Warn!
Cheese +
.
Sejujurnya inilah yang ditakutkan dari awal, Sepintas pernah terfikirkan gimana nantinya kalo benih suho tumbuh di rahim Irene? Tapi Seulgi berusaha buat ga memikirkan sampe sejauh itu, Berharap hal itu ga bakalan terjadi.
Ternyata tuhan memiliki rencana lain.
Ngga tau Seulgi harus berekspresi seperti apa setelah Irene bilang kalo dirinya hamil.
Senang? Gimana dia bisa seneng pacarnya hamil bukan karna dirinya, Walaupun Seulgi juga belom tentu bisa ngehamilin Irene tapi tetep aja dia pengen pacarnya nanti saat jadi istrinya bakal punya anak keturunan dia bukan orang lain.
Sedih? Apakah Seulgi harus terus terusan merasa sedih? yang ujungnya bakalan ngebuat Irene semakin drop dan berakhir nyakitin dirinya atau lebih parahnya suicide?
Nggak cuman Seulgi orang tua Irene Jaehyun juga merasakan hal yang sama, Mau melampiaskan amarah ke siapa? Suho? Tuhan? Irene? Atau takdir? Semua udah terjadi waktu ga bisa diulang seandainya bisa pun Seulgi pasti tanpa berfikir panjang tanpa perduli dengan konsekuensi bakalan pilih memutar waktu dan ngebunuh Suho detik itu juga.
Seulgi gamau ngebuat Irene lebih sedih mendalam cuman karna dirinya. Bagaimanapun juga sekarang Irene lagi hamil darah dagingnya sendiri, Meskipun bayinya ga diinginkan tapi tetep anak itu punya hak untuk hidup.
Sudah beberapa kali Irene berusaha buat ngegugurin kandungannya dimulai dari minum jamu, obat obatan dan paling parahnya hampir nusuk perutnya sendiri pake pisau.
Tapi untungnya Seulgi atau yang lain langsung sigap nahan Irene buat ngelakuin hal keji itu.
Ini bukan cuman tentang bayinya tapi juga Irene. Bagaimana kalo yang terbunuh bukan cuma bayinya tapi juga Irene?
Dan lagi...
Membunuh itu dosa besar.
Saat ini Seulgi bener bener dibuat ga bisa tidur sama Irene, yang ditakutin kalo Irene lepas dari pengawasannya bisa-bisa dia ngelakuin hal gila lagi.
Malam ini Seulgi berusaha buat tidur tapi tidurnya mendadak terganggu karena seseorang yang ada disampingnya terus terusan berpindah pindah sisi posisi ngebuat Seulgi terpaksa harus membuka matanya.
"Renee.. Ssstt tenang.. " Kalimat yang terus Seulgi ucapkan seakan akan itu adalah mantra penenang ditambah usapan pelan dirambut Irene dengan pelukan yang sedikit erat.
Mungkin dekapan Seulgi ngebuat Irene jadi terbangun dari tidurnya dan untuk yang kesekian kalinya Irene kembali menangis.
Seulgi tau Irene mimpi buruk. Bunga tidur yang mungkin belakangan ini selalu datang ditidur Irene dan membuat Irene merasa tertekan dalam lelapnya.
Irene mencengkram kencang perutnya sebelum mulai memukul perutnya sendiri.
"Aku ga pernah mengharapkan anak ini giii".
Bergegas Seulgi menyekat tangan Irene disaat sekiranya pukulannya semakin keras.
"Irene berhenti nyakitin diri kamu sendirii.. "
"Bayi ini ga ada salah rene.. Mau sampai kapan kamu terus terusan bersikeras mau ngegugurin anak ini?!" Seulgi tanpa sadar mulai meninggikan nadanya.
Seakan peluru yang mencelos kedadanya Irene jadi terdiam.
"Kamu orang baik rene.. Kamu orang paling baik yang pernah aku kenal.. Aku yakin kamu ga akan pernah tega ngebunuh seseorang apalagi ini darah daging kamu sendiri rene.."
Seulgi mendekatkan wajahnya tepat diwajah Irene memegang pundaknya lumayan kencang dan saat ini Irene bisa natap mata Seulgi yang terlihat dengan jelas mata pandanya.
Irene sadar Seulgi juga lelah menghadapi keegoisan Irene.
Irene sadar dia udah merepotkan banyak orang.
Irene sadar Seulgi butuh istirahat.
Sampai lamunan Irene terpecah karna perkataan Seulgi.
"Anggap ini adalah anak aku, Aku yang akan nikahin kamu nanti disaat aku udah siap dalam semua keadaan."
"Jangan pernah berkata lagi kalo ini anak yang ga diinginkan atau apapun itu, Sejak saat ini anak yang dalam perutmu adalah anakku" Ucap Seulgi dengan penuh penekanan.
Sudah telarut dengan emosi Seulgi mulai mencium bibir Irene dengan tidak sabaran, Membuat Irene tersentak kaget. Memindahkan posisinya diatas Irene dengan kedua tangannya yang menumpu disebelah badan Irene.
Seulgi terus menulusuri dalam mulut Irene dengan lidahnya, melumatnya dengan sedikit kasar. Irene ngga memberontak, membiarkan Seulgi melakukan apa yang dia ingin
kan.Seakan tidak puas karna tidak ada balasan dari Irene, Seulgi menurunkan ciumannya ke leher Irene menjilatnya lalu diisap dengan kuat meninggalkan satu tanda bahwa Irene saat ini miliknya.
"Ang-nghh"
Menarik baju yang Irene pakai tergesa setelahnya Seulgi membuka bajunya sendiri dan melemparnya kesembarang arah. Melanjutkan kegiatannya menghirup dalam wangi khas Irene yang manis sembari jemarinya yang lihai membelai tubuh Irene pelan dan berhasil membuat cewe yang ada dibawah Seulgi saat ini menegang.
Entah sengaja atau tidak lutut Seulgi mengenai bagian sensitif Irene sedikit keras,
"Hh~ gii~"
Mendengar Irene yang mulai mendesah Seulgi semakin terselimuti dengan hawa nafsu; menangkup dua gundukan Irene yang masih tertutup bra hitamnya dan sesekali diremas dengan kuat membuat Irene bergerak gelisah.
Sembari sebelah tangannya terus memainkan payudara Irene; Seulgi perlahan menuju celana training Irene untuk dibuka sepenuhnya.
Mencium perut Irene sampai terus mengarah kembali keatas. Akhirnya Irene mulai terpengaruhi oleh perlakuan Seulgi dia menarik leher Seulgi meminta manusia diatasnya juga mengulum bibirnya.
Ciuman kali ini berbalas, saling memiringkan kepala masing masing. Mengemut bibir sang lawan tidak sabaran, sama sama ingin mendominasi.
Irene meraba perut Seulgi dengan penuh nafsu, Entah sejak kapan jari jemari jenjang Seulgi sudah berada di CD yang digunakan Irene untuk ditarik kebawah perlahan membuat Irene refleks merapatkan kakinya karna sensasi geli saat jari Seulgi tidak sengaja menyentuh kewanitaannya.
Seulgi melepaskan pagutannya nafasnya yang tersenggal mendekatkan bibirnya ke kuping Irene yang kondisinya tidak berbeda jauh dada-nya masih naik turun tidak beraturan.
Mengigit ujung daun telinga sedikit besar milik Irene dengan deru udara yang keluar dari mulutnya membuat Irene semakin terangsang; berusaha menetralkan nafasnya lalu berucap.
"Jangan ditahan sayang.. Aku pengen buat bayi yang didalam perutmu jadi bayi kita".
.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar