Chapter 79

92 23 25
                                    

Bukan Firaun
Chapter 79

Hala menyetir scooter sedang di sampingnya suaminya mengikuti sambil meluncur dengan papan skate-nya.

Bersama Khaulah mereka berlibur ke Bali. Saat ini Abah menjaga Khaulah di kamar hotel memberikan kesempatan Akmal dan Hala menghabiskan waktu berdua.

"Baru kali ini saya liat kamu main begituan." Hala teriak di samping suaminya.

"Sekali-kali gak apa-apa kan?" Akmal meluncur tanpa helm dan pelindung siku. Kali ini Akmal hanya memakai kaos biasa dan celana kargo tiga perempat.

"Kamu jadi kayak anak nakal." Hala komen.

"Masa? Memangnya kalau main skate pasti anak nakal ya?"

"Bukan begitu, abis baju mereka suka aneh-aneh. Ngeri saya lihatnya."

"Sekarang ana aneh gak?"

"Kayak masih muda."

"Ana memang masih muda, baru juga umur dua lima. Orang lain seumur ana banyak yang masih tinggal sama orang-tuanya." ucap Akmal pongah.

"Saya masih suka aneh bisa punya suami seperti kamu."

"Ana tidak merasa aneh punya istri seperti anti. Impian sejak kecil soalnya."

"Boong banget." Hala mencibir.

"Ana waktu kecil suka ngayal punya istri yang pakai baju hitam." ucap Akmal tanpa menambahkan yang dia maksud itu anak metal.

"Masa kecil-kecil sudah ngayal punya istri?" Hala tentu saja gak percaya.

"Ya pacar sih maksudnya, haha." Akmal mengaku sambil ketawa.

Mereka berdua lalu putar balik lagi. Karena hanya di jalan kecil itu saja yang mulus sehingga bisa dilewati papan skate. Kebanyakan jalan di Legian Bali memang berbatu kecuali jalan raya. Tentu saja tidak mungkin mereka ke jalanan.

"Ternyata masih banyak tentang kamu yang saya belum tahu." ucap Hala.

"Tentu saja. Hidup ana dulu up side down banyak keramaian. Tapi sama sajalah, banyak juga tentang anti yang ana tidak tahu. Misalkan semasa sekolah anti ngapain aja?"

"Kalau saya gitu-gitu aja, ke sekolah tiap hari. Pulang terus sore-sore ngaji. Gak ada yang spesial."

"Iya juga yah, gak seperti ana yang umur empat belas tahun sudah masuk penjara anak, umur lima belas dijual ke Bali oleh pedagang anak, umur tujuh belas sudah bisa nyolong mobil mewah, umur dua puluh ke Thailand, masuk musium untuk ngerampok barang antik."

"Astaghfirullah, kok baru cerita sekarang?" Hala kaget.

"Semuanya kan aib. Apakah ana harus menceritakan semua aib? Semua hidup ana di masa lalu itu aib. Makanya ana suka bingung mau cerita yang mana."

"Iya juga ya? Tapi sebenarnya saya senang mendengarnya. Seperti menonton film."

"Senang mendengar maksiat?" Lirik Akmal sambil nyengir.

"Aaaah iya juga ya, Bang? Gak boleh ya senang mendengarnya?"

"Ana juga takut senang menceritakannya. Tapi memang ana ingin berbagi banyak hal dengan anti, namun ya itu takut anti il fell juga sama ana." pancing Akmal.

Nurhala terdiam sambil menyetir scooter di samping suaminya fokus melihat ke depan.

"Hei cantik yang berbaju hitam! Kok bengong?" Akmal memanggil istrinya.

"Saya tidak cantik." ucap Hala serius merusak suasana.

"Masa? Kok Hasani bisa suka sampai belasan tahun?" Akmal gak sengaja keceplosan.

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang