Bukan Firaun
Chapter 26Menjelang maghrib Yaroslav dan Nurhala baru sampai di area camping.
Letak-nya di sekitar Danau kawah Segara Anak.
"Anti hebaaaat! Sanggup berjalan sampai di sini! Ana dari awal yakin, anti bukanlah cewek manja. Anti pasti akan menikmati perjalanan ini." Yaroslav bangga sekali dengan istrinya.
"Saya juga tidak menyangka. Maasyaa Allah indahnya tempat ini. Jazaakallah khairan ya Zauji sudah mengajak saya ke tempat ini." Nurhala terpukau di pinggir danau kawah. Dia mengangkat tangannya mencoba merasakan angin yang semilir.
Perbukitan mengelilingi kawah, air danau membiaskan langit dan pepohonan hingga berwarna biru kehijauan. Semburat jingga menambah syahdu karena saat itu menjelang senja. Suhu udara jauh lebih menusuk daripada di bawah. Nurhala hanya memakai sarung tangan yang masih terlihat jari-jarinya. Dimasukkan tangannya ke dalam saku khimar-nya ketika puas merasakan angin.
Yaroslav menurunkan carrier-nya dan mengeluarkan bangku lipat.
"Anti duduk saja dulu! Minum! Eh...dari tadi anti kok gak pingin pipis ya? Atau ganti pembalut?" Yaroslav bertanya. Nurhala menjadi merah wajahnya.
Sebenarnya dia menahan-nahan terus karena masih belum kuat mental harus buang air kecil di semak-semak. Berniat ganti pembalut kalau tenda-nya sudah ada.
"Ayo, ana antarkan kalau mau pipis! Ayo cepat sebelum ana sibuk tanam tenda." Yaroslav gak sensitif banget deh.
"Di..dimana?"
Tuh di sana aja!" Yaroslav menunjuk sekumpulan semak-semak dan pepohonan teduh. Nurhala menoleh dan menatap kosong.
"Ayo! Biar ana jagain." Yaroslav memaksa.
Nurhala akhirnya berdiri dan berjalan menuju arah yang ditunjuk sambil memeluk ransel kecilnya.
Sesampainya di tempat tujuan Nurhala menoleh. Suaminya dari jauh melambai-lambaikan tangannya menyuruhnya cepat.
Nurhala bengong aja berdiri, mati gaya.
Yaroslav menghampiri dan bertanya.
"Kenapa?"
Nurhala cuma bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oh iya jangan lupa sampahnya dimasukkan dalam kantong double. Nanti kasih ana aja, biar dibawa balik ke bawah."
Nurhala makin kuat menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kenapa lagi?"
"Sa..saya...sa..saya...Bang Akmal saya gak bisa." Nurhala memegangi lengan suaminya merasa mau pingsan.
Yaroslav terdiam sebentar.
"Di jaman Nabi katanya kalau buang hajat juga di luar kan? Mereka aja bisa." Beeuh Yaroslav ngustadz.
"I..iya sih."
"Katanya anti memakai pakaian seperti ini ingin meneladani istri-istri Nabi?" Yaroslav terus menguatkan.
Sekelebat cahaya membangunkan alam bawah sadar Nurhala, dejavu.
"Jadi gak usah khawatir! Anti pasti bisa. Yang penting gak ada yang lihat kan? Ana yang akan jagain. Tisyu basah ada kan? Ooh gini-gini!"
Yaroslav menunduk dan mengangkat rok istrinya yang terpekik.
"Diam-diam!" Yaroslav memberi perintah. Khimar dan rok diikat jadi satu lalu disangkutkan ke dalam leher gamis. Nurhala diam aja walaupun terasa tangan suaminya mengutak-ngatik pakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?