Irene benar benar melakukan apa yang disuruh Jennie untuk memikirkan dengan matang sebenernya saat ini hatinya memilih siapa.
Perkataan terakhir cewe itu bener-bener menghantui kepalanya.
Irene berkali kali meyakinkan bahwa dihatinya yang paling dalam memang sepenuhnya masih ada bersama Seulgi .
Hanya saja entah mengapa hatinya sempat goyah karena ada seorang cowo yang memiliki satu anak datang kedalam hidupnya.
Tapi Jujur, Irene sama sekali ga ada pernah berniat untuk pindah ke lain hati apalagi selingkuh. Niatnya dari awal dekat dengan Seungo hanya karena Vandra, udah itu saja tidak lebih.
Namun hal itu malah justru menjadi kesalahpahaman antara kedekatannya dengan Seungho.
Irene sadar sepenuhnya bahwa dia memang salah dengan Seulgi, membiarkan orang lain masuk kedalam rumah tangganya dengan alasan seorang anak.
Padahal seharusnya dirinya dirumah mengurus bayi kembarnya yang masih lebih banyak membutuhkan kasih sayang dirinya.
Karena itu dirinya ingin bertemu dan meminta maaf sama Seulgi, Dia pengen jujur atas semua kebohongan yang pernah dilakuin. Gaperduli apapun hukumannya asal Seulgi bisa maafin dirinya dan rumah tangganya kembali baik baik saja seperti dulu.
Irene ga pengen pisah sama Seulgi, dia ga pengen anaknya besar tanpa kedua orang tua yang lengkap.
Tokk tokk tokk
Irene menoleh kearah pintu saat mendengar ada yang mengetok, dirinya sontak bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu.
"selamat siang apa betul ini rumah Abinaya seulgi jovanka?".
Irene mengangguk. "Iya, ada perlu apa ya?".
"Saya dari perwakilan dealer harley davidson hamburg, mengantarkan pesanan motor harley davidson sporster tipe forty eight." Orangnya menunjuk box kayu besar yang terpampang diatas mobil pick up.
Lantas Irene mengernyitkan dahinya keheranan saat melihat itu. "Sepertinya anda salah alamat, dirumah ini tidak ada yang memesan motor."
Cowo itu memberikan nota segala pembelian. "Tapi disini pembelinya atas nama abinaya seulgi jovanka, betul kan?"
Irene mengambil kertas notanya membaca dengan seksama isinya, memang bener disana ada tanda tangan Seulgi sekaligus tanda bahwa pembeliannya sudah dibayar lunas hanya saja tidak ada nominal harganya.
Irene cuman bisa menghembuskan nafasnya.
"Yasudah pak, ditaro digarasi aja ya."
"baik."
Bertepatan dengan Jennie yang baru aja dateng membawa Range Rover putihnya, cewe itu seperti biasa memakai outfit yang selalu cetar bikin mata Irene sakit.
Jennie berjalan menghampiri Irene dengan pandangannya menuju orang orang yang lagi sibuk nurunin box besar kearah garasi.
"Itu apaan rene? lo beli gerobak?".
Irene hanya menatap males Jennie lanjut menggidikan bahunya.
Setelah itu Irene masuk kedalam rumah ninggalin Jennie didepan pintu,
"Eh tungguin dong, sama sama calon istri seulgi kok ninggalin."
Jennie ikut ngintilin Irene masuk ke dalam kamarnya, didalam kamar dia ngeliat makanan yang masih penuh perfect dengan posisi lauk lauknya yang rapih.
fix, Irene belom nyentuh sama sekali.
"kebiasaan banget heran gue."
Jennie memandang Irene, Dia emang Irene yang wangi, putih,bersih seperti sehari-hari biasanya tapi bedanya sekarang jadi kurusan, mata pandanya lebih gelap dari biasanya, wajahnya juga jadi pucat, bibirnya kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar