Chapter 82

105 24 22
                                    

Bukan Firaun
Chapter 82

Sebelum berangkat Akmal bertanya kepada istrinya, "ana mau bertemu Borya. Anti percaya dengan ana?"

"Bukankah itu yang selama ini kamu pinta?"

"Iya, ana berharap anti percaya."

"Kalau begitu akan saya coba."

Akmal memeluk istrinya dan membelai rambutnya yang panjang hingga ke pinggang. Setelah itu menciumnya lama sekali.

Akmal hampir saja pergi namun Hala bertanya, "pulang tidak malam ini?"

"Ana pasti pulang." Akmal lupa menyebutkan insyaa Allah.

"Apakah di sana ada Katya?" tanya Hala lagi.

"Seharusnya tidak ada."

"Bang Akmal jika saya berikan kepercayaan penuh, bolehkah saya juga meminta kepercayaan penuh juga?" Hala mengajukan permintaan aneh.

Akmal menoleh ke istrinya yang duduk di ranjang di samping Khaulah yang telah terlelap. Sesaat dia merasa pertanyaan itu sungguh aneh.

"Bang?" Panggil istrinya.

"Anti mau ngapain memangnya?" Akmal malah jadi curiga.

Nurhala menghela napas, "ternyata sulit buatmu menjawabnya."

Akmal yang tadinya sudah hampir keluar pintu jadi duduk lagi di samping istrinya.

"Anti kenapa bertanya seperti itu? Tentu ada alasannya."

"Perlukah alasan?"

"Ana minta kepercayaan, karena ana sadar apa yang sedang dihadapi rentan fitnah, rentan salah paham. Makanya ana minta kepercayaan untuk menyelesaikannya. Tapi apa yang sedang anti hadapi? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Akmal memaksa jawaban.

"Hati saya sekarang tidak enak, Bang. Saya merasa tidak berdaya dan kesal tidak punya kelebihan apapun. Saya ingin berbuat sesuatu untuk mempertahankan ego saya sebagai istri. Tapi kamu hanya menyuruh saya diam dan menunggu. Saya merasa sedang menanti waktu dipotong."

"Maksud anti apa?" Akmal gak ngerti.

"Dua tahun ini kita berumah tangga. Saya bisa merasa kalau Abang berusaha keras merubah diri. Merubah kebiasaan, merubah gaya bicara, gaya pakaian. Abang selalu berusaha meyakinkan saya kalau Abang adalah ikhwan beneran. Tapi saya tahu Abang itu punya banyak rahasia."

"Ana bukan punya rahasia, ana hanya menutupi aib. Apakah anti ingin ana cerita semuanya? Apakah anti memaksa ana membukanya?"

"Saya tidak sedang mengajak Abang bertengkar, kenapa sulit sekali buat Abang menjawab permintaan saya?"

"Permintaan anti aneh. Anti minta dipercaya seakan-akan sedang melakukan sesuatu di belakang ana."

"Begitukah?" Hala mengerutkan jidatnya.

"Anti bilang aja kalau ingin tahu detilnya ana sekarang mau ngapain. Sayangnya, ana sendiri tidak tahu kenapa Borya minta ketemu."

"Kenapa kamu mau?" tanya Hala tanpa ekspresi.

Akmal diam dan menatap istrinya. Hatinya mulai terbakar kemarahan.

"Dari tadi anti berbelit-belit hanya untuk mengatakan kenapa ana mau ketemu Borya? Tau begitu ana tidak perlu jujur."

"Saya hanya ingin tahu." Hala menundukkan kepalanya.

"Ana minta anti percaya ana tidak akan mengkhianati semua kebaikan anti kepada ana."

"Sekarang saya percaya, dan saya minta begitu juga sebaliknya." Hala juga ngotot.

"Memangnya anti mau ngapain?"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang