Chapter 57

113 20 18
                                    

Bukan Firaun
Chapter 57

Kannaya hanya terhuyung saja pingsan sesaat, bangun lalu teriak-teriak lagi melihat ular mainan itu.

"Heis! Nay! Nay! Istighfar, Nay! Itu cuma ular mainan."

"Astaghfirullah, ular itu loncat ke kepala ana, aaaaak." Kanayya loncat-loncat kecil geli campur takut.

"Lihat nih cuma ular mainan!" Hala mengacungkan ular tersebut.
"Waaaaaak! Singkirin! Jangan kasih lihat ana!" Kanayya phobia dengan ular.

Hala melemparnya jauh-jauh. Tetangga yang nonton mulai ketawa-ketawa,
"ya Alloh, Neng! Kirain ada apaan."

"Gak ada apa-apa Bu! Maaf ya, bikin ribut." Hala meminta maaf.

"Ayo masuk, Nay! Sebentar lagi tukang balik dari Masjid." Hala mengajak masuk. Hasani merhatiin dari atas gak berani turun karena banyak orang.

Tetangga masuk ke rumah masing-masing, Naya masuk ke dalam rumah. Hala tetap tinggal dan menghampiri rumah pohon.

"Siapa di situ?" Hala bertolak pinggang sambil menghadap ke atas.

Hasani menongolkan kepalanya.

"Hehehe."

"Saya udah ngira, pasti kamu! Ngapain kamu jahatin Kanayya? Pergi kamu dari sini!" usir Hala.

"Jahatin? Lebay banget sih lu? Gua cuma mau negor Naya."

"Has! Sekarang kamu kurang ajar ya sama akhwat? Pergi kamu dari sini! Itu tempat pribadi saya. Enak aja main masuk-masuk."

Hasani loncat turun tepat di depan Hala.

"Sekarang lu juga kurang ajar ya sama tamu?" Hasani menoyor jidat Hala.

"Hasaniiii!" Hala memegang kepalanya, namun Hasani gak berhenti terus menoyor-noyor jidat Hala.

"Kalau bukan karena gua udah janji sama laki lu! Udah gua perkosa kali lu! Biar gak sok suci! Sok paling wow banget."

"Astaghfirullah." Hala balik badan ingin berlari. Namun Hasani memegangi khimarnya.

"Hasan! Lepas gak? Kalau gak saya teriak!"

"Teriak aja! Bilang aja ke semua orang lu mau diperkosa haha. Biar makin ngetop lu di sini."

"HASAN? Kamu berubah, Has! Kamu jahat sekarang!"

"Nunjuk orang memang gampang. Dasar cewek, otak di kaki."

"Hasani?" Kanayya keluar dari rumah Abah. Otomatis Hasani melepaskan khimar Hala sehingga nyuksruk.

"Assalamualaikum, Nay! Afwan tadi ana yang lempar ular dari atas. Afwan, maksudnya mau manggil tadi."

"Wa'alaikumsalam warahmatullah." Kanayya menolong Hala berdiri.

"Ayo masuk, Nay! Jangan peduliin orang gila ini." Hala menarik Kanayya yang terpaksa ikut masuk.

"Naaaay! Ana ta'aruf boleh gaaaak?" Hasani teriak.

Kanayya berhenti, Hala menariknya, "jangan dengerin! Ayo masuk, Nay!"

Kanayya berbalik dan melihat Hasani dari balik cadar hijaunya.

"Masih ingat ana kan? Ana Hasani. Ana sedang mencari istri. Boleh kita ta'aruf? Nanti ana kirimkan biodata melalui Nur." Hasani gerak cepat.

"Jangan harap saya mau." Hala menolak.

"Langsung aja kirim ke Abi!" Kanayya berbalik dan masuk ke dalam.

Hasani teriak, "syukron jazilan ya ukhti."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang