Chapter 97

93 22 19
                                    

Bukan Firaun
Chapter 97

Hala tidak merespon persoalan nama Udin sedang Borya masih aja ngomong dengan percaya diri.

"Jadi gimana? Kalau gue hapus tato, gue dikasih apa? Setidaknya sebagai penghapus rasa sedih gue." Borya membuka jaketnya yang tebal, heran gak gerah apa ya? Lalu menyingsingkan lengannya. Hala cuma bisa mingkem ngeliat kelakuan Borya yang aneh.

"Tato ini gue bikin di Hawai. Lo tau Maui yang di film Moana gak? Nah ini sejenis dengan tato dia, Polynesian Tato. Tiga bulan gue milih disainnya. Sekarang lo nyuruh gue menghapusnya? Berat gak jadi gue? Belom lagi yang ini ..."

Setelah itu bermenit-menit Borya menjelaskan sejarah tatonya satu-satu. Untung aja gak pake buka baju, cuma ngasih tau tempat-tempatnya.

Hala bengong menatap ujung sepatunya sedang Yaro di dalam rumah pohon, celaknya belepotan karena bolak balik ngerewes mukanya sendiri. Hidungnya pegel karena sudah lama gak pake anting. Kupingnya perih, selain harus dengerin suara Borya yang ganjen, antingnya berderet dipaksa ditusukkan ke lubang yang sebagian sudah mampet. Badannya keringetan karena bajunya tiga lapis, jaketnya bahan kulit. Topinya juga basah karena keringet mengalir dari kepalanya yang berasap. Yang tadinya ingin memperlihatkan dandanan masa lalu ke istrinya malah harus kepanggang di dalam rumah pohon siang-siang.

Yaro segera turun dari rumah pohon, dengan sigap berhasil meloncati pagar setelah memastikan tidak ada yang melihat. Dia berlari ke arah jalanan sambil memandang berkeliling. Benar saja, dia melihat mobil Borya terparkir di pinggir jalan.

Yaro menghampiri lalu dengan keahliannya dalam waktu sekejap dia berhasil membuka mobil.

Yaroslav the greatest begal in Indonesia membawa kabur mobil Borya dan menghancurkannya sampai ringsek di rumah Durian.

Setelah puas Yaro melempar kunci inggris sembarangan dan terduduk di atas konblok kelelahan.

"Sudah puas?" seseorang bertanya. Yaro kaget dan menoleh.

Dilihatnya Katya berdiri di belakangnya sambil nyengir.

Aaah Yaro lupa dengan GPS tracker. Tentu saja Katya jadi tau di mana dia berada.

Apakah berarti Katya juga sudah tahu dia habis dari rumah istrinya?

"Jadi sekarang gue selalu dimata-matain ya?" Yaro berkata sinis. Katya menghampiri ikut duduk di sampingnya.

"Jangan duduk di lantai Nona Fahima! Nanti bajunya kotor." Yaro menyindir karena Katya sekarang berpakaian seperti layaknya seorang perempuan biasa. Kemeja putih sederhana dengan celana bahan berwarna krem. Kepalanya ditutupi wig sebahu dengan make up tipis yang membuatnya kelihatan berkelas. Katya melempar sepatunya sembarangan.

"Melelahkan sekali seperti ini. Gue capek, Yarooo!" Katya malah curhat. Yaro waspada.

"Yaro, gue gak memata-matai. I just wanna know where are you right now, lo kok belom pegang hape juga?" Katya menjelaskan. (Gue cuma ingin tahu di mana lo sekarang.)

"Ada apa?" tanya Yaro dengan kaku.

"Borya bilang lo masih aja nanya siapa klien yang sebenarnya."

Yaro diam saja.

"Lo gak percaya kalau ini project pribadi gue?" tanya Katya.

Yaro tetap diam saja.

"Ini mobil Borya kan?" tanya Katya lagi.

"Kalian semua tidak bekerja dengan benar kali ini. Tidak ada profesionalisme. Gue benar-benar kecewa." Katya benar serius. Dia menghela napas lalu berdiri.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang