NOTE : Diharap bacanya jika sedang serius! jangan kaya hubungan kita yang cuma main main 😌
."Bi aku udah di lobby hotel, kamu turun ya samperin aku."
"Oke, tunggu sebentar ya."
Seulgi menarik nafasnya panjang lalu dia hembuskan, berusaha menetralkan degupan jantungnya yang tidak terkontrol.
Harinya telah tiba.
Hari yang sudah Seulgi tunggu-tunggu sejak lama.
Rose udah berangkat menuju bandara dari tiga puluh menit yang lalu, Seulgi memang sengaja nunggu Rose berangkat dulu karena ga mungkin kalo masih ada Rose.
Langkah demi langkah Seulgi lewati menghampiri seseorang yang sebelumnya telah menelfonnya,
Senyumnya terukir saat melihat perempuan seorang diri yang saat ini juga sedang bertukar pandang dengannya. Responnya pun sama, sama sama tersenyum manis.
Seulgi melambaikan tangannya kaku, "karina.."
"hai bi."
Dipenglihatan Seulgi, perempuan dihadapannya sekarang masih sama seperti dulu tidak ada perubahan signifikan hanya saja saat ini dirinya terlihat lebih menawan tidak lugu seperti dulu.
"Hai.." Balas Seulgi,
Seulgi melihat-lihat sekitar seakan mencari sesuatu, Karina yang mengerti maksud dari pandangan Seulgi langsung menjawab.
"Lagi sekolah sama Winter, nanti kita samperin mereka."
Seulgi magut magut kecil mengerti. "Yaudah kita keatas?".
Karina mengangguk menerima ajakan manusia bermonolid didepannya.
Rasa canggung tentu ada, sudah beberapa tahun mereka sama sekali ngga pernah bertatap muka. Hanya berkomunikasi lewat chat atau sesekali menelfon jika waktunya tepat.
Didalam kamar hotel mereka berdua duduk diruang tamu, Seulgi yang kembali memulai percakapan menghancurkan segala kecanggungan yang ada dengan pertanyaan sederhana.
"apa kabarnya?".
Karina menoleh menatap mata monolid yang pernah menjadi pemandangan favoritnya. "Semua baik baik aja."
Ruangan kembali hening untuk beberapa saat,
"Apa ada kabar baik?".
Karina merogoh tasnya lalu mengeluarkan secarik kertas dari dalamnya yang kemudian diberikan kepada Seulgi.
"Itu semua perkembangannya, belum terlalu ada perubahan serius. Tapi semua memang butuh waktu bi kalo kita tetep berusaha."
Seulgi membuka kertas itu lalu membaca setiap katanya dengan seksama, lalu menghela nafasnya lemah. Mengurut kening sendiri, Rasanya seperti yang diharapkan sia sia.
"Aku udah ga bisa nutupin ini semua lama lama lagi kar, sebelum kondisinya semakin parah."
Karina mulai mendekat kearah Seulgi memberanikan dirinya untuk mengusap halus punggung manusia itu.
"Aku tau ini berat buat kamu, dan aku tau ga mudah buat ngambil keputusan disaat seperti ini.""Tapi kita harus percaya semuanya pasti akan pulih.."
"bi.." Karina menyentuh kedua pipi tembam milik Seulgi agar saling bertukar pandang, yang kemudian manusia itu ikut menyentuh tangan mungil miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Es Téh Manis |
FanfictionOne glass tea with sugar and ice cube. Prequel of Es Tèh Tawar