Bukan Firaun
Chapter 27"Mana Hasan?" tanya ikhwan C melihat Akmal nongol sendirian.
Yaroslav menoleh ke belakang.
"Oh iya? akhi Hasani mana ya? Perasaan tadi ada di belakang ana?" Yaroslav terlihat bingung.
"Pipis kali dia." ikwhan A ahli dibidang ini sepertinya.
"Mungkin juga, sudah ya! Ana mau tidur. Kalian kalau mau summit, sebaiknya tidur dari sekarang. Shawn, antum juga ya!" Yaroslav mengingatkan.
"Siap, Bang! Makan dulu lah, Bang." Shinichi mengangguk sedang ikhwan ABC tengak tengok gak ngerti arti summit.
Yaroslav mengambil sleeping bag lalu bersiap tidur. Baru juga rebah, dia bangun lagi.
"Kalian udah pada shalat Isya?" tanya Yaroslav lembut. ikhwan ABC geleng-geleng semua. Shinichi masih suka gak bisa bedain, Yaro acting atau beneran mau shalat sih?
"Ayo kita wudhu di danau!" ajak Yaroslav.
"Tunggu Hasani gimana?" tanya ikhwan C.
"Terserah kalian!" Yaroslav gak mau nunggu dan langsung berjalan ke kolam.
Ikhwan B melepas sepatu pinjaman hati-hati dan mengikuti Yaroslav ke kolam. Ikhwan A dan C akhirnya ikut juga. Terakhir Shawn agak terpaksa.
Selesai shalat isya berjamaah dengan imam ikhwan C yang hapalannya paling banyak, Yaroslav kembali masuk ke sleeping bag. Dalam sekejap dia tertidur.
Shinichi mengeluarkan dua buah kupluk, dua buah sarung tangan, dua buah syal dari carrier-nya dan melemparkan ke ikhwan ABC.
"Cuma ada dua-dua nih! Bagi-bagi deh di antara kalian! Kalian bawa bekel apaan?" Shinichi kebiasaan ngurusin Yaroslav, jadinya gatel ngeliat ikhwan ABC tampak kurang terurus.
"Mamah, gua cuma bawa indomie, beras, abon, rendang, semur telor, kentang mustofa, sambel terasi, timun, terong bulet, teri kering, sayur asem, gak tau yang laen." ikhwan B memanggil Mamah ke Shinichi.
"He? Lo mo botram atau mo naek gunung?" Shawn heran, kalo makanan lengkap bener bawanya.
"Kurang lebih sama lah, gua, tapi tambah dodol, biji ketapang, akar kelapa buat cemilan." ikhwan A menambahkan, ikhwan C juga membuka ransel-nya.
"Gua juga kurang tau, Mak nyiapin apa ya?" ikhwan C menjatuhkan isi ransel-nya.
Berserakan aneka makanan dan minuman sachet.
"Mak lo punya warung ya?" Shinichi ngeledek sebenernya.
"Ho'oh, kok tahu? Yok ngopi!" Ternyata bener punya warung.
Ikhwan ABC langsung semangat.
"Peralatan masak kalian bawa?" tanya Shinichi.
"Lu bawa kan, Lil?" tanya ikhwan A ke Choiril.
"Lha gua pikir elu yang bawa, San?" ikhwan C malah balik nanya.
"Gua bawa korek neh." ikhwan B memberi laporan.
Shinichi tepok jidat.
"Teroooos ngapain bawa beras, indomie, kopi kalau gak ada alat masaknyaaaa?"
"Hasani bawa kalee." ikhwan C mencari-cari dengan matanya.
"Lagian kalo camping tu sebaiknya bawa makanan bergizi, nasi dan lauk pauk sebanyak itu, nanti bikin kalian gampang be'ol." Shinichi mulai ngajarin.
"Oh gitu ya, Mah?" ikhwan B mulai selonjoran di tiker.
"Mending bawa kentang goreng, sosis, biji-bijian, cereal sama coklat." Shinichi menyalakan kompor gas-nya mulai memasak air. Mengeluarkan gelas-gelas plastik tahan panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Firaun
RomanceSeorang perampok jatuh hati pada seorang akhwat yang tidak pernah menangis. Lalu gimana ceritanya sehingga mereka bisa menikah?