Chapter 20 (end season 1)

136 29 31
                                    

Bukan Firaun
Chapter 20 (end season 1)

"Assalamualaikum." Hasani meneriakkan salam dari luar.

Nurhala mencengkram lengan bibi-nya ketakutan.

Semua yang ada di dalam menjawab salam Hasani yang nyelonong masuk dan menarik tangan Akmal.

"Gua mau ngomong!" Hasani tidak mempedulikan orang-orang yang mulai ribut.

Yaroslav melambaikan tangan ke  semua orang agak tidak usah khawatir.

Hasani menariknya keluar.

"Elu benar-benar ular ya? Lu bilang gak akan melanjutkan ta'aruf sama Nur?"

"Ana berubah pikiran." jawab Yaroslav dingin.

"Lu gak pantas mendapatkan Nurhala, lu itu ular."

"Bukan urusan antum, yang penting Hala nerima." Yaroslav terus menjawab dengan bisikan.

"Kembaliin dompet gua!"

"Dompet apa?"

Hasani menarik kerah Akmal dan mendorongnya ke dinding.

"Dompet gua ada di rumah lu, balikin!"

"Gak ngerti." Yaroslav mengerutkan jidat. Orang-orang mulai keluar dari rumah. Ikhwan ABC juga nongol.

Hasani menggebrak dinding di belakang Yaroslav. (Beuuh kabedon)

"Gua bakal bongkar belang lu, lu tukang fitnah, tukang bohong, maling! Lu cuma pura-pura baek. Lu tipu semua orang dengan wajah kalem lu! Nur! Nur! NUUUR!" Hasani mulai teriak-teriak memanggil Nurhala.

Ikhwan ABC menarik Hasani yang ngotot gak mau pergi.

"Istighfar, Has! Istighfar!" Ikhwan C ngingetin.

"Ya Allah, Has, malu banyak orang, Has!" Ikhwan B juga nasihatin.

"Kalian jangan ikut campur!" Hasani membentak sambil melepaskan tangannya dari pegangan ikhwan ABC.

Abah terlihat mendekat.

"Has, Hasani! Ayo masuk! Ayo kita bicarain di dalam." Abah kasihan juga sama Hasani.

Mendengar suara Abah, Hasani menurun sedikit volume suara.

"Pak Haji, maaf kalau aku bikin ribut. Ta..tapi...ya Allah." Hasani menutup wajahnya malu keliatan nangis.

"Bukannya aku gak ikhlas, Pak Haji, tapi ikhwan ini penipu. Jangan sampai Nur salah pilih. Nur itu teman baik aku dari kecil Pak Haji. Tolong jangan salah paham."

Abah menepuk pundak Hasani.

"Iya, iya gua tahu lu itu anak baek. Tapi jodoh udah ada yang ngatur, Has. Lu harus tawakal dengan ketentuan Alloh." Abah tentu saja gak percaya kata-kata Hasani.

Hasani memegang tangan Abah dan dengan air mata masih bermunculan memohon.

"Bukan! Bukan itu yang aku maksudkan. Akmal itu penipu. Dia telah menipu aku, Pak Haji. Dia bikin Nur marah sama aku, dia bilang gak akan ta'aruf tapi ternyata hanya dusta. Dompet aku yang hilang juga ada di rumah-nya." Hasani masih berusaha menjelaskan.

"Dompet apa sih, Has?" Abah bingung.

"Dompet aku hilang di Masjid, Pak Haji, kemarin aku lihat ada di kontrakan Akmal, tapi gak dia kembaliin."

Akmal menubruk dan memeluk Hasani.

"Afwan ya akhi. Antum sepertinya salah faham. Ana bukan bilang gak mau nerusin ta'aruf, tapi Hala yang waktu itu gak mau, alhamdulillah Hala berubah pikiran."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang