Chapter 05

153 27 8
                                    

Bukan Kriminal
Chapter 05

Suasana tenang damai di toko buah Haji Naimin. Gangguan dari rampok narsis sudah tidak ada lagi.

Waktu itu Yaroslav menghampiri Nurhala, mengambil bandul berlian dari tangannya dan pergi tanpa mengatakan satu patah katapun.

Nurhala menatap punggung Yaroslav yang jalan menjauh dengan tangan masuk ke dalam saku jaket. Nurhala berdoa semoga orang tersebut bisa mendapatkan hidayah dan bertemu dengan orang-orang muslim yang baik.

Sepekan berlalu, Hasani masih ngambek dengan kejadian waktu itu. Nomor WA Nurhala di block. Nurhala tadinya mau mendatangi rumahnya tapi merasa ragu. Jika Abah tahu dia datang ke rumah laki-laki pasti akan mengamuk.

Nurhala sering duduk di halaman belakang rumahnya berharap Hasani lewat sehingga dia bisa mengajaknya bicara. Namun Hasani tidak pernah kelihatan batang hidungnya.

Benarkah selama ini Hasani menganggap dirinya sebagai calon istri?

Yang Nurhala ingat, semenjak kecil memang sering banget Hasani meledeknya.

"Lu kalo begini terus gak bakalan ada yang mau jadi suami. Masa cewek gak pernah pake rok? Tapi gak papa, Nur, kan ada gua yang bersedia berkorban jadi suami wkwk."

"Kok lu sekarang pake rok? Disuruh Abah? Wkwk aneh lu pake rok selain rok sekolah. Gua yakin temen-temen kita pasti ngakak liat lu pake rok."

"Eh Nur, kita dibilang pacaran sama anak-anak di sekolah, padahal kan kita tunangan ya? Wkwk."

"Nur, si Pian demen ma lu, gua bilang aja kalau lu calon istri gua, eh dia percaya wkwk."

"Tadi gua diomelin lagi sama Abah, katanya jangan suka gangguin lu, Nur. Gitu amat Abah sama calon mantu wkwk."

Terlalu sering Hasani becanda seperti itu sehingga Nurhala tidak pernah menanggapinya serius.

Dia mana tau kalau malam itu Hasani serius. Ngomongnya aja santai banget seperti biasanya.

Nurhala merasa diperlakukan tidak adil, bukan salah dia dong kalau selama ini tidak merasa.

Nurhala teringat pertanyaan dari rampok narsis.

"Lo suka gak sama dia?"

Nurhala gak bisa menjawab. Yang pasti dia sering mendengar kajian. Kriteria calon suami, tidak termasuk di dalamnya harus cinta.

Cinta akan datang dari rumah tangga yang ada ketaatan di dalamnya. Nurhala mempercayai itu.

Hasani sudah ngaji, tidak pernah sekalipun Nurhala ingat Hasani membahas cewek lain. Hasani rajin belajar gak seperti dia yang gak suka belajar. Makanya Nurhala memutuskan tidak melanjutkan kuliah dan membantu usaha Abah saja. Nurhala membuat aneka makanan dari buah yang cukup laku dipasaran. Nurhala berjualan online sehingga pelanggannya sudah lumayan banyak selain warga sekitar.

Hasani sangat baik perlakuannya kepada bunda-nya yang sudah menjanda lama. Hasani juga sudah punya gaji walaupun dari bunda-nya sendiri.

Terdengar seperti calon suami ideal.

"Lo suka gak sama dia?" Kembali pertanyaan itu bergema di kepala Nurhala.

Ah Nurhala benar-benar gak tahu jawabannya.

Nurhala terus berpikir sambil memotong-motong buah di halaman belakang, dia masih berharap Hasani lewat.

"Assalamualaikum."

Nurhala mengangkat wajahnya. Dilihatnya seorang laki-laki bergamis berdiri di pintu pagar.

"Waalaikumussalam warahmatullah, ya?"

Bukan FiraunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang