Chapter 15

135 29 10
                                    

Bukan Firaun
Chapter 15

Malam itu Yaroslav kembali ke rumah utamanya di daerah Jagakarsa Jaksel. Tidak seperti perkampungan Nurhala yang padat, Yaroslav tinggal di daerah yang masih banyak kebon. Rumah Yaroslav adalah rumah lama yang dari luar terlihat kuno tak terawat. Tapi dalamnya sudah tersentuh renovasi dan sangat nyaman ditinggali.

Pagi itu Yaroslav duduk di pinggir kolam renang. Dia sedang mengurek-ngurek surat. Di sekelilingnya sudah banyak remasan kertas.

Shinichi muncul dan geleng-geleng kepala. Dia masih gak habis pikir, bikin surat buat nge-recruit?

"Bang Yaro, jangan dilempar ke kolam dunks! Jadi kotor tuh airnya."

"Hmmm." Yaroslav tidak menanggapi.

Shinichi membuka kaosnya dan salto ke kolam dengan celana pendeknya.

Cipratan air membasahi kertas Yaroslav.

"Hei!" Yaroslav protes.

Shinichi berenang berapa kali putaran lalu mulai membersihkan kolam. Dibuangin kertas-kertas yang mengambang di air.

Shinichi membuka satu kertas dan melihat tulisan yang tidak terbaca.

"Lo mau kirim surat dalam bahasa sandi atau gimana?" Shinichi gak becanda.

"Kenapa? Tulisannya gak kebaca ya?" Yaroslav nyadar.

"Iya, biar kesannya dokter geto?"

"Sengaja biar lo gak bisa ngintip."

"Hala juga gak bakalan bisa baca."

"Ini kan baru draft, nanti kalau sudah kelar, baru ditulis beneran."

"Kenapa harus tulisan tangan sih? Kenapa gak diketik aja? Bisa kirim by email juga."

"Hala bilang surat. Kalau dia maunya email, dia akan bilang email."

"Semalam dia bilang gitu sama elo?"

"Ho'oh." Yaroslav ngibul, padahal dia nguping kayak pembantu di sinetron-sinetron.

"Lo mau sarapan apa?" tanya Shinichi. Itu juga menjadi tugas dia, ngurusin makan buat Yaroslav.

Shinichi memang mengerjakan segalanya. Riset, peralatan, bersih-bersih rumah, masak, belanja, dia udah kayak asisten merangkap bini. Shinichi digaji bulanan, tapi mendapatkan 20 % setiap mendapatkan job. Tiga tahun dia kerja dengan Yaroslav bisa ganti mobil dan menabung dalam jumlah besar.

"Kopi aja." Yaroslav masih sibuk mencoret-coret.

Shinichi naik dari kolam, mengambil handuk dari lemari dekat situ, lalu pergi membuat kopi.

Yaroslav mulai kesel. Sudah satu jam dia membuat surat tidak merasa sreg juga.

Shinichi muncul membawa dua kopi lalu meletakkan di samping meja.

"Kenapa gak chatting aja sih biar gampangan?" tanya Shinichi heran.

"Gue udah periksa hape-nya gak ada laki-laki sama sekali. Nomor Hasani aja gak ada."

Padahal Yaroslav gak tahu kalau waktu itu Hasani lagi ngeblock nomor Hala. Namanya di contact person pun bukan Hasani tapi tukang ngambek.

"Mau gue bantu?" Shinichi menawarkan diri.

"Enggak."

"Lo katanya cuma lulus SD, yakin bisa nulis?" Shinichi bukan ngeledek, tulus beneran mau bantu.

"Ini lagi nulis."

"Bisa gaaak?"

"Hmmm.."

"Sini gue bantu nge-recruit Hala. Gak usah sungkan sama gue, siniin surat lo! Gue check coba!"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang