Sesuai perkataan Seulgi tadi mereka pulang kerumahnya setelah beberapa bulan belakangan ini tinggal di rumah Irene.
Seulgi lari keluar mobil buat ngebukain pintu bagian Irene. Saat baru aja napakin kakinya ke aspal Irene ngeliat rumahnya tapi merasa asing karena berbeda dari yang terakhir kali dia tau dan sekarang berubah jadi tingkat dua.
"Loh gi?"
Seulgi senyum sumringah ngeliat reaksi dari Irene."Gimana??".
"Sejak kapan kamu renovasi rumah?"
Mereka berderap melangkahkan kakinya kedalam rumah.
"Hmmm ngga tau aku lupa" Jawab Seulgi enteng setelah membuka pintu rumahnya lebar lebar.
Seulgi bergerak memberi pelukan hangat untuk Irene dari belakang dengan dagunya yang bersandar di bahu Irene.
"Gimana calon bojoku suka ga?"
Irene ngelus tangan Seulgi yang singgah diperutnya, "Suka banget gi.. Aku bakalan jadi orang yang paling jahat kalo aku bilang ga suka." Jawab Irene dengan sedikit candaan menarik Seulgi untuk terkekeh kecil.
"Mau liat ke kamar kita sama baby ga? aku buat khusus diatas".
Irene ngangguk excited, membalikan badannya guna menangkup pipi gembul Seulgi kemudian mencuri satu kecupan singkat di bibir tipis Seulgi.
"Kita bakal tinggal disini gi?".
Didalam tangkupan Irene Seulgi mengangguk pelan dan memaksa bibirnya untuk menyunggingkan senyumnya, "Iya, ini untuk rumah kita sementara waktu".
"ayo kita liat kelantai 2".
Seulgi ngerengkuh pinggang Irene mengajak dirinya melangkahkan kakinya menuju lantai atas.
Sesampainya di kamar utama, Irene dibuat takjub sama desain peralatan kamarnya yang sesuai banget sama selera Irene.
"Ini kamar kita, Aku beliin semua furniture yang sekiranya emang kamu suka. Tapi kalo kamu mau ubah lagi gapapa nanti kita beli lagi"
Irene noleh natap Seulgi dengan mata yang sedikit mengerling. "Aku suka bangettt sayang---" Bergegas meluk Seulgi erat.
Senyum Seulgi merekah ngeliat Irene bahagia kaya gini, "Syukur deh kalo kamu suka, Ini aku sendiri loh yang desain".
"Ko kamu ga bilang bilang sih?"
Sejenak Seulgi ngusap punggung Irene, "Ga surprise dong kalo gitu".
Tinnn
Pelukan mereka terganggu karna ada suara klakson yang tiba tiba terdengar dari bawah, Seulgi mendorong tubuh Irene pelan membebaskan pelukannya.
"Kayanya itu mobil yang angkutin barang baby, Tunggu ya aku mau turun dulu".
Sebelum Seulgi pergi dari kamar tangannya ditahan sama Irene bersicepat memberi satu kecupan dan sedikit ngelumat bibir Seulgi. "Makasih banyak gi".
"Sama sama ya sayang" Seulgi ngusak rambut Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar