Bukan Firaun
Chapter 91Akmal memanjat sebuah pohon dan duduk di dahan yang tersembunyi dedaunan. Kepalanya sakit dan hatinya gelisah. Dia mulai mempertanyakan dirinya sendiri. Akmal memejamkan matanya lalu berdoa dengan berbisik.
"Ya Allah, apakah hamba terlalu gegabah? Apakah hamba terlalu percaya diri? Kenapa baru juga mulai, hamba merasa ragu? Kenapa?"
"Kuatkan hati hamba ya Allah! Jangan sampai hamba terpengaruh oleh hal-hal yang terlihat indah. Jangan sampai hati hamba menjadi lemah. Mereka itu orang jahat. Hamba datang ke sini untuk berjuang. Jangan sampai hamba salah langkah, jangan sampai hamba gagal karena kebodohan."
"Istri hamba sudah berkorban baik perasaan maupun haknya. Dia juga berjuang mengatasi ketakutan dan mengatasi rasa cemburunya. Dia mendukung perjuangan hamba karena dia punya mental istri mujahid. Tapi hamba sekarang tidak merasa menjadi pejuang, hamba tidak merasa menjadi mujahid. Yang hamba rasakan adalah berjalan menerjang api tanpa kekuatan, menyeburkan diri ke dasar laut tanpa tabung oksigen. Ya Allah hamba merasa lemah saat ini. Hamba ingin pulang." Akmal menahan tangis kesedihan yang mendadak melanda.
Akmal bengong menatap kolam kecil yang terang, karena sekelilingnya ada lampu taman.
Diambil hapenya lalu dia menuliskan pesan ke istrinya.
"Bismillah, istri ana yang hatinya kuat dan berwajah tenang. Ana ingin pulang. Sepertinya ana tidak sanggup ada di sini."
Dalam waktu cepat istrinya membalas.
"Assalamualaikum, kenapa?" Ya ampun jawabnya gitu doang.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarokatuh." Akmal membalas salam. Tidak menjawab pertanyaan istrinya.
Pesan masuk lagi dari Hala.
"Semuanya terserah kamu. Kamu minta saya percaya, kali ini saya mencoba. Kamu mau pulang, saya juga senang."
"Ana plin-plan ya?"
"Saya bukannya ingin merusak keyakinan kamu. Jujur saya juga takut sekali. Bukan soal misi berbahaya kamu. Melainkan kembalinya kamu ke lingkaran masa lalu. Tapi berkali-kali kamu minta saya percaya. Berkali-kali kamu meminta saya move on. Berkali-kali kamu terlihat kuat, berkali-kali kamu bilang seorang muslim gak cuma menghafal Quran tapi harus berani berbuat demi umat. Saya tidak menyangkal itu semua, namun sebelum berbuat demi umat, apakah yakin diri ini telah kuat dalam beragama? Bukankah kita harus menyelamatkan diri sendiri dulu sebelum orang lain?"
"Sekarang ana paham." Akmal mengaku.
"Niat saja tidak pernah cukup, tapi yakinlah Allah akan memberikan kebaikan kepada setiap niat baik."
"Sebenarnya tujuan ana ke sini ada dua, satu untuk menghentikan pengeboman."
"Lalu apa yang kedua?" tanya Hala.
"Menghancurkan semua bukti kemaksiatan di masa lalu."
Istrinya tidak membalas, Yaro melanjutkan.
"Kalau ana pulang, apakah anti akan memaafkan ana jika Borya atau Katya memperlihatkan foto-foto itu lagi?" tanya Yaro.
"Maksud kamu jadi foto itu bukan editan?"
"Hala, ana capek menyembunyikan masa lalu."
"Saya juga capek suudzon." jawab istrinya.
"Hala, ana minta maaf tidak layak untuk anti. sekuat apapun ana berusaha berubah, semua yang sudah terjadi tidak mungkin terhapuskan. Terlalu banyak keburukan yang pernah ana lakukan. Ana mencoba mengingat, apakah ada kebaikan yang pernah ana lakukan dahulu? Tidak ada. Tidak ada satu juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?