38 - | Nikah |

3.4K 417 23
                                    

Seulgi sedang berkutat dengan laptopnya diatas ranjang padahal dari tadi malem pun dia udah bergelut dengan materi materi dan sumber referensi yang bakalan dibawain nanti saat sidang.

Iya, Seulgi lagi nyiapin skripsi buat ngejar deadline.

Irene juga ga berniat kemana mana selain nemenin Seulgi disampingnya bersandar didada Seulgi ikut memantau apa yang diketik sama pacarnya sesekali membantu yang sekiranya ada typo.

Irene kerap sadar kalo Seulgi terus terusan nguap dan mengucek matanya yang bertengger kacamata bulat disana.

"Gii kamu tidur dulu gih.. Kamu semalem tidur cuman 3 jam doang loh" Irene mengelus tangan Seulgi yang berada diatas keyboard laptop.

Seulgi cuman menggerakan dagunya diatas kepala Irene kekanan dan kekiri. "Ngga bisa rene, aku pengen cepet cepet selesai".

"Kan masih banyak waktu gi.."

"Iya tapi lebih cepat lebih baik kan?"

Irene menghela nafasnya kecil, Seulgi mah susah dibilangin kalo udah kekeuh sama pendiriannya.

"Mau aku buatin kopi?"

"Emang kamu ga cape jalan kebawah?"

Dengan males Irene mendengus, "Gi yang bener aja cuman naik turun tangga bukan naik turun gunung".

Seulgi terkekeh karena ucapan Irene. "Ya kan kamu bawa bawa baby".

Irene lantas keluar dari rangkulan Seulgi bergegas ngebuat kopi untuk manusia pengejar deadline.

Setelah balik lagi kekamar Irene bawa satu cangkir kopi hitam khas bapak bapak alias kopi kapal api favorit Seulgi.

Sebenernya Irene ngelarang Seulgi minum kafein terlalu sering tapi berhubung Seulgi dari kemarin belum minum kopi jadinya Irene ngebolehin.

Wanginya langsung menyebar di penjuru ruangan kamar, Seulgi bergerak pindahin laptopnya yang udah bikin pahanya sedikit keram.

"Hmmmm wanginya menyentuh hati" Seulgi pura pura mendramasirkan ucapannya sembari menghirup aromanya.

Irene menaruh cangkirnya di nakas meja sebelah amben dan Seulgi bergegas ngambil buat di cesepin sama dia.

"Rasanya makin nikmat kalo kamu yang buat"

Direspon dengusan kecil sama Irene. "Alay".

"Hahahaha"

Sesaat suasana kembali sunyi hanya ada suara ketikan dari hasil mengetuk dengan ujung jari Seulgi diatas tombol berabjad. Irene kembali masuk kedalam rengkuhan Seulgi menyamankan posisinya dipelukan Seulgi yang hangat.

"Seul.."

Seulgi hanya bergumam kecil.

"Seulgi"

Seulgi menoleh kebawahnya sebentar sebelum akhirnya kembali menatap layar monitor. "Apa Irenee?".



"Kamu udah kepikiran tentang pernikahan kita?".




Seketika Seulgi reflek berhenti dari aktivitas jari jemarinya diatas keyboard, "Hmm?" balas Menatap Irene yang juga sedang menatap dirinya.

"Pernikahan kita".


Seulgi tidak langsung menjawab dan ini pertama kalinya Irene menyinggung tentang pernikahan karena pikirnya Irene ga terlalu terburu buru mengenai nikah.

"Ada, tapi ga dalam waktu dekat ini kan?".



"Tapi gi.. Kita ga mungkin terus terusan kaya gini kan? Aku pengen kita terikat pernikahan gi" Irene mengeratkan pelukannya.


| Es Téh Manis |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang