Bukan Firaun
Chapter 73Hasani dari kegelapan melihat Akmal meninggalkan rumah.
Tadinya dia ke situ mau mempertanyakan kenapa Nurhala mengacaukan pertunangannya. Tidak disangka malah mendengar Nurhala minta khulu.
Hasani duduk di samping rumah. Dia termenung.
Entah berapa lama dia duduk hingga terdengar suara pintu dibuka. Dilihat Nurhala menggendong Khaulah, sambil membawa sebuah tas bayi.
"Nur, lu mau ke mana?" Hasani menegurnya.
Nurhala menoleh dan melihat Hasani.
"Ngapain kamu ke sini?"
"Mau merkosa." jawab Hasani asal aja.
Nurhala berjalan meninggalkan namun Hasani mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti.
"Gua tahu, Nur! Kalau Akmal dan Katya itu pernah pacaran."
"Gua punya foto-foto pas mereka bersama lho. Mau lihat? Beuuh tato mereka aja sama. Tato kelinci. Letaknya sama, di punggung sebelah kanan, so sweet. Mereka sudah tinggal bareng selama lima tahun. Dan lu tau gak kenapa akhirnya Akmal menghilang ninggalin Katya? Bukan sekedar masalah pengkhianatan urusan kerjaan. Itu cuma alasan aja, Akmal memang sudah merencanakan ingin vanish."
"Saya tidak mau mendengarnya."
"Tapi lu harus." Hasani dengan cepat merebut Khaulah lalu lari ke dalam rumah. Hala berlari menyusul. Dilihatnya Hasani menggendong Khaulah sambil bermain-main dengan pisau lipat.
"Anggap saja sebagai balas jasa karena lu telah menggagalkan pertunangan gua dengan Naya."
"Kembalikan Khaulah!"
"Pisau ini pendek sih cuma tiga senti. Kalau ditusukin ke perut gak bakal mati, eh gak tau sih kalau balita." Hasani menempelkan ujung pisau ke pipi Khulah yang tertidur pulas di pundaknya.
"Jangan! Jangan sakiti Khaulah!" Hala memohon.
"Enggaklah! Makanya yang manis!" Hasani tersenyum.
Nurhala terjatuh ke lantai, lututnya berasa goyah mendengar ancaman Hasani.
"Nah bagus, duduk deh biar gak pegel." Hasani juga duduk di bangku sambil menepuk-nepuk punggung Khaulah.
"Hebat ya lu kagak nangis! parah lu Nur, anak mau ditusuk tenang aja! Salut gua." Hasani terus mengejeknya.
Nurhala diam saja sambil menunduk.
"Akmal itu vanish karena cemburu melihat Katya tidur sama cowok lain. Wkwk, makanya dia kabur dan gak mau ketemu lagi."
"Lu pasti mikirnya gua ngarang. Terserah sih. Kalau yang itu gua memang gak punya bukti." Hasani menaruh Khaulah di sampingnya. Setelah itu dia mengeluarkan hape dari sakunya.
Nurhala berusaha berdiri ingin lari namun Hasani dengan sigap merenggut khimar Nurhala di bagian kepala. Dipaksanya untuk melihat gambar di hape-nya. Nurhala menutup matanya.
"Buka! Buka mata! Bukaaaaa!"
"Saya tidak mau melihatnya. Saya mau pergi malam ini. Biarkan saya pergi." Hala meronta berusaha melepaskan tangan Hasani dari khimarnya.
"Halah, paling pergi ke sebrang, ke rumah Abah."
"Lepaskan saya, Hasan!"
"Lihat! Lihat! Buka mata lu! Lihat gak?"
"Saya tidak mau lihat."
"Lihat atau gua tusuk Khaulah!"
Akhirnya Nurhala melihat foto tersebut. Wajah Akmal terpeta jelas, masih dalam keadaan tidak berjenggot dan bertelanjang dada duduk di atas ranjang yang terlihat sekali berantakan. Rambutnya tipis seperti biasanya, namun terlihat sekali raut kemudaannya. Dia di situ tidak tersenyum sedangkan Katya yang rambut ikalnya berwarna ungu tercepol asal-asalan di atas kepala, berbaring telungkup tanpa pakaian, selimut hanya tersampir sampai pinggang hingga terlihat tato kelinci di punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?