10 (D)

136 33 2
                                        

CLAIRE

Aku menyaksikan pintu dibanting terbuka, dan kelegaan langsung membanjiriku begitu aku melihatmu berlari di ujung sana. Tubuhku bergetar saat kau berusaha melepaskan tali yang mengikat tanganku. Aku ambruk di atas pundakmu. Kurasakan kedua mataku basah dan bahuku berguncang hebat. Aku mulai menangis ketika kau membawaku keluar dari tempat itu, namun lenganmu yang kuat telah merengkuhku, membawaku keluar dari kesedihanku.

“Oh Tuhan.. syukurlah.” Kau mendaratkan ciuman di kepalaku, menarikku mendekat dan memelukku erat. “Tidak apa-apa. Kau aman. Kau aman sekarang.”

“Eleanor..” kataku dengan suara bergetar.

“Aku tahu.”

“Apa dia masih hidup?”

“Tidak.”

“Oh Tuhan.. dimana dia?”

“Tracy akan mengurusnya. Jangan khawatir.”

Kau menarikku dan membawaku keluar dari bangunan itu, dengan sengaja menghindar dari pemandangan mengerikan yang terjadi di lantai dasar. Dalam sekejap tempat itu menjadi gaduh. Beberapa orang petugas telah berkeliaran di sekitar sana. Para Biarawati keluar dari kamar mereka dan mobil-mobil polisi berdatangan.

Aku memandangimu berbicara dengan seorang petugas dari balik kaca mobil. Tubuhku masih bergetar dan wajahku pucat, namun seluruh pikiranku berhamburan keluar, tertinggal tepat di tebing itu. Belasan petugas juga berkeliaran di sekitar kolam, cahaya lampu merah dari sirine mobil mereka berkedip-kedip di kejauhan. Hutan membentang luas di belakang sana, langit gelap malam menyelimutinya dan sekali lagi, aku menengadah memandangi tembok biara itu: gelap dan dingin, kengerian telah terjadi di dalam sana, tidak ada yang benar-benar tahu rahasia apa lagi yang tersembunyi di dalamnya.

Mobil ambulas datang beberapa menit kemudian. Petugasnya bahu-membahu membawa jasad si pelayan ke dalam sana. Tubuh Suster Suzzane terbaring di atas tandu. Wanita itu masih hidup sehingga dua orang petugas dikerahkan untuk mengawasinya sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Kini, suara keributan menggantung di setiap sudut tempat. Aku menyandarkan kepalaku ke arah jendela, menatap melalui kaca spion mobil itu dan menyaksikanmu mendekati pintu mobil hingga kau duduk di kursi pengemudi.

Kau menekankan kain basah di wajahku, menyeka kotoran yang tertinggal di sana kemudian meremas punggung tanganku dengan lembut.

“Aku seharusnya tidak meninggalkanmu sendirian malam itu, maafkan aku,” katamu.

“Apa yang terjadi?” tanyaku kemudian. Kau menarik nafas kemudian bergeser di atas kursimu dan menatap ke arah dimana kekacauan itu baru saja berakhir.

“Pastur mengakui perbuatannya. Dia secara tidak sengaja melukai Ramon hingga tewas.”

“Apa?”

“Ibumu berhubungan dengan Ramon, tapi kemudian Ramon menghianatinya dan memerkosa Doris. Peristiwa itu menyebabkan Doris mengalami trauma yang memicu penyakit mentalnya. Dia mengandung anak Ramon dan melahirkan bayi itu. Itu Eleanor. Eleanor adalah bayi perempuan Doris dan anak Ramon. Pastur tidak bisa menerima tindakan Ramon. Doris sering bermimpi buruk dan dia mengalami hari-hari yang menyiksa hingga bayinya lahir. Jadi, Pastur ingin membalas itu pada Ramon. Dia mendatangi Ramon hari itu, dia hanya bermaksud menggertaknya, namun Ramon menyerangnya dan Pastur menggunakan senjatanya untuk menembak laki-laki itu. Ramon tewas dan dia menceritakan hal itu pada Eleanor. Dia bilang Eleanor tidak bersalah atas apapun. Kurasa dia hanya berusaha melindungi Eleanor. Tapi dia mengaku telah mengubur jasad Ramon di atas bukit, dan dia mengaku kalau dia tidak membunuh para biarawati itu.”

“Itu Eleanor. Pastur tidak mengetahuinya?”

“Tidak, kurasa dia hanya berusaha melindungi Eleanor. Tracy berbicara dengan Lynn. Dia wanita tua yang kita temui di pemakaman Ashley. Dia juga seorang cenanayang, dan Lynn telah mengenal Ramon sejak dulu. Aku berbicara pada Lynn dan dia mengatakan kalau dia adalah suara di kepala Ashley yang membantunya selama ini. Kupikir itu bodoh. Aku tidak bisa memercayai hal itu sampai sekarang, tapi dia mengatakan dia tahu sesuatu. Ashley tahu sesuatu. Ada rahasia di balik semua kejadian ini, dan kejadian tewasnya para biarawati ada kaitannya dengan kematian Ramon yang disebabkan oleh Pastur. Itu ulah Eleanor, seorang biarawati mengetahui hal itu, dan Eleanor membunuhnya ketika dia hendak buka mulut. Itu suster Annie, kemudian kejadian itu berlanjut pada biarawati lainnya yang mengetahui rahasia mereka. Tapi ibumu, aku tidak mengerti cara kematiannya.”

“Dia menerima sebuah surat.”

“Apa?”

“Aku melihat surat itu, disana tertulis: Melompatlah ke dalam kolam seperti para biarawati itu, mungkin disanalah tempatmu. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi mungkin seseorang memengaruhinya untuk melompat ke dalam sana.”

“Dan Suster Suzzane, apa yang terjadi padanya? Kenapa dia melakukan ini padamu?”

“Dia adalah kembaran Suster Annie dan seorang saksi mata lainnya yang juga melihat kejadian itu. Dia tidak berani melaporkannya ke polisi karena tidak akan ada yang memercayainya, dan hal itu mungkin akan membuatnya dikeluarkan dari biara - atau yang terburuk, dia akan bernasib sama seperti saudarinya. Tapi dia mendengar Pastur dan Eleanor berbicara tentang seorang saksi mata: Hazel. Jadi dia mendatangi Hazel untuk meminta bantuan. Tapi Hazel malah memanfaatkannya dan dia membunuh Hazel.”

“Apa?”

“Ya, dia membunuh Hazel karena Hazel mengancamnya akan memberitahu pastur. Hazel juga memerasnya.”

“Apa dia juga membunuh Ashley?”

“Ya, dia melakukannya karena Ashley tahu. Ashley mungkin satu-satunya orang yang melihatnya saat dia menenggelamkan Hazel.”

Wajahmu memerah, tanganmu terkepal dan kau memukul setir dengan keras.

“Tracy punya firasat tentang hal itu,” katamu. “Dia menemukan potongan kain pakaian Suster Suzzane di hutan. Dia mengatakan semua ini melibatkan lebih dari satu orang.”

“Bagaimana dengan Doris?” tanyaku. “Mengapa Eleanor membunuh wanita itu?”

“Doris ibunya. Eleanor adalah bayi perempuan Doris yang hilang. Dia mungkin telah membenci wanita itu sejak dulu. Aku tidak tahu pasti.”

“Dia membenci semua yang terlibat dengan Ramon, bukan begitu?”

“Aku tidak tahu, tapi aku berjanji padamu aku akan menemukan jawabannya. Sekarang kau aman, hanya itu yang perlu kau tahu sekarang. Jangan pikirkan hal lain.”

Malam itu dingin. Aku meninggalkan kegaduhan di sekitar sana dan pergi untuk menikmati satu lagi kesempatan yang tersedia untukku. Hari bergulir cepat, namun aku melihat dari balik jendela kamarku dan menyaksikan kegelapan itu sirna. Tiba-tiba seluruh cahaya meredup dan aku tidak sanggup memikirkan hal lain sebelum aku terhanyut dalam tidur yang panjang.

Beritahu saya tanggapan kalian..

THE NURTURE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang