Persis seperti rencana sebelumnya hari ini mereka bakalan kembali ke restoran the chef's table, bedanya hari ini lebih siang dari pada kemarin.
Mereka datang sekitar jam sepuluh pagi,
sesampainyapun ternyata mereka udah ditungguin sama Krystal dan Loren tentu, Atmosfer pertemuan mereka biasa aja profesional layaknya pekerja. Meskipun perpisahan mereka kemarin sedikit tidak mengenakan, tapi ternyata itu ga mempengaruhi apapun.
Kalo diliat Loren malah sekarang jadi terasa lebih cuek, ya bagus lah.
Semua berjalan mulus dari awal sampe akhir, Juru chef, Krystal, Loren, semua tester disanapun terlihat sangat puas sama tiga menu yang dibuat Rose. Berlebih penjelasan dari Seulgi mengenai makanannya semakin ngebuat mereka semakin puas.
Bubur manado, Nasi Goreng, Sop Iga.
Nantinya bakalan ada lima menu khas nusantara yang akan tersedia setiap harinya di the chef's table tiga menu utama diantaranya yang disebutin diatas. dua lainnya bakal berubah setiap minggunya.
Jadwal hari ini pun lebih lama dibandingkan kemarin, Karna Rose harus berbagi resep sama kepala chef disana dengan serinci mungkin agar tidak mengubah cita rasanya sedikitpun.
Disaat Rose lagi sibuk mengurus dapur Seulgi secara tiba tiba menepuk pundaknya dari belakang.
"Rose aku keluar sebentar ya, si Krystal ngajak keliling."
Rose yang emang dasarnya lagi ga punya waktu banyak main main, dia cuman respon dengan anggukan.
Baru Seulgi keluar dapur nemuin Krystal.
"Ayo tal."
Krystal yang lagi main hp menoleh saat Seulgi memanggilnya, lalu mangantongkan hpnya.
Mereka berdua keliling gedung yang ada 30 lantai, Tapi jangan salah kaprah mengira kalo semua lantai isinya cuman buat orang makan. Tentu saja nggak.
Disana juga ada hotel milik orang tua krystal, tapi yang ngurus papahnya nah bagian Restoran itu baru anak-anaknya.
Selama Krystal ngenalin setiap bagian hotel, dia juga nyeritain semua sejarah sampe jatuh bangunnya hotel itu sampe sekarang sama Seulgi. Tentu aja itu jadi pelajaran buat Seulgi sendiri, namanya usaha itu ga selalu diatas akan ada waktunya juga nanti bakalan dibawah.
Mungkin saat ini Seulgi emang lagi enak enaknya tapi bisa aja 5 atau 10 tahun kedepan bisnisnya akan turun drastis, tapi itu semua akan teratasi kalo Seulgi bisa mempersiapkan dari sekarang.
"berarti papah kamu ada disini?" Tanya Seulgi tiba tiba.
Krystal menggeleng, "Dia kesini paling satu bulan sekali buat ngecek apa semua terkontrol dengan baik, atau kalo ada masalah."
Seulgi membulatkan bibirnya kecil mengerti seraya magut magut,
sekarang mereka udah ada dirooftop,
"disini dibuka cuman buat makan malam dan suasananya bakalan lebih terasa." Krystal berjalan keujung pembatas tembok yang menampilkan jalanan padat sekaligus gedung gedung pencakar langit di kota New York.
Seulgi cuman ngikutin aja kemana cewe itu jalan sambil dengerin semua penjelasannya sesekali merespon sederhana.
"berarti kalo pagi atau siang ga bisa ditempatin?".
"bisa, tapi harus reserved. Aku ga buka saat matahari masih diatas kepala karena polusi, dan menurut aku pemandangannya cukup jauh kalo dibandingkan malam."
Yang Seulgi tangkap dari sifat krystal itu orang yang cukup kompeten. Semua yang menurutnya ga baik ya ga bakalan dilakuin sama dia.
salah satunya ya ini, padahal menurut Seulgi bakalan lebih menguntungkan kalo dibuka setiap waktu, dan menurutnya ga ada masalah sama pemandangan cuaca atau apapun itu yang dibilang Krystal.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar