Prangggg
"Seulgii?" Irene mematikan shower airnya disaat dirinya tidak sengaja mendengar sesuatu yang pecah.
Dengan cepat Irene menyelesaikan mandinya, Takut hal yang tidak tidak terjadi oleh anaknya. Firasatnya mengatakan bahwa Seulgi pasti grasak grusuk kalo ngejagain Wonyoung, ga bisa dipercaya sepenuhnya emang kalo anaknya dijagain Seulgi.
Setelah memakai bathrobenya Irene ditambah handuk yang menggulung diatas kepala untuk mengeringkan rambutnya, Dirinya langsung bergontai ke lantai bawah tapi tidak menunjukan siapapun disana. Hanya terlihat pintu depan yang sedikit terbuka.
Irene menghela nafasnya pelan, "Kan kebiasaan deh Seulgi." Berjalan cepat kearah pintu untuk ditutup rapat kemudian dikunci.
Setelah itu dirinya memutuskan untuk kekamar Wonyoung, karena sudah dipastikan mereka lagi bermain disana.
Saat udah tepat didepan pintu kamar Wonyoung, Irene mengerutkan dahinya bingung, Tidak ada suara sama sekali didalam. Tanpa mengulur waktu lagi Irene bergegas membuka pintunya.Cleckkk
Badannya melemas detik itu juga, Melihat Seulgi yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
"SEULGIIIIIII!!!!".
Irene berlari menghampiri Seulgi dengan airmata yang tanpa sadar sudah mengalir dengan deras, "Seulgiii bangun, Sayang bangunnn!!!"
Dirinya sedikit mengangkat kepala Seulgi menahan pengaliran darah yang tanpa henti keluar dari pangkal kepalanya, sampai tangannya sudah dipenuhi darah Seulgi saat ini.
Mendadak Irene teringat tentang Wonyoung, dan sama sekali tidak terlihat keberadaan Wonyoung disana.
"B-baby kamu dimanaaa!!"
Irene bener bener kelimpungan sendiri dia bingung harus berbuat apa tapi akhirnya dirinya memutuskan buat mengambil hp nya untuk menelfon ambulan sekaligus polisi.
Disaat dirinya terbangun dan mulai berbalik justru dikagetkan dengan seseorang yang sudah berdiri dibelakang pintu dengan muka datarnya ditambah suara berat yang memasuki pendengarannya.
"Hai..."
Bugggggg
"S-sshh" Irene mulai terbangun dari pingsannya hal yang pertama kali dia rasain adalah punggung belakangnya sangat mati rasa, Terakhir yang dia ingat sebelum tubuhnya ikut ambruk bersama Seulgi, ada seseorang didepannya.
Suho, iya Suho.
Tapi setelah itu ada hantaman keras dari belakang tubuhnya dan yang pasti itu bukan Suho. Meskipun begitu Irene sedikit bersyukur karena tidak terkena bagian perutnya, bagaimana jika kena? Janinnya yang bakalan dapet imbasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
Fiksi PenggemarOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar