Bukan Firaun
Chapter 116Mobil Akmal susah masuk, karena kantor polisi ramai.
Akmal mulai merasa resah, ada apa ini? Kenapa begitu banyak orang?
"Yaro?" Borya memanggil.
"Kita terlambat." Akmal berkata pelan.
Mereka berdua bisa melihat kalau banyak wartawan, kenapa cepat sekali berita tercium?
Hape Borya berdering, diterima dengan speaker.
"Kita di belakang nih. Kok rame gini ya? Madam Hala akhirnya ketangkep ya?" terdengar suara Shin.
"Aaaaah, Nur begooooo. Malah nyerahin diri sih? Emang bego banget tuh anak dari dulu." terdengar Hasani teriak-teriak dari samping Shin.
"Kita cari parkiran dulu!" Borya memutuskan.
Akmal menarik napas, dia harus tenang. Bukan sekali ini dia menghadapi masalah dalam hidup, tidak perlu panik.
Begitu Akmal menasihati dirinya sendiri.
Hasani dan Shin mendatangi mobil dan langsung ribut di kursi belakang.
"Breaking news, madam Hala sedang diinterogasi, Mal." Shin menunjukkan berita di hapenya. Akmal merebut lalu menonton. Dilihatnya istrinya tangannya diborgol, lengannya dipegang oleh dua orang polisi. Jantungnya bagai berhenti sekian detik melihat pemandangan tersebut.
Akmal melempar hape ke pangkuan Borya ingin keluar dari mobil.
Borya, Hasani dan Shin, ketiganya sigap menahan.
"Jangaaaaan!"
"Lepaaaas! Gue mau tembak mereka yang berani nyakitin bini gue, lepasiiiiin gueeee!" Akmal ngamuk. Shin yang megangin kaki hampir aja ketendang.
Borya menarik leher Akmal dan berkata tegas.
"Don't be stupid, Yaro!" (Jangan bodoh, Yaro!)
"Maaaal, Nur ntar juga dilepas, kan katanya Kio mau menarik lagi tuduhannya?" Hasani mengingatkan sambil memeriksa saku-saku Akmal untuk memastikan Akmal gak pegang pistol. Memang tidak ditemukan, tapi terdapat pisau kecil.
"Lepasin gue gak?" Akmal teriak.
"Maaal, jangan gitu, Mal! Madam Hala gak kenapa-kenapa kok itu." Shin juga berusaha membujuk.
"Okay gue gak akan ngapa-ngapain." Akmal melemaskan badannya.
"Benar?" tanya Borya.
"Ya," jawab Akmal kalem. Akhirnya mereka bertiga melepaskan Akmal.
Akmal merapikan bajunya dan menarik napas.
"Katya tadi bilang ..." belum selesai Borya ngomong, Akmal keluar dari mobil dan lari menjauh.
"Aaaaaah!" Borya kaget.
"Kaget lu kok gitu sih, Bor? Kek lagi ngapain aje." Komen Hasani malah ngeres.
"Pistol gue diambil Yaro." Borya memeriksa jaketnya dan berkata kaget.
"Ha?" Hasani dan Shin kaget.
*
Akmal berlari ke arah gedung kantor polisi yang menjulang megah. Ramai oleh wartawan yang mencari berita. Akmal berusaha menerobos kerumunan mencari polisi yang bisa ditanya.
Dihampiri seseorang yang sedang menjaga meja informasi.
"Saya mau menemui Ibu Nurhala." ucap Akmal pelan.
"Nurhala? Bapak siapanya?" tanya polisi tersebut.
"Saya suami perempuan yang kalian tangkap dan kalian perlakuan seperti penjahat." ucap Akmal keras. Semua sontak menoleh. Belum sempat dijawab Akmal berkata makin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?