Chapter 10

137 27 6
                                    

Suami Kriminal
Chapter 10

"Shin carikan materi ngapain aja kalau di dalam Masjid!" Yaroslav memberi perintah.

"Okay, trus semua parcel ini mau dibawa kemana?" tanya Shinichi.

"Kirim by delivery ke Panti Asuhan Cemara Hijau!"

"Baiklah!"

"Cara-cara ke masjid dari alirannya ustadz Abdullah Baihaqi, jangan sampai salah Shin! Buku-buku yang lo pesen udah lo pastikan alirannya kan?"

"Ya gue beli di tempat yang sama jual gamis sih. Udah datang barangnya tinggal susun aja di lemari. Sofa tapi belum datang nih masih dua hari lagi katanya."

"Okay, bukain semua plastik-nya ya!"

"Siap, Bang Yaro."

Yaroslav membuka kotak pudding buah di atas meja kecil.

"Ada piring, sendok?" tanyanya.

"Sudah gue bawain tapi masih di dalam kotak semua."

Shinichi mau bangun dari laptop-nya. Yaroslav melambaikan tangannya agar Shinichi tetap di lantai.

Yaroslav membuka dus piring-piring lalu mulai memotong pudding buah buatan Nurhala memakannya di situ juga sambil berdiri.

"Bang, mereka gak boleh makan sambil berdiri." Shinichi mengingatkan.

"Oh ya?"

"Nanti gue rangkumin deh larangan-larangan di dunia mereka. Siap-siap aja, Bang Yaro! Mungkin bisa jadi novel wkwk."

"Mempersulit diri." Komen Yaroslav.

"Mendingan di penjara kayaknya wkwk." Shinichi menambahkan.

"Makanya Hala harus kita selamatkan."

"Maksudnya?"

"Gue perhatiin hidup-nya terkekang banget. Udah sama Babe-nya digituin, berikutnya sama si-culun Hasani. Kasihan banget tuh cewek. Dia harus kita ajak melihat dunia."

"Ehem...soal bandul gimana?" Shinichi mengingatkan.

"Sudah ketemu." Yaroslav ngaku.

"Ooooh." Shinichi gak ngorek-ngorek lagi.

"Gimana cara nyelamatin Hala? Dan kenapa? Jelasin dong, Bang! Biar gue tahu dengan jelas misi ini." Shinichi menuntut penjelasan.

Yaroslav meletakkan sendok pudding lalu berdiri di depan jendela sambil menatap halaman belakang rumah Nurhala.

"Kita recruit dia jadi anggota baru kita! Dia pemberani, materi yang bagus buat dilatih."

Shinichi berhenti mengetik.

"Hah?"

"Kita harus bikin dia terbuka pikirannya, jangan sampai dia menyia-nyiakan hidupnya di bawah penindasan laki-laki. Diperintah dan diatur tanpa punya kebebasan. Sampai-sampai wajahnya saja tidak boleh terlihat, berteman dilarang, memakai perhiasan dilarang, pakai baju hanya warna hitam, jendela kamarnya selalu rapat seperti di dalam kandang, ketawa takut, foto selfi gak boleh."

Yaroslav menoleh ke Shinichi yang mengamatinya bengong.

"Menurut lo kasihan gak hidupnya?"

"Eeer...boleh kok pakai warna lain, di tempat jual baju banyak warna lain, tapi memang gelap semua. Emang gak boleh ketawa?" Shinichi gak percaya.

"Sepertinya gak boleh, kasihan banget ya."

"Mana mungkin dia mau di recruit, Bang Yaro."

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini selama mau berusaha."

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang