Bukan Firaun
Chapter 113Sampai terminal dua pelabuhan tentu saja Akmal dan Hasani kebingungan. Begitu banyak kapal tanker berjejer tidak tahu yang mana yang dinaiki Hala dan Katya.
"Silahkan kalian berdua periksa satu-satu!" Shin santai aja mengangkat satu kaki di atas sebuah batu. Tangannya bersedekap. Anting-anting katana-nya bergoyang tertiup angin. Jaketnya yang bermotif tulisan kanji juga berkibar-kibar. Shin udah kayak Yakuza dari Ciamis.
Akmal menarik jaket Shin dan menyeretnya ke pinggir dermaga. Tanpa belas kasihan dia melempar Shin ke laut.
Shin terlempar dengan makian yang bikin beberapa orang menoleh sebentar lalu kembali sibuk.
"Eh, busyet Mal! Mati entar Shin!" Hasani ngelongok ke bawah dengan pandangan ngeri.
"Itu hukuman buat pengkhianat." Akmal memandang ke sekeliling dengan putus asa bodo amat dengan keadaan Shin.
"Kita periksa satu-satu semua kapal?" Hasani memberi ide.
"Tidak mungkin kita menyelundup ke setiap kapal." Akmal mengambil hape dan mulai menghubungi Borya.
Kali ini yang menyahut Borya.
"Gue udah di terminal dua, balikin bini gue!"
"Dia gak mau."
"Paksa!"
"Paksa gimana?"
"Borya! Gak ada untungnya lo menahan bini gue."
"Yaro, posisi gue juga serba salah."
"Sejak kapan lo nurutin keinginan orang luar? Jangan bikin gue berpikiran buruk! Turunin bini gue dari kapal!"
"Dia tidak mau."
"Kenapa lo turutin sih?"
"Katya yang menyetujui keinginan bini lo."
"Kalian berdua egois. Kalian pikir gampang membongkar kasus ini? Gue mantan rampok bukan mantan detektif, Boraaaaaax!" Akmal sudah mulai jerit-jerit.
Hape di tangan Akmal direbut Hasani.
"Bini gua mana? Gua mau ngomong sama dia."
"Dia gak mau."
"Borya, jangan ikut campur urusan rumah tangga orang ya!"
"Ffft, rumah tangga apaan? Katya gak pernah mau kawin sama anak-anak."
"Borya, jangan sepelekan pernikahan gua dan Katya."
"Gue cuma ikutin kata Katya!"
"Bor, kami sudah menikah, sah di hadapan Allah. Gak begini caranya main pergi aja." Hasani terus berusaha membujuk.
Borya diam saja.
"Borya, help me please!" Hasani memohon.
"Vlad, lo masih muda dan masih punya keluarga. Hiduplah baik-baik mulai dari sekarang!" tumben-tumben Borya memberi nasihat.
"Bukan hak lu ngatur-ngatur hidup gua." tentu saja Hasani gak terima.
"Ini keinginan Katya. Justru karena Katya sayang makanya dia pergi."
"Bullshit! Pasti lo yang maksa Katya."
"Terserah lo mau bilang apa."
"Borya, please! Borya, please!" Hasani memohon. Akmal kembali merebut hape dari tangan Hasani.
"Lo jangan curang! Lo juga harus bantu project ini. Jangan enak-enakan aja sedangkan kita di sini susah."
"Okay, kalian tentukan di mana tempat ngumpul, nanti gue nyusul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?