1 (C)

281 53 3
                                        

ELEANOR

Tirai pucat itu menyingkap hamparan rumput luas di belakang biara. Pohon-pohon tinggi berjejer membentuk jalan masuk menuju biara dan ada sebuah patung yang retak di belakang pintu masuk. Pagarnya yang mengayun terbuka baru saja menyambut angin yang datang dari kaki bukit. Sejauh mata memandang, tidak ada kendaraan yang bergerak menuju kaki bukit, hutan di seberang sana tampak hening, langit sore bersembunyi di atas dahan-dahan pohon tinggi dan kabut tebal menyelimutinya.

Eleanor menatap dari balik jendela perpustakaan dan melihat sejumlah orang berkumpul di dekat kolam. Seisi biara telah dibuat gempar dengan kabar kematian Suster Marie. Wanita itu, seperti yang dikenal Eleanor, telah menghabiskan belasan tahun hidupnya di dalam biara. Suster Marie membantu banyak kegiatan di sekolah, mereka berbicara beberapa hari yang lalu dan Eleanor tidak bisa memungkiri kalau wanita itu terus menatapnya dengan cara yang aneh. Insting alamiahnya mengatakan bahwa wanita itu cukup gila.

Suster Marie menunjukkan sikapnya yang aneh sejak kali pertama ia menginjakkan kakinya di biara. Wanita itu bercerai setelah menikahi pria bernama Donald. Anak pertamanya, Hazel, ditemukan tewas di bak mandinya. Sementara putri bungsunya yang lahir di luar pernikahan, Claire, memutuskan untuk meninggalkan Alton. Para wartawan akan memburu berita itu habis-habisan. Mungkin, pikir Eleanor, wajah Suster Marie akan dipajang di halaman utama dalam surat kabar sekiranya satu atau dua minggu ke depan. Warga Alton menginginkan berita yang mampu memperkuat rumor tentang kolam penyucian itu. Para biarawati yang melompat – saat ini terhitung tiga orang termasuk Marie, orang-orang telah memercayai bahwa biarawati itu telah dirasuki oleh roh halus sebelum memutuskan untuk melompat.

Eleanor dibesarkan oleh Sang Pastur di dalam biara namun selama dua puluh sembilan tahun hidupnya, ia tidak pernah memercayai roh-roh jahat sedikitpun. Eleanor lebih menyukai fakta ketimbang mitos yang beredar di kota itu. Suaminya mungkin menjadi satu-satunya mitos yang pernah dipercayai Eleanor sepanjang hidupnya.

Eleanor segera mengenali coupe hitam yang dikendarai laki-laki itu ketika menuju kolam dimana kejadian bunuh diri itu berlangsung. Ia mencondongkan tubuhnya mendekati kaca jendela untuk melihat lebih jelas. Laki-laki itu terlihat lebih muram, tampilannya berantakan dan apapun yang sedang dihadapinya, Eleanor yakin itu berkaitan dengan surat pengajuan perceraian yang dikirim Eliza Lester ke kantornya pagi ini. Keputusan Eleanor untuk menceraikan Keith Wendell sudah bulat, tapi Eleanor penasaran apa jawaban laki-laki itu.

Eleanor melihat Keith berbicara dengan seorang petugas kepolisian yang terus mengangguk-angguk sebelum bergerak pergi untuk memanggil rekannya yang lain. Laki-laki itu berdiri di dekat kolam sembari menatap ke dalam airnya yang gelap seolah-olah ia sedang berusaha mencari jawaban di sana. Seorang petugas polisi lain baru saja terlihat, ia tampak sibuk mengarahkan kameranya ke petak-petak rumput dan tanah basah yang ditunjuk Keith dan mulai mengambil gambar. Tiga orang wartawan sedang menunggu di belakang garis kuning, salah seorang dari mereka berusaha menerobos masuk untuk berbicara dengan Keith sebelum petugas kepolisian itu mennahannya.

Eleanor sedang menatap undakan bebatuan besar yang membentuk tebing tinggi sesaat sebelum ia menyadari Keith tidak lagi berdiri di tempatnya. Laki-laki itu berjalan sendirian menjauhi kolam, namun ia tidak pergi melainkan berjalan mendekat. Kemudian, Eleanor sadar kalau laki-laki itu sedang berjalan menuju biaranya. Dari tempatnya berdiri, sekilas ia menangkap tatapan Keith yang terangkat ke arahnya. Karena terkejut, Eleanor menyentak tubuhnya dan bergerak mundur menjauhi tepi jendela, kini ia menatap wajahnya di cermin. Rambutnya dan pakaiannya kusut, bintik-bintik memerah di wajahnya terlihat semakin jelas. Tampilannya kacau. Namun tidak hanya itu. Buku-buku bertumpuk secara tidak beraturan di atas mejanya dan ia lupa meminta petugas kebersihan untuk mengangkut bekas cangkir kopi dan sisa makanannya dari atas meja. Seisi tasnya berhamburan di atas sofa dan Eleanor tidak sempat mempersiapkan diri karena ia pikir hari ini ia tidak akan menerima kunjungan siapapun di ruang kerjanya.

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang