengan tenang. Doris jatuh ketakutan di atas lantai, tubuhnya meringkuk. Persis ketika tangan itu meraihnya, Doris berteriak kencang.
"Pergi Ramon!! Pergi!! Kau iblis itu! Kau si iblis itu!!"
Doris berteriak, kedua tangannya mencakar-cakar di udara dan ia terbangun dari tidurnya. Lisa meringkuk ketakutan di atas kasurnya, dan teriakannya mendatangkan dua orang perawat yang sedang berjaga. Mereka langsung menangkap Doris, membiusnya dengan obat penenang dan mengikat kedua tangan Doris pada tiang kasur. Sesuatu terasa mencekiknya. Tenggorokannya tercekat dan wajah iblis itu muncul di langit-langit ruangan.
Doris mendengar suara ranting pohon yang mengetuk-ngetuk kaca jendela kamarnya malam itu. Ia terjaga sepanjang malam dan terus menatap ke arah jendela. Sewaktu-waktu Doris melihat laki-laki itu muncul di sana kemudian ia akan berteriak lagi. Seisi bangunan itu ikut terjaga. Malam menjadi lebih panjang dan suara-suara di kepalanya terus berdengung. Lisa sedang duduk di sudut ruangan, kedua lututnya menekuk, tangannya bergetar, wajahnya pucat.
"Tidak apa-apa.." bisik Doris. "Tidak apa-apa.."
Pintu kamarnya terbuka, seorang perawat muncul di sana, matanya menatap ke sekitar, ia tampak kebingungan.
"Siapa yang kau ajak bicara?" tanyanya.
Lisa ikut menatapnya, gadis itu menjulurkan tangan keluar jendela dan Doris melihat si iblis berdiri di sana. Wajahnya memucat, kedua matanya berkilat.
"Ramon!!" katanya. Doris mengepalkan tangannya. Tali yang mengikat pergelangan tangannya terasa mengerat.
"Ramon!! Kau iblis jahat! Kau iblis jahat!!"
Si perawat berjalan melintasi ruangan dan menekan tombol merah. Seorang perawat lainnya muncul dengan jarum suntik dan mereka menahan Doris di kasurnya sebelum menyuntikkan jarum itu ke lengannya.
Tiba-tiba saja seisi ruangan memudar, tapi Doris masih sanggup melihat Lisa berjalan ke arahnya. Dua perawat itu membaringkannya, mereka bergerak keluar dan menutup pintu di belakangnya. Ruangan itu kembali gelap dan dengungan di kepalanya mulai memudar. Tapi malam tidak berakhir di sana dan iblis itu masih berkeliaran di luar jendela kamarnya, ia berputar-putar di sekitar pekarangan, memanjat tembok-tembok tinggi dan merayap di sekitar jendela. Suatu ketika iblis itu sampai di depan jendelanya, ia mengetuk-ngetukkan jari-jarinya yang panjang pada kaca jendela dan menyeringai lebar ke arah Doris. Sesuatu dalam diri Doris hendak berteriak, namun sekujur tubuhnya mati rasa dan ia terus memandangi iblis itu dalam kegelapan.
Beritahu saya tanggapan kalian untuk cerita ini 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
THE NURTURE (COMPLETE)
Misterio / SuspensoKolam itu gelap, airnya menghitam selama bertahun-tahun dan menurut rumor yang beredar, roh-roh mengelilinginya mereka yang membisikkan para biarawati untuk melompat dari atas tebing. Setelah sepuluh tahun meninggalkan kota kelahirannya, Claire men...