Suami Kriminal
Chapter 08Nurhala membaca kalimat pertama yang terketik rapi di atas selembar kertas.
"A..a..akhirnya kita ketemu juga ... ya?"
"Jangan gagap!" Yaroslav memperingati.
"Ini buat apa?"
"Baca aja! Gak usah banyak tanya!"
"Akhirnya kita ketemu juga ya?"
"Nah bagus gitu, lanjut!" Yaroslav mengangguk-angguk.
"Bang, ini buat apa? Jangan celakain Bang tolong!"
"Demi arwah orangtua gue yang gak tau kuburannya di mana, gue bersumpah gue bukan mau nyelakain, gue itu mau nyelamatin hidup lo."
"Jangan bersumpah atas nama makhluk!"
"Maksudnya?"
"Bersumpahlah atas nama Allah!" Nurhala meminta.
"Demi Allah gue bukan mau nyelakain tapi mau menyelamatkan hidup lo." Yaroslav mengulanginya lagi.
"Kenapa?" Tanya Nurhala.
"Karena gue kasihan sama lo Hala. Anggap aja ini sebagai balas jasa karena lo udah bantu nyariin bandul berlian."
"Dengan cara menodongkan pistol, masuk paksa ke dalam kamar, dan menyuruh gua membaca kalimat yang tidak jelas seperti ini? Ada apa sebenarnya?"
"Gue sebenarnya gak mau memakai cara seperti ini, tapi gimana cara bisa ngomong sama lo kalau bukan begini caranya?"
"Tapi seperti ini menjatuhkan martabat, laki-laki masuk ke kamar, hanya berdua aja. Apalagi sebentar lagi gua akan dilamar. Lu bukan menyelamatkan hidup, tapi mencelakakan."
"Kalau dia laki-laki yang baik dia akan percaya sama lo."
"Siapa yang akan percaya sama akhwat yang berkhalwat dengan ajnabi di kamarnya?"
"Jelaskan arti khalwat dan ajnabi?"
"Kita berduaan saja di sini itu namanya khalwat, lu laki-laki asing disebut ajnabi."
"Baiklah, tapi kan lo dipaksa, jadi lo gak salah. Kalau lo masih dituduh yang enggak-enggak, berarti dia gak pantas jadi suami lo."
"Gua yang gak pantas untuk siapapun kalau sudah begini." Nurhala menunduk dan memeluk perutnya sendiri.
"Dengarkan nasihat gue, Hala! Jika ada laki-laki yang meminta lo jadi istrinya, ceritakan kejadian ini padanya terus terang. Lihat reaksinya! Jika dia tidak bisa menerima, berarti dia gak pantas untuk lo. Tapi kalau dia menerima, maka pertimbangkanlah!"
Nurhala mengangkat wajahnya.
"Siapa yang mau menerima kejadian seperti ini?"
"Gue yakin pasti ada."
"Laki-laki gak baik pasti."
"Apa laki-laki yang suka buruk sangka itu laki-laki yang baik?"
"Wajar buruk sangka jika gua begini."
"Lo takut banget ya kehilangan bocah culun itu?"
"Gua takut menjadi perempuan yang buruk, selama ini gua selalu berusaha menjaga diri, demi ketaatan kepada Allah, demi sayangnya gua sama Abah dan Emak rahimahullah, demi suami gua nanti."
"Menderita amat hidup lo?"
"Hidup gua bahagia, gua bisa merasakan kasih sayang Allah, kita berbeda."
"Gue juga bahagia, duit gue banyak."
"Duit hasil ngerampok?"
"Yang gue rampok kan juga rampok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?