Tepat dihari ini Irene bakalan mengikuti Computer Based Test Uji atau UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) di FK hamburg kampusnya.
Setelah menyelesaikan koas dan selama hampir satu bulan penuh belakangan ini dia menghabiskan sisa malamnya untuk belajar mati-matian sehabis ngurus sikembar. Ngelawan rasa kantuk, males, cape, dan berbagai macam godaan lainnya termasuk Seulgi.
Terkadang Seulgi juga nemenin dirinya belajar sampe larut malam bahkan pagi buta sampe mereka berdua sama sama ketiduran, bedanya manusia bermonolid itu ngurusin urusan restorannya yang sedang dalam project kerja sama.
Tapi itu ngebuat Irene semakin semangat, rasanya kaya kembali ke masa pacaran dulu dimana mereka masih sama sama kuliah, nungguin salah satu dari mereka kelarin segala tugas yang kaya buih buih dilautan ga ada habisnya.
"Jangan gugup gitu dong, aku yakin kamu bisa. Yuk pasti bisa yuk." Kata Seulgi menyemangati Irene yang lagi ngaca.
"Aku takut gagal gi.."
Seulgi malah terkekeh meremehkan perkataan tidak masuk akal istrinya. "Kamu gagal? Siki bircindi nih mama irin."
Seulgi menghampiri istrinya memberikan pelukan dari belakang, lalu mengecupi pundak hingga cuping Irene. "gagal atau berhasil itu masalah belakangan, tapi yang pasti usaha ga akan mengkhianati hasil."
"Lagian seandainya gagal pun masih ada banyak kesempatan kan?".
Irene menyandarkan kepalanya didada Seulgi menyelami rasa nyaman yang diberikan manusia itu seraya mengelus punggung tangan kekar Seulgi.
Dalam sekejap Seulgi membalikan tubuh Irene menghadapnya. "Sekarang aku tau gimana cara ngilangin gugup kamu."
"gimana?"
Seulgi memindahkan lengan Irene melingkar dilehernya, menarik punggung cewe itu untuk lebih dekat. Lalu menyeringai mesum khas dirinya, tanpa basa basi Seulgi menyambar bibir manis milik istrinya untuk dilumat selembut mungkin.
Irene meladeni ciuman Seulgi, mengulum bibir tipis itu sedikit berjinjit seraya tangannya menyelipkan kedalam rambut Seulgi untuk diusap halus.
Ciuman pagi ini tidak ada yang memimpin, apalagi agresif. Hanya ciuman ringan namun sedikit bernafsu untuk menyalurkan rasa cinta masing masing.
Sampai akhirnya Seulgi memutuskan cumbuannya lebih dulu, lalu mengusap perlahan bibir istrinya menggunakan ibu jarinya menghilangkan jejak saliva yang tertinggal.
"gimana masih gugup?"
Irene menunjukan jari telunjuk dan jempolnya yang disatukan. "sedikit."
Seulgi hanya tertawa kecil menanggapinya. "Rene aku punya mainan baru loh.."
Lantas Irene mengangkat sebelah alisnya penasaran sekaligus curiga. "Apa?".
"kamu beli hotwheels baru? Atau jangan jangan motor?" Tanyanya menatap Seulgi tajam.
omong omong tentang motor Seulgi sama sekali belum nyinggung tentang itu sama Irene, bahkan dia aja gatau kunci motornya dimana. keburu takut duluan dia mau nanya, makannya tuh motor sampe sekarang masih ngedabrek di garas sama sekali belum dipake.
"ish bukan."
"Terus apa?"
Seulgi melepaskan rengkuhan mereka berdua melenggang menuju lemari mengambil 'mainannya'.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar